tebuireng.co – Ijazah bagi yang melahirkan supaya mudah dan selamat ini dari Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Syaikhina KH Moch Djamaluddin Ahmad.
Ijazah ini bisa dibaca oleh suami atau keluarga dari perempuan yang mau melahirkan. Sehingga lebih mudah dan lancar mengamalkannya.
Ijazah ini disampaikannya pada satu kesempatan ketika pengajian maleman tepatnya pada tahun 2021, Syaikhina wa Murobbiruhina wa Qudwatina KH Moch Djamaluddin Ahmad bercerita mengenai sulitnya dan rasa sakit yang di rasakan seorang ibu. Ia menukil surat Luqman ayat 14:
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ
Arab-latin: wa waṣṣainal-insāna biwālidaīh, ḥamalat-hu ummuhụ wahnan ‘alā wahniw wa fiṣāluhụ fī ‘āmaini anisykur lī wa liwālidaīk, ilayyal-maṣīr
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Menurut Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, ayat tersebut menunjukkan penghormatan dan kebaktian kepada orang tua menempati posisi kedua setelah pengagungan kepada Allah SWT.
Ayat ini mengandung pesan kepada semua manusia menyangkut kedua orang tua, yakni ibu dan bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelembahan yang berganda dan bertambah-tambah. Lalu ia melahirkannya dengan susah payah.
Ibu juga merawatnya dan menyusuinya setiap saat. Bahkan saat yang lain tertidur pulas ibu harus berjaga. Hal ini dilakukan hingga tiba masa penyapihannya, yakni ketika anak berusia dua tahun.
Dalam tafsir al-Mishbah lebih menekankan pada jasa ibu. Hal ini disebabkan ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelemahannya, berbeda dengan bapak.
Baca Juga: Ijazah Memperlancar Rezeki dari Gus Baha
Walaupun peran bapak tidak sebesar peranan ibu dalam konteks kelahiran, namun jasa bapak tidak bisa diabaikan. Hal itu sudah menjadi kewajiban anak untuk berdoa kepada ayahnya sebagaimana kepada ibunya.
KH Moch Djamaluddin Ahmad menjelaskan bahwa di dalam surat Luqman di jelaskan secara gamblang orang yang melahirkan itu merasakan rasa sakit dan payah. Bahkan terkadang sampai mengakibatkan ibunya meninggal.
Melihat kondisi seperti itu kemudian, Kiai Djamal memberikan satu ijazah agar diberikan kemudahan dalam menjalani proses melahirkan.
“Ngelakoni ijazah iki kudu dibarengi roso yakin mreng Gusti Allah (melakukan ijazah ini harus disertai rasa yakin kepada Allah,” dawuhnya sebelum memberikan ijazah ini.
Ijazah ini didapatkan KH Djamaluddin Ahmad dari KH Mashudi Ali Cukir, di mana KH Mashudi Ali mendapatkan ijazah langsung dari Hadrotussyaikh KH M Hasyim Asyi’ari Tebuireng Jombang. Mbah Hasyim mendapatkan ijazah dari Mbah Kholil Bangkalan Madura.
Kaifiyyah (tata cara) mengamalkan ijazah bagi yang mau melahirkan yaitu:
Membaca tawasul dan hadiah al-Fatihah masing-masing 3 (tiga) kali kepada:
1. Kepada Nabi Muhammad Saw
2. Kepada Sulthonul Aulia’ Syaikh Abdul Qodir al-Jilani
3. Kepada Mbah kholil Bangkalan Madura
4. Kepada Mbah Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang
5. Kepada KH Mashudi Ali Cukir Jombang
6. Kepada KH Moch Djamaluddin Ahmad
7. Kepada ibu yang hendak melahirkan
Kemudian ijazah ini dilanjutkan dengan membaca:
1. Ayat kursi 1 X
2. Surat al-Falaq 1 X
3. Surat al-Naas 1 X
Setelah semua di baca kemudian membaca:
“WELUT PUTIH, SONGO PUTIH, TEKO PLONCOH” ….9 X Tanpa Bernafas.
Setelah itu di tiupkan pada sir (digelas/botol) kemudian diminumkan pada wanita yang hendak melahirkan.
INGAT SYARATNYA HARUS YAKIN…
Semoga bermanfaat bagi ibu yang kesulitan dalam melahirkan…amin al-Fatihah
Jombang, 25 April 2022/24 Romadhon 1443 H.
Hafid Amrullah
Qobiltu ijazataka
Mohon izin mengamalkan yai
Alhamdulillah Istri saya sedang hamil anak ke 5
Monggo