tebuireng.co – Gus Yahya kritik Rasmus Paludan yang terus melakukan aksi bakar Al-Qur’an. Bagi Gus Yahya atau KH Yahya Cholil Staquf tindakan kontroversial aktivis sayap kanan berkebangsaan Swedia-Denmark itu hanya akan berujung sia-sia.
“Whatever his cause is, it is doomed to fail . Apa pun alasannya, hal itu (aksi Paludan) ditakdirkan untuk gagal,” ungkap Gus Yahya dalam keterangannya, Sabtu (28/1/2023) seperti dikutip dari NU Online.
Awalnya, Paludan melakukan aksi membakar Al-Qur’an di Stockholm, Swedia tanggal 21 Januari 2023. Bukannya meminta maaf, aktivis tersebut justru mengulangi aksinya di tempat yang berbeda.
Kali ini, Paludan melakukan pembakaran Al-Qur’an di depan sebuah masjid, serta Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen, Denmark pada Jumat, 27 Januari 2023.
Rasmus Paludan, pemimpin Partai Politik Stram Kurs (Garis Keras) Denmark telah membuat masyarakat dunia khususnya para muslimin geram. Aksi pembakaran Al-Qur’an yang dilakukannya menuai kecaman negara-negara Islam dunia
“Mari kita teruskan saja duduk santai menikmati kesyahduan iman kita sendiri sambil menunggu Rasmus Paludan runtuh bersama segala cita-citanya atau dia insaf kemudian berbelok ke jalan yang benar,” imbuhnya.
Menurut juru bicara Presiden RI Ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, meskipun kitab umat Islam dibakar oleh Paludan, jelas Al-Qur’an tidak akan sedikitpun menjadi hina karena aksinya.
Gus Yahya kritik Rasmus Paludan karena kurang tepat meluapkan emosi amarahnya. Apabila Paludan bermaksud menjauhkan orang-orang dari Al-Qur’an, aksi Paludan itu justru mendorong rasa penasaran mereka yang masih awam dengan Al-Qur’an.
“Perbuatan Paludan justru akan sia-sia. Sebab, apabila dia bermaksud menjauhkan orang dari Al-Qur’an, perbuatannya justru malah mendorong rasa penasaran mereka yang belum tahu isi Al-Qur’an,” tuturnya.
Kemudian, jika maksud pembakaran Al-Qur’an ini untuk melampiaskan kemarahan Paludan kepada Pemerintah Turki, Al-Qur’an itu sendiri tidak menanggung apa pun yang menjadi tanggung jawab Turki.
Bahkan, bila Paludan bermaksud menyatukan pihak Eropa untuk melawan Islam, aksinya itu justru akan memancing orang-orang Eropa di luar kelompoknya melawan Paludan sendiri.
“Kalau dia (Paludan) bermaksud menyerukan agar Eropa kulit putih bersatu melawan Islam, perbuatannya justru memancing orang-orang Eropa di luar kelompoknya untuk melawannya,” pungkas Pengasuh Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin, Leteh, Rembang tersebut.
Oleh: Syifa’ Q