Hasil Musyawarah dan diskusi dalam forum Halaqah Ulama Nasional yang diadakan oleh Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) dalam menyemarakan acara Musabaqah Qira’atil Kutub Nasional (MQKN) menghasil tiga rekomendasi.
Tiga rekomendasi tersebut adalah Rekognisi, Rekontekstualisasi, dan Penguatan Pesantren. Ketiganya merupakan peta abstrak yang bisa dijadikan acuan dalam menyambut peradaban baru yang adil dan lebih harmonis.
“Alhamdulillah melalui proses pembahasan dalam sidang komisi, akhirnya kita mampu menghasilkan tiga rekomendasi dalam Halaqah Ulama Nasional oleh RMI,” terang KH Hodri Ariev, Ketua RMI PBNU di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur. Kamis (13/7/2023).
Sebelumnya, ia menjelaskan bahwa Halaqah Ulama Nasional yang diadakan terbagi menjadi tiga segmen yang mana dari tiga segmen tersebut diharapkan akan muncul rumusan-rumusan pemikiran yang sifatnya operatif dan menjadi tawaran bagi berbagai pihak. Baik dalam pengurusan RMI, pengurusan NU maupun bagi praktisi pendidikan dan secara khusus para pemangku pembelajaran pendidikan di pesantren.
Segmen pertama yaitu diskusi secara spesifik dinamika kitab kuning dalam menjawab permasalahan umat. Kedua pembahasan tentang isu-isu rekognisi pendidikan pesantren dalam sistem pendidikan nasional dan yang ketiga adalah diskusi asosiasi pesantren dan pemenuhan fungsi pesantren.
Dari tiga rekomendasi yang dihasilkan, ia menuturkan bahwa rekontekstualisasi kitab kuning bisa menjadi salah satu cara menjawab permasalahan umat seperti banyaknya fenomena kesalahpahaman dalam memahami agama yang mayoritas disebabkan karena beberapa orang yang cenderung memahami agama secara leksikal saja.
Ia mendorong agar pondok pesantren lebih mengembangkan metode pembelajaran kitab kuning sehingga kemampuan para santri bisa lebih terasah sehingga mampu memahami kitab kuning sesuai dengan konteks yang dibutuhkann dalam setiap zaman.
Mengenai rekognisi, ketua RMI tersebut menjelaskan bahwa pihaknya memberikan rekomendasi kepada pemerintah melalui Kemenag dan Kemendikbud agar alumni pesantren bisa mendapatkan fasilitas yang sama sesuai dengan skill dan kemampuan yang mereka miliki.
KH Hodri Ariev juga menjelaskan mengenai rekomendasi penguatan pesantren, pihaknya berharap agar PBNU mendukung secara maksimal agar pesantren bisa lebih berkembang dan mampu menjalin kerjasama antar pesantren lainnya.
Baginya, ketiga hasil rekomendasi tersebut merupakan perwujudan dari ikhtiar RMI untuk bisa memeberikan sumbangsih dalam upaya menyelesaikan permasalahan-permasalahan kemanusiaan dengan mengacu pada gagasan-gagasan besar yang diperjuangkan oleh PBNU.
Baca juga: Gus Ulil: Halaqah Memiliki Kontribusi Penting dalam Sejarah NU