tebuireng.co – Hari jomblo sedunia atau world single’s day diperingati setiap tanggal 11 November. Peringatan hari ini mulai dilakukan sekitar 1993 oleh mahasiswa Nanjing University, China.
Mengutip Investopedia, kisah perayaan hari jomblo sedunia dimulai ketika empat mahasiswa laki-laki lajang dari asrama Mingcaowuzhu Nanjing University membahas bagaimana mereka dapat melepaskan diri dari keresahan karena tidak memiliki pasangan.
Tanggal cantik peringatan world single’s day dipilih, yaitu 11/11 untuk melambangkan kehidupan orang yang single atau jomblo. Kegiatan ini kemudian menyebar ke berbagai universitas lain dan menarik bagi laki-laki maupun perempuan.
Di Islam, masalah jomblo sudah dikenal sejak lama.Meskipun Islam menganjurkan untuk menikah, tapi anjuran itu tidak bersikap wajib ketika aman dari zina.
Beberapa ulama besar Islam memilih hidup tanpa menikah hingga akhir hayat. Mereka sibuk dengan ilmu pengetahuan dan mengajar ilmu. Di antara ulama yang jombo yaitu:
Pertama, Imam Nawawi, ia bernama lengkap Muhyuddin Yahya An-Nawawi Ad-Dimasyqi. Kitabnya di bidang fikih masyhur ke seluruh negeri. Ia hidup abad 6 Hijriyah dan mengarang kitab Minhaj Ath-Thalibin, Al-Majmu` Syarhul Al-Muhadzab, Raudlatul Thalibin wa Umdatul Muftin.
Kedua, Ibn Taimiyah. Ia dijuluki dengan syaikhul Islam, pakar dalam lintas ilmu pengetahuan. Seorang teolog unggul, pakar hadis dan seorang mufti, kitabnya yang terkenal yaitu Majmu’ Fatawa. Ibn Taimiyah tak menikah seumur hidupnya. Jomblo adalah pilihannya.
Ketiga, Imam Al-Anbari Ibn.Ia lahir pada bulan Rabi’ul Akhir tahun 513 H. Seorang yang telah mendedikasinya hidupnya untuk pengetahuan. Ia memilih menjomblo seumur hidupnya. Karya Al-Anbari adalah Kitab Al-Intishar fa Masa ‘il al-Khilaf dan Kitab Akhbar An-Nuhah.
Keempat, Abdullah bin Abi Najjih Al-Makky. Nama aslinya yaitu Abu Yasar Abdullah bin Abi Najih. Ia hidup dari kalangan tabi, tabii. Ia belajar kepada mufassirin Thawus bin Kaysan al Yamani dan Mujahid bin Jabbar al Maky.
Kelima, Abu Al-Qasim Mahmud ibn Umar Al-Zamakhshari. Ia lebih populer dengan nama Zamakhshari, pengarang kitab Tafsir Al-Kasysyaf. Seorang ulama yang ahli dalam kaidah bahasa Arab.
Konon ia disebut sebagai peletak dasar ilmu Balaghah. Dalam gramatika bahasa Arab, Imam Zamakhsari adalah spesialisnya. Hingga akhir hayatnya, ulama besar ini memilih jomblo. Demi menghabiskan usia dalam menekuni ilmu pengetahuan.
Keenam, mufassir selanjutnya yang menghabiskan usia dengan tidak menikah adalah Ibnu Jarir At-Thabari. Ia berkelana mengelilingi belahan dunia untuk menimba ilmu mulai dari Baqdad hingga ke Mesir.
Ia seorang ulama besar yang pakar dalam pelbagai ilmu kajian Islam, seperti sejarah, ilmu hadis dan fiqih. Karya monumental Thabari adalah tafsir “Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an”, yang lebih populer dengan nama tafis Ath-Thabary.
Tidak hanya lelaki, di kalangan ulama perempuan juga ada yang memilih hidu menjomblo hingga akhir hayat. Bahkan beberapa yang melamar, ditolak dnegan halus.
Pertama, Rabiatul Adwiyah, seorang sufi perempuan. Ia memperkenalkan konsep cinta (Al-Mahabbah). Orang yang mengenalkan konsep cinta, tapi tidak pernah menikah.
Terhitung beberapa orang besar dan memiliki pangkat datang untuk melamarnya. Tercatat, Amir Abbasiyah dari Basrah bernama Muhammad bin Sulaiman Al-Hasyimi datang melamarnya.
Selain itu tercatat juga dua orang sufi masyhur pun mencoba keberuntungan untuk melamarnya. Abdul Wahid bin Zayd, maasyhur dengan kezuhudan dan kesuciannya pun pernah melamar Rabi’ah. Begitu pun Hasan al-Basri (642 M-728 M) juga mencoba melamar, namun ditolak jua.
Kedua, Karimah binti Ahmad Al-Marwaziyyah Al-Makkiyah. Ia adalah seorang wanita yang juga pakar ilmu hadis. Konon, ia adalah sosok ulama wanita pertama yang mempelajari dan menguasai ilmu hadis dari Imam Muslim. Ia memilih untuk menjomblo.