• About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
LSPT
Home Pesantren Kiai

Iwan Fals dan Gus Maksum, Pendekar Pagar Nusa

Abdurrahman by Abdurrahman
2021-11-21
in Kiai, News, Santri, Tokoh
1 0
1
Iwan Fals dan Gus Maksum

Iwan Fals dan Gus Maksum bersama Gus Dur (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

Iwan Fals dan Gus Maksum, seorang pendekar Pagar Nusa memiliki kisah unik pada waktu Kantata Takwa Samsara menggelar konser di Parkir Timur, Senayan, Senin malam, 6 Juli 1998.

Saat massa penonton terlihat beringas dan kemudian merangsek ke atas panggung sebetulnya mereka ingin berebut menyalami dan memeluk Iwan Fals, sehingga Iwan Fals pun kerepotan karena ternyata dia pun tak mampu meredam keberingasan massa penonton waktu itu.

Apalagi massa lainnya kemudian juga melempar berbagai benda yang ada di sekitar mereka: botol plastik, kaleng minuman, dan lain-lain.

“Di saat yang gawat itulah muncul KH Maksum Jauhari, kiai Nahdatul Ulama dari Kediri, Jawa Timur, yang sehari sebelumnya mengikuti” istigotsah kubro” bersama para “Nahdliyin” di tempat yang sama.

“Dengan sekali sentakan tangannya, berbagai benda tadi jatuh ke tanah sebelum sempat menyentuh Iwan Fals dan kawan-kawan di panggung: Setiawan Djody, Sawung Jabo, Yockie Suryoprayogo, penyair Rendra, dan lainnya”.

“Bukan hanya itu, massa yang kian brutal itu pun terjengkang ke tanah bak dihempas sabetan topan”.

Sesungguhnya Gus Maksum tidak berencana mengeluarkan ilmu kesaktian. “Aku tahu, risikonya berat,” kata Gus Maksum.

Baca Juga: Pelajaran dari Gus Dur

Hanya karena beliau “Kasihan”melihat Iwan yang ditarik-tarik massa hingga tidak berdaya itu, maka dengan terpaksa beliau keluarkan ilmu tenaga dalam tanpa menyentuh, orang-orang pun terjungkal.

“Mana aku tega mendiamkan orang-orang mengusik Iwan di depan mataku sendiri. Padahal aku tahu pasti, Iwan berusaha menenangkan penggemarnya. Eh, mereka malah nekat, nggak peduli dan terus memaksa Iwan,” tutur beliau.

Sejak awal kerusuhan sebisa mungkin Gus Maksum mencoba menenangkan massa.

Dibujuknya massa agar ikut melafalkan sholawat. Karena bujukan beliau tidak digubris, dan massa terus merangsek, Gus Maksum berteriak lantang, “Silakan maju, kalau berani! Aku juga “wong” Arek yang bisa memecahkan kepala kalian!”

Ucapan beliau itu mungkin tak terdengar massa. Dan massa tambah beringas dan terkesan balik menantang.

Gus Maksum sebetulnya pantang mengeluarkan ilmunya. ”Tetapi karena waktunya terdesak, masa aku pasrah. Ya, itung-itung bela diri,” ucap beliau.

Kisah Iwan Fals dan Gus Maksum ini dari berbagai sumber.

Tags: Gus DurGus SholahIwan FalsNahdlatul UlamaPagar NusaPesantren
Previous Post

SMA Trensains Tebuireng Masuk Top 1.000 SLTA

Next Post

Fase Pembelajaran Ilmu Hadis Menurut Dr Ubaydi

Abdurrahman

Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng dan aktif di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri

Next Post
Hadis Nabi dan Kedudukan Ilmu Hadis

Fase Pembelajaran Ilmu Hadis Menurut Dr Ubaydi

Comments 1

  1. Ping-balik: Karomah Mbah Thohir Bungkuk, Guru Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari - Dakwah | Kabarwarga.com

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Perjalanan Rumah Tangga Buya Arrazy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Istri Ketiga Pendiri ACT Terima Aliran Dana Umat?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendiri ACT, Dekat PKS dan Kritik Jokowi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratibul Haddad dan Segala Khasiat Membacanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan, sugeng ambal warsa ke-78 KH A. Mustofa Bisri @s.kakung . Semoga selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan dan hidup yang penuh barokah. Aamiin...  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #harlah #gusmus #tokohnasional
  • "Urip nang dunyo ora perlu kepingin dadi opo-opo lan ora perlu khawatir ora dadi opo-opo," dawuh dari KH Chusaini Ilyas.  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #dawuh #mutiarahikmah #nahdlatululama #nahdliyin #chusainiilyas
  • Niat puasa Asyura  نويت صوم عاشو راء سنة لله تعالى  Nawaitu shauma Âsyûrâ-a sunnatan lilâhi ta’âlâ.  “Saya niat puasa sunah Asyura karena Allah ta’âlâ.”  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #sunah #puasa #muharram
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ  Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya Ustazah Nurul
  • Niat puasa tasu
  • Seminar Nasional Universitas Hasyim Asy
  • Orang yang meninggalkan salat karena udzur seperti orang yang lupa atau tidur maka ia tidak mendapatkan dosa melainkan tetap wajib mengqhada shalatnya. Sedangkan orang yang meninggalkan salat karena sengaja ia mendapatkan dosa dan wajib segera mengqadha salatnya.  Oleh karena itu, meninggalkan salat karena udzur atau sengaja tetap sama-sama wajib qadha.  Adapun tidur atau lupa yang dikategorikan udzur di sini adalah tidur atau lupa yang tidak lalai. Misalnya orang yang tidur sebelum masuknya waktu shalat atau orang yang tidur setelah masuknya waktu shalat akan tetapi pada kebiasaannya ia selalu bangun sebelum keluar waktu shalat atau ia memesan untuk dibangunkan kepada orang yang jujur dan dipercaya untuk dibangunkan sebelum keluar waktu shalat. Maka ketika ia tidak bangun hingga keluar waktu shalat, hal tersebut dianggap udzur dan tetap wajib mengqhada shalatnya.  Mengqadha salat tidak memiliki tata cara khusus dalam pelaksanaannya. Jumlah rakaat maupun gerakan-gerakannya tetap sama dengan salat yang ditinggalkan. Hanya saja, dalam lafadz niat salatnya ada yang diganti, yaitu ada’an diganti dengan qadha’an.  Contoh :  أصلي فرض الصبح ركعتين مستقبل القبلة قضاء لله تعالى  Usholli fardhos subhi rok’ataini mustaqbilal qiblati qodho’an lillahi ta’ala.  Refresensi : Fath al-Mu’in Bisyarhi Qurroti Al-‘Ain bi Muhimmati Ad-Din, At-Taqrirot As-Sadidah Fil Masa’il Al-Mufidah.  Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #keislaman #salat #fiqih
  • Bincang Santai kali ini hadir dengan edisi spesial, yakni dalam rangka memperingati Harlah ke-123 Pesantren Tebuireng. Pesantren Tebuireng didirikan Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan selamat harlah ke-123 tahun Pesantren Tebuireng.  "Mengawal Perpaduan Islam dan Indonesia"  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #gussholah #ipangwahid
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist