tebuireng.co- Dewasa ini, popularitas atau ketenaran dalam kehidupan baik di media sosial ataupun di dunia nyata seakan menjadi impian banyak orang. Beberapa bahkan nekat melakukan hal aneh di luar nalar agar bisa disebut viral.
Hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Dimana Islam menginginkan manusia bersifat rendah hati (tawadu’) sedangkan popularitas atau ketenaran lebih mengarah kepada sifat ujub (sombong) ingin diakui, ingin dikenal, ingin disebut dan lain-lain.
Dalam Hadis disebutkan: “Barangsiapa yang merendahkan diri (tawadhu’), maka Allah akan memuliakannya dan barang siapa yang sombong atau membanggakan diri (mengejar populer) maka Allah akan menghinakannya”
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
سَأَصْرِفُ عَنْ ءَايَٰتِىَ ٱلَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَإِن يَرَوْا۟ كُلَّ ءَايَةٍ لَّا يُؤْمِنُوا۟ بِهَا وَإِن يَرَوْا۟ سَبِيلَ ٱلرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِن يَرَوْا۟ سَبِيلَ ٱلْغَىِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُوا۟ عَنْهَا غَٰفِلِينَ
“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.(Q.S Al-A’raf: 146)
Sebab segala sesuatu yang dimiliki manusia, apapun pencapaian yang mereka punya adalah anugerah dari Allah dan tidak sewajarnya disombongkan dan ingin diakui oleh sesama makhluk tuhan.
Menurut Habib Ahmad Bafagih ciri-ciri seorang yang suka popularitas adalah merasa dirinya mulia dan berharap orang lain memuliakannya
Al-Imam Bisyr bin Al-Harits rahimullah berkata:
“Seseorang yang suka dikenal oleh banyak orang, menyebabkan luntur agamanya, terungkap aib-aibnya dan tidak akan merasakan nikmat akan manisnya akhirat”
Imam Ibnu Ataillah As-Sakandari menyebutkan:
ادفن وجودك في أرض الخمول فما نبت مما لم يدفن لا يتم نتاجه
“Kuburlah popularitasmu di dalam bumi kerendahan hati; karena segala popularitas yang tumbuh namun tidak ditanam (dengan kerendahan hati) tidak akan sempurna buahnya.”
Syekh Al-Buthi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “mengubur popularitas diri” adalah berusaha untuk mempersiapkan diri, mendidik jiwa dan menyucikan hati dari segala bentuk noda dengan menjauhkan diri dari hikuk-pikuk dan sorotan sosial serta segala arus kegiatan yang bersifat umum.
Menjaga hati agar tidak condong untuk mencintai popularitas adalah hal yang selayaknya dilakukan oleh umat muslim karena sifat tawadu’ akan mengundang rahmat dan kasih sayang Allah sedangkan sifat sombong (bangga diri dan ingin diakui) akan mengundang murka Allah.
Baca juga: Cara Memelihara Hati menurut Habib Abdullah Baharun