tebuireng.co – HTI singkatan dari Hizbut Tahrir Indonesia. HTI resmi dibubarkan oleh pemerintah pada tanggal 19 Juli 2017 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-30.AH.01.08 tahun 2017 tentang pencabutan Keputusan Menteri Hukum dan HAM nomor AHU-0028.60.10.2014 tentang pengesahan pendirian badan hukum perkumpulan HTI.
Konflik Suriah dimulai dengan aksi-aksi demo menentang pemerintah yang mirip dengan aksi demo di berbagai negara Arab dalam gelombang Arab Spring 2011. Isu yang diangkat waktu itu adalah demokratisasi.
Namun, demo tidak pernah tereskalasi, yang terjadi hanya demo-demo minor, dan bahkan provokatornya itu-itu lagi sebagaimana tertangkap kamera video.[1] Amnesty International melaporkan bahwa rezim Assad menghadapi demo dengan represif dan telah terjadi kejahatan kemanusiaan.
Namun, bila kita menyimak isi teks laporan itu dengan cermat akan terlihat metodologi penelitian yang dilakukan tidak valid, antara lain pengumpulan bukti-bukti tidak dilakukan langsung oleh staf AI di lapangan, melainkan melalui wawancara telepon dan wawancara pada orang Suriah di Lebanon dan Turki. Asas corroboration dan cross-checking juga tidak dilakukan, sehingga laporan ini tidak valid.
Sebaliknya laporan jurnalis-jurnalis independen (tidak bekerja pada media mainstream) justru menunjukkan bahwa di antara para demonstran ada yang angkat senjata sehingga selalu ada polisi yang jatuh korban (misalnya bisa dibaca laporan Thierry Maysan yang sejak awal sudah berada di Suriah).
Ini menunjukkan bahkan sejak demo pertama, Assad sudah memberikan tanggapan yang persuasif, ia mengutus wakilnya, Dr Buthaina Shaaban untuk bernegosiasi.
Selanjutnya, Assad memenuhi berbagai tuntutan demonstran, seperti pencabutan State Emergency Law warisan rezim ayahnya, Hafez Al Assad, perubahan UUD (antara lain membatasi masa jabatan kepresidenan), dll.
Semua upaya demokratis ini diabaikan dan tiba-tiba saja isu berganti menjadi “Penegakan khilafah”. Dan sejak itulah Hizbut Tahrir Indonesia terlihat amat gencar mempropagandakan berita tentang ‘kekejaman rezim Assad’ yang penuh nuansa kebencian pada ‘Syiah Nusairiyah’ (publik tidak banyak tahu apa itu, yang ditangkap hanya Syiah-nya saja dan menyamaratakan dengan semua Syiah).
Padahal, di media internasional, nama Hizbut Tahrir tak banyak disebut. Kita di Indonesia tahu bahwa anggota HT ikut bertempur di Suriah karena cerita-cerita orang HTI sendiri.
Hal ini rupanya diakui oleh tokoh HT asal Suriah yang tinggal di Libya. “Baba mengkritik media Arab dan Barat yang mengabaikan keberadaan Hizbut Tahrir dan menutup perannya. Baba mengatakan kepada Al-Akhbar, Hizbut Tahrir telah ada di Suriah sejak lama dan telah menjadi target pelarangan rezim Baath” demikian ditulis dalam berita yang dirilis situs HTI.
HT berbeda dengan Ikhwanul Muslimin yang rekam jejaknya jelas pernah melakukan pemberontakan terhadap Rezim Assad tahun 1982.
Lalu sejak awal konflik 2011, sudah bergabung dalam koalisi oposisi di Turki, bahkan mubalig IM bernama Moaz Al-Khatib pernah menjadi ketua kelompok koalisi tersebut (Syrian National Coalition for Opposition and Revolutionary Forces (SNCORF).
Terkait dengan gerakan bersenjata, IM sejak awal menunjukkan keberpihakan pada Free Syrian Army, kemudian Jaish Al-Islam dan beberapa afiliasinya.
Para pengamat politik Barat memang hampir tak pernah menyebut nama HT. Yang jelas, di Indonesia, aktivis HT sangat ‘berisik’ soal Suriah, tak jauh beda dengan rekan sejalan-tak sepemikiran mereka, Ikhwanul Muslimin.
Situs mediaumat.com menulis, Hizbut Tahrir memobilisasi para pejuang Islam di sana untuk menandatangani Mitsaq Al-‘Amal li Iqamati al-Khilafah.
Hizbut Tahrir juga telah menyiapkan RUUD Negara Khilafah yang siap kapan saja diterapkan. Hizbut Tahrir juga telah mempersiapkan para aktivis terbaiknya untuk menjalankan roda pemerintahan.
Siapa pejuang alias mujahidin yang dimaksud oleh HT?
Tidak jelas, tidak pernah ada deklarasi terbuka, HT berpihak kepada siapa. Indikasi awal yang saya temukan adalah situs HT Inggris memuat utuh wawancara majalah Time dengan pejabat resmi Jabhah Al Nusrah dengan tanpa catatan (sanggahan atau komentar).
Lalu pada 2013, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto mengakui, Hizbut Tahrir pernah mengikuti sumpah setia dengan banyak kelompok mujahidin yang ada di Suriah, termasuk dengan Al Nusra.
Siapa Al Nusra?
Banyak kader Al Nusra yang berasal dari jaringan jihad Abu Mus’ab al-Zarqawi, yang dibangun tahun 2002, menyusul kepulangan Zarqawi dari Afganistan.
Pejuang jihad Syria yang bertempur bersama Al-Zarqawi di Herat, Afghanistan pada tahun 2000 dikirim untuk membangun cabang jaringan ini di Syria dan Lebanon, dengan Al-Zarqawi memegang kontrol dari Irak.
Pasukan jihad Syria ini membangun semacam tempat persinggahan bagi para jihadis dari berbagai negara yang akan masuk ke Irak.
Selama masa ini pula, mereka menjadi saluran utama distribusi dana bantuan yang digalang para jihadis di negara-negara Arab dan Teluk.
In 2007, pemerintah Syria mengambil sikap tegas terhadap aktivis jihad ini dan menangkapi anggota jaringan Al Zarqawi.
Dalam operasi ini, Sheikh Abu al-Qaqaa yang berperan dalam pengiriman pasukan jihad dari berbagai negara asing ke Irak, tewas.
Banyak di antara pasukan jihad yang berhasil melarikan diri ke Irak lalu mereka kembali ke Syria pada tahun 2011.
Di antara mereka yang kembali untuk ‘berjihad’ di Syria adalah Abu Mohammad al-Julani. Dia pun mendirikan Jabhah Al Nusrah, dan menjadi pemimpinnya.
Karena itu, banyak pengamat, serta berbagai tulisan, sering menyebut Al Nusra sebagai Al Qaida.
Mereka punya banyak ‘derivasi’ atau ‘keturunan’, namun semua bergabung dalam satu keluarga besar Al Qaida. Al Nusra (dan Al Qaida) masuk dalam daftar teroris internasional.
Aksi-aksi mereka memang sangat berbau teror, mulai dari pengeboman, bom bunuh diri, pembantaian massal, dll.
Kegagalan HT atas Geopolitik Timteng
Lalu, akhir-akhir ini, situs HTI memberikan ‘endorsment’ pada kelompok Ahrar al Sham, yang sebenarnya juga masih ‘bersepupu’ dengan Al-Qaida.
Padahal aksi-aksi Ahrar al Sham sangat jauh dari pengetahuan kita tentang bagaimana dulu Rasulullah berperang.
Salah satu bukti yang jelas, karena ada videonya dan mereka sendiri yang mengunggahnya, pada Mei 2016 Ahrar al Sham melakukan aksi brutal pembantaian massal di desa Zaraa.
Dengan bangga mereka berpose di atas mayat perempuan dan anak-anak. Rusia sudah lama menuntut Dewan Keamanan PBB agar kelompok ini dimasukkan juga ke daftar teroris internasional namun selalu diveto AS dengan alasan ‘akan menyulitkan upaya negosiasi’.
Saya sering menulis: jangan dipusingkan dengan nama ratusan kelompok ‘jihad’ di Suriah. Yang perlu dilihat adalah basis ideologi dan cara-cara tempur mereka, semuanya sama.
Basis ideologi mereka semua sama yaitu takfirisme (gampang mengkafirkan pihak lain yang tak sepaham serta menghalalkan darahnya).
Itulah sebabnya mereka pun akhirnya saling membunuh satu sama lain, seperti yang terjadi di Idlib atau di Hama akhir-akhir ini. Bahkan sesama ‘mujahidin’ pun bisa berubah status jadi kafir.
Jadi, apakah HT adalah jenis ormas takfiri?
Seharusnya tidak. Saya dulu mengikuti tabloid Umat yang diterbitkan HTI, tabloid ini banyak menyuarakan penentangan pada pratik-praktik kapitalisme global yang memang nyatanya menyengsarakan sebagian besar umat dunia dan memperkaya segelintir orang.
Tabloid ini bahkan pernah menerbitkan tulisan positif tentang situasi di Iran (ditulis oleh Fahmi Amhar). Sama sekali tidak ada tuduhan kafir atau sesat di dalamnya, terhadap umat Syiah.
Tetapi mengapa hari ini HT bergabung dalam propaganda takfirisme global?
Menurut saya, hal ini karena mereka gagal paham soal Suriah dan geopolitik Timteng secara umum.
Mereka gagal dalam mengindentifikasi mana musuh, mana lawan di Suriah. Akibatnya, HT menari dalam genderang lawan (seiring dengan irama Israel dan AS) sehingga memecah belah front perlawanan terhadap Israel.
Perhatian publik dunia saat ini tertuju pada Suriah, tidak lagi pada Palestina. HT melupakan fakta geopolitik bahwa Suriah adalah negara Arab terakhir yang menolak berdamai dengan Israel, menjadi pelindung Hamas, memberi jalur suplai logistik dan senjata ke Gaza, dan menampung jutaan pengungsi Palestina dengan pelayanan yang terbaik di Timteng.
Para pengungsi diperlakukan sama dengan warga asli. Suriah ikut dalam 3 kali perang Arab-Israel (1967, 1973,1982).
Kesalahan identifikasi ini, sayangnya, hanya semata-mata akibat hasutan mengenai mazhab. Padahal bila mereka menggali lagi idealisme awal Hizbut Tahrir yang mencita-citakan kemerdekaan Palestina dan mendambakan Pan Islamisme, kebencian antarmazhab sudah seharusnya dihapus dari kamus mereka.
Apalagi, sama sekali tidak ada satu bukti pun Bashar al Assad melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap rakyatnya sendiri sebagaimana dituduhkan HT, IM, dan berbagai ormas radikal Islam selama ini. Foto-foto dan video yang mereka sebar selalu saja terbukti hoax.
Perjuangan berbasis data hoax jelas berlawanan dengan asas berpikir ilmiah dan asas jurnalistik.
Yang lebih miris lagi, HT selama ini fasih mengkritisi isu-isu kapitalisme global. Namun, di Suriah, HT tidak mampu mengindentifikasi bahwa di balik agenda penggulingan Assad adalah kekuatan kapitalis global yang ingin menguasai sumber daya Timteng.
Dengan kesalahan fatal untuk masalah ‘sesederhana’ Suriah seperti ini, tentu perlu kita pertanyakan, jangan-jangan mereka selama ini juga gagal memahami ayat-ayat tentang khilafah itu sendiri?
Oleh: Dina Y Sulaeman
Referensi:
[1] https://dinasulaeman.wordpress.com/2016/05/16/kompilasi-video-foto-peran-ngo-dalam-konflik-suriah/
[2] https://edit.justice.gov/sites/default/files/eoir/legacy/2013/11/07/deadly_detention.pdf
[3]http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/syria/8404955/Syria-Bashar-al-Assad-offers-concessions-to-protesters-for-first-time.html
[4]http://hizbut-tahrir.or.id/2012/05/09/hizbut-tahrir-suriah-rezim-assad-akan-menyerah-kepada-khilafah-islam/
[5] (http://mediaumat.com/wawancara/4085-96-detik-berdirinya-khilafah-kian-dekat.html)
[6] HT Inggris http://www.hizb.org.uk/news-watch/interview-with-official-of-jabhat-al-nusra-syrias-islamist-militia-group (terakhir kali diakses oleh penulis tanggal 28 Maret 2013, 20:30. Ketika saat ini diakses, link masih aktif tetapi isi berita dihapus. Dalam wawancara itu jelas Al Nusra mengakui pihaknya menembaki orang yang tak bersenjata.
[7] http://www.globalmuslim.web.id/2013/06/ismail-yusanto-anggota-hizbut-tahrir.html?m=1
[8] Prahara Suriah, Dina Y. Sulaeman, 2013
[9] antara lain pernah saya bahas di sini: https://dinasulaeman.wordpress.com/2013/04/20/foto-palsu-mhti/ File PDF kompilasi koax Suriah (123 hlm) bisa diunduh di sini: https://dinasulaeman.wordpress.com/2016/05/16/kompilasi-video-foto-peran-ngo-dalam-konflik-suriah/