tebuireng.co – Melanjutkan dakwah selanjutnya (Selasa, 22/03), Gus Miftah dengan Gus Ipang Wahid menuju ke Pesantren Amanatul Ummah Pacet (Prof. Dr. KH. Asep Chalim) dengan ribuan para santri Amanatul Ummah di Masjid Raya KH Abdul Chalim menyambut kedatangan Gus Miftah dan Gus Ipang Wahid dalam rangkaian dakwah dengan para santri dan wali santri. Di buka dengan kyai asep menyampaikan visi misi Amanatul Ummah dengan ditirukan oleh seluruh santri amanatul Ummah dengan tujuan untuk menguatkan, meneguhkan serta menguatkan akan visi misi pesantren ini.
Gus Miftah dalam ceramahnya pada teman-teman santri :
“Mimpilah jalan hidup, jangan hidup dalam mimpi”.
“Santri bisa menjadi apapun. Presiden contohnya Gus Dur, Wapres contohnya Yai Ma’ruf Amin, Gubernur contohnya Bu Khofifah, kreator dan komunikasi contohnya Gus Ipang Wahid, ulama yang kaya raya contohnya adalah Yai Asep, dll.”
Di tambahkan Gus Miftah Di dalam kitab Alfiyah ada kalimat yang disukai “Lirraf’i wa nasbi wa jarri na sholah”. Dhommir na bila ketemu dengan rofa’, nasob atau jer tetaplah menjadi na, tidak akan berubah. Apapun yg terjadi nanti, dimanapun berada maka tetaplah santri, jangan sampai berubah, tawadlu’lah dengan para guru-gurumu dan kyai-kyaimu. Syi’ir ini menjadikan TEGUH PENDIRIAN. Santri ketika keluar, harus tetap teguh, jangan sampai tergerus dengan perkembangan zaman, akhirnya yang terjadi adalah degradasi moral yang luar biasa. Maka santri harus kuat pendirianya agar generasi penerus ini bisa mewarnai bangsa yang berakhlakul karimah.”
Antusiasme para santri dengan banyaknya Quote-quote beliau yang kekinian, menjadikan para santri bisa terhibur dan banyak mendapatkan ilmu yang benar-benar langsung menjadi terapan ketika menjadi alumni atau keluar dari pesantren ini. Gus Miftah bersama Gus Ipang Wahid memberikan pencerahan dan contoh yang riil akan masa depan yang harus mereka hadapi.
- Santri harus berkreativitas
- Santri harus punya pikiran yang kritis
- Santri harus berkolaborasi
- Santri harus mahir berkomunikasi
Acara di tutup dengan ramah tamah di Guest House Rumah nDalem Kesepuhan Prof. Dr. KH. Asep Syaifuddin Chalim, MA.