Hadhrotur Rasul, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah Rasul terhebat, bahkan beliau adalah ciptaan Allah terhebat, tidak ada ciptaan lain yang mengunggulinya. Hal ini dengan jelas ditegaskan al Imam al Bushiri dalam Qosidah Burdahnya:
فمبلغ العلم فيه أنه بشر ● وأنه خير خلق الله كلهم
Puncak pemahaman tentang Hadhrotur Rasul Muhammad صلى الله عليه وسلم ialah Beliau kita pahami sebagai manusia ● dan Beliau adalah ciptaan Allah yang terhebat.[1]
Diantara kehebatan beliau yang disematkan langsung oleh Allah سبحانه وتعالى adalah sebagai sosok yang memiliki kasih sayang. Beliau disebut sebagai Al-Rahim di dalam Al Qur’an.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ [التوبة : ١٢٨]
Rohiim, yang kita terjemahkan dengan sosok penyayang, jika kita melihat Tafsir al Wasith karya Prof. Dr. Syeikh Tanthowi, beliau mendefenisikan Rohmah sebagai usaha sekuat tenaga dalam memberikan manfaat. Sehingga Rohiim berarti sebagai sosok yang sangat berusaha di dalam memberikan manfaat kepada yang lain.[2]
Diantara wujud Rohmah Hadhrotur Rasul kepada kita sebagai umatnya adalah ketika turunnya ayat ke 5 Surat al Dhuha, yaitu:
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ [الضحى : ٥]
Dan Tuhanmu akan mengaruniakan sesuatu kepadamu yang dengannya engkau akan ridho. [Surat al Dhuha ayat 5]
Menerima wahyu ini, Hadhrotur Rasul bersabda:
إذاً واللهِ لا أرضى وواحد من أمتي في النار
Jika demikian, Demi Allah, saya tidaklah ridho jika seorang umatku di neraka. [3]
Ketidak ridhoan Hadhrotur Rasul manakala umatnya masih di neraka inilah lantas beliau perjuangkan dengan meminta Syafa’at kepada Allah atas umatnya sehingga nantinya semua orang yang beriman, pasti, akan meninggalkan neraka dan semuanya berada di surga. Alhamdulillah, dengan wasilah Syafa’at Hadhrotur Rasul kita mendapatkan Rahmat Allah سبحانه وتعالى.
Dengan demikian, sudah menjadi keharusan kita lah untuk bersyukur kepada Allah atas hidayah yang diberikan kepada kita, terutama dengan memilih Hadhrotur Rasul Muhammad sebagai utusanNYA kepada kita. Ketika Rasul kita adalah Rasul Terhebat maka kita nunut beliau menjadi umat terhebat. Al Imam Bushiri dengan tegas mengungkapkan hal ini dalam Burdahnya:
لما دعا الله داعينا لطاعته ● بأكرم الرسل كنا أكرم الأمم
Diantara wujud syukur dalam menyukuri ni’mat agung ini, selain mencintai dan menaati Hadhrotur Rasul adalah memperbanyak sholawat kepada Hadhrotur Rasul. Dengan Bersholawat, kita ngunduh Syafa’at.
اللهم صل وسلم أشرف الصلاة والتسليم على سيدنا ونبينا محمد الرءوف الرحيم
Referensi
[1] Al ‘Umdah fi Syarh Al Burdah karya Imam Ibnu Hajar al Haitamy
[2] Tafsir al Wasith karya Prof. Dr. Syeikh Tanthowi
[3] Tafsir al Wasith karya Ulama’ Azhar al Syarif