tebuireng.co – Gus Qoyyum atau Kiai Abdul Qoyyum bin Mansur merupakan pengasuh Pesantren An-Nur Lasem, Jawa Tengah menjelaskan sosok KH M Djamaluddin Ahmad. Menurutunya ada lima hal yang menonjol dari Kiai Djamal.
1- Kiai yang Al-Ismu Yuwafiqu Musamahu
Ada istilah Al-Ismu Yuwafiqu Musamahu. Artinya, nama sesorang sesuai dengan laku yang memiliki nama. Nama Djamaluddin sesuai dengan musamahu-nya yaitu pribadi Kiai Djamal.
Kiai Djamal membawa keindahan agama. Syiar di pesantren dengan indah. Syiar ilmu agama dengan indah. Syiar kepada umat tentang thariqat dengan indah. Sampai zikir, wirid, dan kajian-kajian tasawuf yang ia istiqamahkan indah semua.
Sehingga nama “Djamaluddin”, benar-benar sesuai antara kepribadian orangnya dan makna namanya yaitu keindahan agama. Al-Quran menyebut lafadz Djamal dalam ayat :
وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ
Artinya: Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan.
Makna dari ayat tersebut adalah ketika orang barat melepaskan binatang ternaknya di pagi hari dan memulangkannya pada sore hari. Korelasi ayat ini dengan Kiai Djamal adalah, ia setiap pagi ngaji, dan setiap sore juga ngaji.
Baca Juga: Biografi KH M Djamaluddin Ahmad
Ngaji di sini adalah melepas dan menyampaikan ilmu. Sedangkan yang dirawat dan diasuh adalah umat atau jamaah. Oleh karenanya dalam ayat lain difirmankan:
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ
Artinya, “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja”.
Kiai Djamal begitu sabar ngopeni santri, ngopeni jamaah, ngopeni umat. Pagi ngaji. Sore ngaji. Malam ngaji. Semua waktunya untuk ngaji. Oleh karenanya, ia memilki keutamaan yaitu Shobrun Djamil, yaitu sabar yang indah.
2- Kiai yang Shobrun Djamil
Menurut Gus Qoyyum, Kiai Djamal sosok kiai yang sabar. Walaupun sudah gerah masih menyampaikan ilmu dan ifadah. Inilah ulama yang memiliki “Mangkobah” atau keistimewaan berupa Shobrun Djamil.
Kenapa Kiai Djamal bisa sesabar itu?
Karena Kiai Djamal telah pada maqom nikmat, ia menikmati menyebarkan ilmu. Ia telah merasa nikmat dengan dzikirmya.
3- Panutan yang Qoulan Djamila
Kiai Djamal kata-katanya santun dan halus, sehingga keluar kalimat-kalimat yang Indah. Kiai Djamal, ketika ngaji, selalu menerima pertanyaan dari masalah-masalah masyarakat.
Kiai Djamal menerima keluh kesah umat. Curhatannya tamu didengarkan. Semua ditarbiyah olehnya. Dan jawaban-jawaban atas persoalan itu pasti indah dan membahagiakan. Menjadikan orang legowo. Semua dilayani oleh Kiai Djamal dengan Qoulan Djamila. Nah, sikap Beliau ini harus diteladani dan diteruskan.
4- Kiai Djamal, Figur As-Shofa Djamil
Kiai Djamal tidak pernah maido orang. Tidak pernah menjelek-jelekaan orang. Usumnya politik, banyak orang saling menghina. Banyak orang saling mencela dan merendahkan. Namun, Kiai Djamal tidak, lisannya terjaga.
Kiai Djamal malah menikmati pembahasan ilmu dengan baik. Menekuni pembahasan hadis, Al-Qur’an, dan tasawuf.
5- Tokoh yang Wa lakum Fiha Djamalun
Karena keindahan-keindahan yang dimiliki Kiai Djamal itulah, sehingga ia adalah sosok yang sempurna dalam keindahan. Namanya indah, prilakunya indah, ilmunya indah, dan kata-katanya indah.
Inilah bukti bahwa nama “Djamaluddin” adalah nama yang sesuai dengan istilah Al-Ismu Yuwafiqu Musamahu.
*Dirangkum dari kesaksian santri KH M Djamaluddin Ahmad saat Gus Qoyyum takziyah ke keluarga Kiai Djamal