tebuireng.co – “Saya backgroundnya industri kreatif dan parawisata. Pada masa waktu pandemi, saya melihat data BPS (Badan Pusat Statistik) memang menunjukkan pariwisata dan industri kreatif turunnya lumayan signifikan. ujar Ipang Wahid
Di situ saya melihat pertanian, kelautan, makanan itu yang paling bagus, 14,6 % dari data BPS. Otomatis saya shifting (geser) di bidang pertanian dan kelautan itu belum lama. Baru April, kira-kira satu-dua bulan saat awal pandemi,” ungkap Irfan Asy’ari Sudirman Wahid (Ipang Wahid) saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Pagi TvOne dengan tema Resep Ampuh Melawan Pandemi, pada Senin (15/02/2021) pagi tadi secara virtual.
Pengusaha Industri Kreatif ini menjelaskan, “Kita harus menerima keadaan pandemi ini, kalau kita tidak bisa cari jalan keluar, kita harus move on. Kita cari plan B, C, D, kira-kira apa gitu. Dan karena memang saya baru mulai, tidak selamanya akan langsung mulus, tapi akan rintangan dan segala macam. Tapi bagi saya tidak masalah itu, yang penting adalah kita sudah melakukan hal benar. Itu lah yang membuat saya optimistis. Saya ajak beberapa kawan-kawan ayo kita mulai masuk ke ranah ini. Karena terutama agro, kelautan, budidaya, itu sangat luar biasa,” ungkap Ipang.
Lanjutnya, Pemerintah harus melepaskan bahwa pembangunan itu harus ada di daerah. Jadi harus tersebar ke daerah. Kalau saya memang targetnya memang ekonomi pesantren. Pemberdayaan pesantren berbasis ekonomi atau berbasis desa. Nah ini yang harus kita gerakkan.
“Saya rasa tidak susah, ada beberapa hal-hal yang memang bisa kita kembangkan, besarkan supaya itu mengalir terus. Intinya gini, dulu ini pernah saya paparkan dalam rapat terbatas dengan Pak Presiden di Borobudur, ‘Pak ini konsep meja seribu kaki’. Kalau meja kakinya empat tertimpa beban berat itu bisa patah tapi kalau kakinya seribu akan kuat,” jelasnya.
“Bisa dibayangkan kalau desa diperkuat, pesantren diperkuat, manakala ada pandemi seperti ini maka impactnya, dampaknya tidak akan sebesar ini karena masing-masing desa dan pesantren bisa mandiri.
Dari Mana Memulainya?
Mulai darimana? Jika ingin memulai hal yang serupa. “Menurut saya paling gampang cari info dulu. Kira-kira interestnya mereka dimana. Begitu interest (ketertarikan) sudah ada, mereka cari kira-kira pertumbuhan ekonominya yang masih bagus di mana. Kira-kira ini masih bagus, di budidaya apa, misalnya,” Lanjut Ipang Wahid.
“Paling tidak belajar dulu. Setelah belajar mereka ikut kelas, kemudian cari interestnya di bidang mana. Kemudian mulailah dari hal kecil. Bisa dari rumah atau lahan mana. Nah dari situ saya rasa akan sangat bisa berkembang. Tidak bisa langsung besar. Teman-teman milinenial banyak sekali perkembangannya, basic digital, milenial itu bisa dropshiping, dari mana-mana.
Anak saya saja ambil barang di Cina jualannya di Amerika. Saya rasa mereka bisa masuk pada hal-hal yang tidak kita duga. Jadi ya harus mengerti permasalahannya apa, interest incomenya (peluang pendapatan) di mana, kita mulai dari situ,” jelas putra pertama KH. Salahuddin Wahid ini.
Di akhir sesi, Gus Ipang menambahkan, “Jadi menurut saya, saya akan tetap berpikir kreatif, itu luar biasa segala-galanya. Kita tidak bisa ngomong ke belakang, kita harus ngomongnya ke depan. Memang zaman sekarang dimudahkan dengan internet.
Jadi hadirkan IoT (Internet of Thing). Itu dari hal yang paling gampang adalah kalau saya mainan hp whatsapp, saya menghindari hal-hal yang bisa menggeruskan imun semisal grup whatsapp yang negatif bawaannya, termasuk yang bahas politik bosen lama-lama akhirnya imunya turun. Kedua, kalau mau masuk grup whatssap yang produktif, kira-kira kita bisa apa. Oh, ada open PO ini. Lalu main media sosial, saya rasa harus karena milenial jaman sekarang luar biasa jaringannya melalui media sosial.
Jadi being creative adalah segala-galanya bagi saya. Saya ada tebuireng initiatives, baru launching, kita mau bangun jaringan pesantren tapi yang berbasis ekonomi supaya pesantren melek digital. Digital adalah penting,” pungkasnya.
Pewarta: Sutan
Sangat inspiratif Gus…. Luar biasa 👍👍👍