• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

GUS SHOLAH DAN FITRAH SANTRI

tebuireng.co by tebuireng.co
2021-02-20
in Keislaman, Kiai, Pesantren
0
GUS SHOLAH DAN FITRAH (KENAKALAN) SANTRI

GUS SHOLAH DAN FITRAH (KENAKALAN) SANTRI

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Tulisan di bawah ini adalah tulisan seorang, yaitu Fathur Rahman Karyadi, yaitu seorang teman yang terkenal dengan sebutan Atunk. Dirinya memiliki sebuah kenangan manis dengan Gus Sholah yang sampai hari ini masih teringat betul ucapan tersebut. Sebuah ungkapan yang oleh almarhum KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) yang sampai hari ini masih selalu terngiang. Beliau (Gus Sholah) berkata:

Ungkapan ini beliau ucapkan di depan para Mahasantri Ma’had Aly Tebuireng yang notabene menggeluti ilmu-ilmu keislaman kalasik terutama hadis. Beliau berani dan tegas. Tanpa kekhawatiran apa pun. Kejujuran seorang pemimpin seperti itu pula yang langka.

Menurut Mas Atunk sesuai dengan pengalaman yang pengamatannya yang ia dapatkan selama mondok di pesantren Tebuireng adalah Selama Gus Sholah menjadi Pengasuh Pesantren Tebuireng, beliau benar-benar menggerakkan segala lini. Tak hanya unit pendidikan, tapi unit usaha, unit kesehatan, jasa boga, kebersihan, penerbitan, kreativitas, organisasi, dan sebagainya. Beliau mendukung penuh segala potensi yang ada di dalam pesantren.

Pengalaman yang langsung Mas Atunk alami langsung adalah ketika hendak mengadakan acara pentas seni besar-besaran, kami kira beliau akan tidak setuju atau bahkan marah. Ternyata malah mendukung penuh. Bukan hanya dukungan semata yang beliau berikan, segala fasilitas untuk mengadakan acara tersebut beliau biayai mulai dari studi banding ke Pondok Modern Gontor sampai semua kebutuhan yang dibutuhkan untuk terselenggaranya acara festifal tersebut. Langkah yang luar biasa yang tak terpikirkan sama sekali sebelumnya.

“Fitrah manusia itu suka perayaan dan festival. Allah pun mensyariatkan ibadah haji sebagai momentum kaum muslimin kumpul dari segala penjuru belahan dunia,”  tutur  Gus Sholah.

Dari sini beliau menggunakan sebuah analogi bahwa santri perlu memerankan kefitrahannya sebagai manusia yang suka perayaan. Yakni berupa perkumpulan, ajang mengasah bakat dan kreativitas, meningkatkan daya nalar dan imajinasi, bahkan juga menyadari kenakalannya selagi tidak melewati batas kewajaran.

Gus Sholah dan Kedekatan dengan Santri

Ada keunikan yang luar biasa menurut saya pada pribadi beliau dalam mendidik mandiri santrinya. Beliau tak segan-segan “ngemong” santri seperti saya yang notebenenya santri belekan, nakal, kemproh tanpa pandang dia anak siapa, pernah melanggar aturan tidak, dan dari kota atau desa. Semua sama dan rata. Kini, mungkin kita jarang jumpai atasan memperhatikan bawahannya sedetail itu.

Beliau tidak pernah malu apalagi gengsi, memperkenalkan kami santri yang apalah gitu, terhadap tamu-tamu beliau ketika kita sedang sowan beliau, pas bertepatan dengan tamu-tamu beliau yang notabenenya orang-orang top. Justru bagi beliau hal ini menjadi kebanggan tersendiri untuk saling berkoneksi dan berinteraksi satu sama lain.

“Kalian beruntung punya kiai seperti beliau yang gede rumongso (besar merasa) bukan rumongso gede (merasa besar)”. Ungkap salah seorang tamu kepada kami ketika beliau (Gus Sholah ke belakang)

Pagi ini, air mata saya meleleh. Tepat satu tahun lalu beliau berpulang. Meninggalkan kita semua. Kami senantiasa mengingat keikhlasan, kejujuran, dan segala dedikasi beliau kepada kami. Hanya doa dan usaha-usaha kecil meneladani beliau yang mampu kami lanjutkan. Semoga!

Jakarta, 2 Februari 2021
Santri nakal : Atunk

 

Tags: Gus SholahMondokSantri
Previous Post

Cara Pendiri Nahdlatul Ulama Membentengi Umat Islam

Next Post

Pemikiran Pendidikan Islam KH. Salahuddin Wahid (1)

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
pendidikan agama islam

Pemikiran Pendidikan Islam KH. Salahuddin Wahid (1)

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kesunahan saat Meminum Air Zamzam menurut Sayyid Abu Bakar Syatha
  • Keutamaan Air Zamzam, Benarkah Bisa Menjadi Sebab Terkabulnya Doa?
  • 7 Kesunahan dalam Ibadah Haji
  • Pengertian Mahram dan Macam-macamnya
  • Buka Sidang PUIC ke-19, Prabowo Ungkap Kepemimpinan Tokoh Islam sebagai Teladan

Komentar Terbaru

  • Universitas Islam Sultan Agung pada Perluas Dakwah NU, LD PBNU Kirim 34 Dai ke 8 Negara dan 8 Provinsi di Indonesia
  • Visit Website pada Sikap Buya Arrazy Hasyim Terkait Pengeras Suara
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Ijazah Pelancar Rezeki dari Gus Baha
  • IT Telkom pada Ingin Anak Hebat? Ini Cara Tirakatnya
  • Sutrisno pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng