Di Indonesia, masalah diabetes semakin memburuk dengan meningkatnya jumlah penderita yang diprediksi mencapai 30 juta orang pada tahun 2030 jika gaya hidup tidak berubah. Penyebab utama adalah pola makan yang tidak sehat, terutama konsumsi gula berlebihan. Bahkan, separuh dari penderita diabetes mungkin tidak menyadari kondisinya.
Gula sendiri menjadi salah satu bagian dari zat adiktif yang berfungsi sebagai mengubah rasa manis pada makanan ataupun minuman, mulai dari zat aditif alami seperti madu dan gula tebu hingga zat aditif sintetis seperti sakarin, aspartame, dan yang lainnya.
Jumlah penderita diabetes terus meningkat dan tercatat saat ini mencapai 422 juta orang di dunia, empat kali lebih banyak dari pada 30 tahun yang lalu. Bahkan Menurut Organisasi kesehatan WHO, setengah dari penderita diabetes tidak menyadarinya.
Mirisnya kasus penderita diabetes juga banyak terjadi pada anak, data melalui Kemenkes kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023. Pada anak, kasus diabetes yang ditemukan adalah tipe 1, sedangkan diabetes tipe 2 sebanyak 5-10% dari keseluruhan diabetes anak.
Sebenarnya ketika makan mengandung karbohidrat ini akan menjadi gula, di dalam tubuh ada yang namanya Hormon Insulin yang diproduksi oleh pankreas yang berfungsi untuk memerintahkan sel tubuh untuk menyerap gula tersebut menjadi energi. Ketika Insulin tidak bekerja dengan baik, menyebabkan gula menumpuk di darah.
Kondisi tersebut disebabkan oleh gaya hidup dan pola makan mulai dari anak-anak hingga remaja yang kurang sehat. Meskipun beberapa penyakit diabetes disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan namun faktor genetik ini tidak berpengaruh besar.
Gejala paling umum penderita diabetes dimulai dari merasa sangat haus, buang air kecil lebih dari biasanya, merasa sangat lelah, kehilangan berat badan, seriawan terus terjadi, penglihatan kabur, hingga luka yang tak kunjung sembuh.
Lalu bagaimana mengatasi penyakit diabetes di Indonesia?
Menurut Kemenkes banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah diabetes, pertama mempertahankan berat badan ideal, rutin beraktivitas fisik 30 menit, makan makanan sehat antara 3 – 5 porsi buah dan sayuran setiap hari, kurangi asupan gula, garam, dan lemak jenuh, tes glukosa darah dan kadar HbA1c (pemeriksaan dengan mengukur kadar atau persentase glukosa yang terikat dengan hemoglobin) secara teratur, menghindari penggunaan tembakau, dan menghindari konsumsi alkohol.
Badan organisasi kesehatan dunia WHO juga telah menyerukan agar negara-negara di dunia menaikkan pajak alkohol dan minuman pemanis buatan untuk mencegah dampak buruk dari hal tersebut. Namun upaya pajak komoditas tersebut ditolak para produsen.
Pemerintah Indonesia melalui Kemenkeu akan pungut cukai minuman manis mulai tahun 2024, menurut wakil kementerian keuangan jenis minuman yang dikenakan cukai akan dibeda-bedakan sesuai dengan kategori pengolahan dan kandungan gula yang tersedia.
So, sebagai masyarakat yang bijak jangan lupa untuk memperhatikan nutrisi pada makanan dan menjaga nilai gizi yang terdapat pada kemasan yang tertera. Mengingat kebutuhan gula setiap satu manusia hanya 50 gram per hari atau setara dengan 4 sendok makan.
Penulis: Maulida Fadhilah Firdaus
Editor: Zainuddin Sugendal
Baca juga: Manfaat Nasi Beku untuk Kesehatan