• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Hadis Tentang Amalan Bernilai Pahala Haji yang Sempurna

Thowiroh by Thowiroh
2025-06-02
in Hadits, Keislaman
0
Hadis Tentang Amalan Bernilai Pahala Haji yang Sempurna. (Ist)

Hadis Tentang Amalan Bernilai Pahala Haji yang Sempurna. (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Haji merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki keutamaan luar biasa. seperti yang banyak disebutkan dalam ayat Al-Qur’an maupun hadis Nabi.

Namun, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menunaikan rukun islam ke lima tersebut. Sebab bukan hanya dibutuhkan kemampuan fisik namun kemampuan finansial juga menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakanibadah ini.

Meski demikian,luasnya kasih sayang dan keadilan-Nya, Allah menyediakan amalan-amalan lain yang nilainya sebanding dengan pahala haji yang sempurna. Berikut beberapa amalan yang bisa dilakukan setiap muslim agar turut bisa mendapatkan pahala haji yang sempurna sebagaimana yang disebutkan dalam hadis.

Pertama, melaksanakan sholat subuh berjamaah, berdzikir hingga terbit matahari dan dilanjutkan dengan sholat sunnah dua rakat. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadis:

 عن أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: من صلى الفجر في جماعة، ثم قعد يذكر الله تعالى حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين، كانت له كأجر حجة وعمرة تامة تامة تامة

Artinya: Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang salat subuh berjamaah, kemudian duduk berdzikir kepada Allah Ta’ala hingga matahari terbit, lalu salat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.” (HR.Imam Tirmidzi)

Duduk di tempat salat (mushalla/masjid) hingga matahari terbit adalah sunnah yang tetap (tsabitah) dari Nabi sebab pahalanya yang sangat Istimewa. Dalam hadis lain disebutkan

صلاة في إثر صلاة، لا لغو بينهما، كتاب في عليين. رواه أبو داود، والإمام أحمد في المسند، والبغوي في شرح السنة. وحسّنه الألباني

Artinya: “Salat setelah salat, tanpa perkataan sia-sia di antara keduanya, adalah catatan di ‘Illiyyin (tempat tertinggi di sisi Allah).” (HR. Abu Dawud, Imam Ahmad dalam Musnad, dan al-Baghawi dalam Syarh as-Sunnah oleh al-Albani.)

Kedua, yakni mengajar atau mengaji ke masjid dengan niat tulus karena Allah. Seperti yang dijelaskan dalam hadis:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ قَالَ:”مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

Artinya: Dari Abu Umamah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:”Barangsiapa pergi ke masjid tidak menginginkan apa pun selain untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya seperti pahala orang yang berhaji — yang hajinya sempurna.”

Pentinya niat yang tulus tersebut juga sebagaimana yang dijelaskan dalam dalam Al-Mustadrak:

من جاء بغير هذا كان كالرجل يرى الشيء يعجبه وليس له ، وربما قال : يرى المصلين وليس منهم ، ويرى الذاكرين وليس منهم

Artinya: “Barang siapa yang datang bukan dengan niat seperti ini (untuk belajar atau mengajarkan kebaikan), maka dia bagaikan orang yang melihat sesuatu lalu menyukainya tetapi tidak memilikinya. Bisa jadi dia berkata: ‘Aku melihat banyak orang shalat dan mereka menyenangkan hatiku, tapi aku bukan bagian dari mereka,’ atau dia melihat orang-orang yang berdzikir tetapi bukan termasuk golongan mereka.”

Demikian hadis-hadis terkait amalan yang bisa dilakukan setiap muslim untuk bisa mendapatkan pahala haji yang sempurna. Wallahua’lam.

Baca juga: Imam Abdullah bin al-Mubarok Berhaji Tanpa Pergi ke Tanah Suci

Previous Post

Santet dalam Kajian Islam dan Fisika Kuantum

Next Post

Baca Panjang Hamzah dalam Takbir Jadikan Shalat Tidak Sah, Ini Penjelasan Gus Baha

Thowiroh

Thowiroh

Menulis untuk keabadian. Alumni Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Next Post
Baca Panjang Hamzah dalam Takbir Jadikan Shalat Tidak Sah, Ini Penjelasan Gus Baha. (Ist)

Baca Panjang Hamzah dalam Takbir Jadikan Shalat Tidak Sah, Ini Penjelasan Gus Baha

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Memahami Macam Makna Musibah dalam Al-Qur’an
  • Gubernur Khofifah: Guru sebagai Fondasi Ekosistem Pendidikan yang Maju
  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng