• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Hikmah Dibalik Anjuran Mengusap Kepala Anak Yatim

tebuireng.co by tebuireng.co
2024-07-15
in Hadits, Keislaman
0
Hikmah Dibalik Anjuran Mengusap Kepala Anak Yatim (Ist).

Hikmah Dibalik Anjuran Mengusap Kepala Anak Yatim (Ist).

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp


Diantara amalan bulan Muharram yang dianjurkan oleh rasul ialah menyantuni anak yatim yang diiringi dengan mengusap kepalanya. Amalan ini memiliki hikmah tersendiri. Anak yatim ialah, anak usia belum baligh dan sudah tidak memiliki ayah disebabkan wafat.

Bulan Muharram merupakan bulan dengan urutan pertama dalam penanggalan kalender hijriyah. Jika ditinjau melalui makna literaturnya, Muharram memiliki arti yang dimuliakan atau bulan yang diharamkan untuk berperang. Diantara banyaknya sunnah rasul mengenai bulan Muharram ialah, puasa Asyura, menulis bismillah 131 x, meminum susu putih sebagai simbol harapan akan kebersihan hati dan ruhani, dan menyantuni anak yatim yang biasa diiringi dengan mengusap kepala anak yatim.


Bulan Muharram juga termasuk salah satu dari asyhurul hurum, yakni Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab. Selain melakukan amalan puasa asyura, diantara amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di bulan Muharram adalah menyantuni anak yatim. Menyantuni anak yatim biasanya dilakukan dengan mengusap kepala sembari memanjatkan doa terbaik untuk mereka.

Bulan Muharram juga dikenal dan dijuluki sebagai hari rayanya anak yatim, terkhusus pada tanggal 10 Muharram (hari Asyura), bagaimana tidak, di Indonesia tradisi santun menyantuni anak yatim dibulan Muharram menjadi budaya turun temurun. Hal ini bertujuan untuk meringankan kebutuhan finansial mereka.


Diantara fadilah atau keutamaan dari menyantuni anak yatim adalah seperti dijelaskan dalam kitab Tanhibul Ghafilin Bi-ahaditsi Anbiya’ wal Mursalin, bahwa allah akan menaikkan derajat siapapun yang mengusap kepala anak yatim di bulan Muharram sebanyak helai rambut yang diusapnya. Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi umat muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah. dalam hadis juga disebutkan

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً، وَمَنْ فَطَّرَ مُؤْمِنًا لَيْلَةَ عَاشُورَاءَ فَكَأَنَّمَا أَفْطَرَ عِنْدَهُ جَمِيعُ أُمَّةِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقَدْ فَضَّلَ اللَّهُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ عَلَى سَائِرِ الْأَيَّام مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ، وَأَشْبَعَ بُطُونَهُمْ»

Artinya : “ Rasul Saw bersabda ‘Barang siapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharran, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya. Lalu mereka berkata : Wahai Rosulullah, Allah lebih mengutamakan hari Asyura dibandingkan hari-hari lainnya”

Langkah kita menyantuni anak yatim, baik diluar maupun didalam bulan-bulan mulia seperti Muharram ini, sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan uluraan kasih sayang, terutama seorang ayah.

Hikmah yang dapat ditarik dari artikel dan hadis diatas ialah, sejatinya santunan terhadap jiwa-jiwa polos layaknya anak-anak yatim dapat melunakkan hati yang keras, serta menjadi pembuka kepekaan terhadap orang lain untuk turut serta mengulurkan tangan mereka kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Terlebih, jika ditinjau kembali, kepala merupakan bagian tubuh yang sakral dimana seluruh bentuk akal, pikiran dan karakter berpusat disana, semoga dengan selalu berbagi dapat membuka pintu syukur kita semua selebar-lebarnya.

Penulis: Naffisa Izzah

Editor: Thowiroh

Baca juga:Peristiwa Luar Biasa yang Terjadi di Bulan Muharram

Tags: muharram
Previous Post

Pentingnya Perhatian Publik terhadap Kajian Fikih

Next Post

Tradisi 40 Hari Santri Baru Tidak Pulang dan Nelpon Orang Tua

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Tradisi 40 Hari Santri Baru Tidak Pulang dan Nelpon Orang Tua

Tradisi 40 Hari Santri Baru Tidak Pulang dan Nelpon Orang Tua

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kesunahan saat Meminum Air Zamzam menurut Sayyid Abu Bakar Syatha
  • Keutamaan Air Zamzam, Benarkah Bisa Menjadi Sebab Terkabulnya Doa?
  • 7 Kesunahan dalam Ibadah Haji
  • Pengertian Mahram dan Macam-macamnya
  • Buka Sidang PUIC ke-19, Prabowo Ungkap Kepemimpinan Tokoh Islam sebagai Teladan

Komentar Terbaru

  • Universitas Islam Sultan Agung pada Perluas Dakwah NU, LD PBNU Kirim 34 Dai ke 8 Negara dan 8 Provinsi di Indonesia
  • Visit Website pada Sikap Buya Arrazy Hasyim Terkait Pengeras Suara
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Ijazah Pelancar Rezeki dari Gus Baha
  • IT Telkom pada Ingin Anak Hebat? Ini Cara Tirakatnya
  • Sutrisno pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng