tebuireng.co – Ijazah semua hajat diberikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) kepada masyarakat umum.
Ijazah semua hajat tersebut berupa bacaan surat Al-Fatihah sekali dan mengulang lafadz iyyaka nasta’in sebanyak 11 kali lalu di hati mengungkapkan keinginannya.
Ijazah tersebut disampaikannya katanya saat Haul Ke-84 Al-Maghfurlah KH Muhammad Munawwir bin Abdullah Rosyad Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, Selasa (3/1/2023).
“Ijazah ini saya dapatkan dari Kiai Zainal yang berasal dari Kiai Munawwir. Saya sudah membuktikan ini, ada orang datang ke rumah setelah jadi wali kota. Katanya mengamalkan ini,” jelasnya.
Gus Mus mengatakan keyakinannya bahwa sosok KH Muhammad Munawwir adalah seorang waliyullah. Sehingga ijazah semua hajat ini layak diamalkan.
“Saya bersaksi bahwa Kiai Munawwir adalah waliyullah,” imbuhnya.
Dikatakan, sosok Kiai Munawwir bukan hanya hafal Al-Qur’an, tetapi membawa Al-Qur’an dalam hidupnya atau hamilul Qur’an.
Kecintaan Kiai Munawwir kepada santrinya sangat luar biasa. Karena kecintaan kiai ke santri begitu luar biasa, maka santri Kiai Munawwir sangat tawadlu kepadanya.
Bentuk tawadlu’ itu diwujudkan dengan menjaga sikap dan Al-Qur’an agar tidak membuat Kiai Munawwir malu.
Hal tersebut bisa dilihat dari sikap santri Kiai Munawwir bernama Kiai Arwani Kudus. Kiai Arwani terbiasa menggunakan bahasa Jawa halus, meskipun kepada yang lebih muda.
Begitu juga santri Kiai Munawwir lainnya yaitu KH Ahmad Umar Abdul Mannan yang memiliki akhlak yang luar biasa.
“Nanti di akhirat kalau ditanya malaikat maka bilang saja rombongannya Kiai Munawwir. Insyaallah tidak ditolak. Kalau ada hajat, tawasul ke Mbah Munawwir,” pinta Gus Mus.
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengatakan kehebatan seorang kiai bisa dilihat dari para santri dan jasanya yang bermanfaat untuk orang banyak.
“Kiai itu bisa dilihat dari santrinya. Saya membayangkan Kiai Munawwir itu masyaallah. Rata-rata santri Kiai Munawwir itu ahli Al-Qur’an dan tindak lakunya pun sesuai Al-Qur’an,” katanya.
Baginya, jasa Kiai Munawwir yang tidak kalah besarnya yaitu berdirinya Pesantren Krapyak. Krapyak jadi tempat belajar dari berbagai tokoh Al-Qur’an Nusantara.
“Amal Kiai Munawir sangat luar biasa, santrinya tersebar di seluruh Nusantara. Saya kira sanad utama Al-Qur’an di abad 20 adalah Kiai Munawir,” tandasnya.