• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Gus Qoyyum: Kiai Djamal, Perangai Seindah Nama

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-03-02
in Kiai, Tasawuf, Tokoh
0
Gus Qoyyum menjelaskan teori mencetak ulama

Gus Qoyyum menjelaskan teori mencetak ulama (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Gus Qoyyum atau Kiai Abdul Qoyyum bin Mansur merupakan pengasuh Pesantren An-Nur Lasem, Jawa Tengah menjelaskan sosok KH M Djamaluddin Ahmad. Menurutunya ada lima hal yang menonjol dari Kiai Djamal.

1- Kiai yang Al-Ismu Yuwafiqu Musamahu

Ada istilah Al-Ismu Yuwafiqu Musamahu. Artinya, nama sesorang sesuai dengan laku yang memiliki nama. Nama Djamaluddin sesuai dengan musamahu-nya yaitu pribadi Kiai Djamal.

Kiai Djamal membawa keindahan agama. Syiar di pesantren dengan indah. Syiar ilmu agama dengan indah. Syiar kepada umat tentang thariqat dengan indah. Sampai zikir, wirid, dan kajian-kajian tasawuf yang ia istiqamahkan indah semua.

Sehingga nama “Djamaluddin”, benar-benar sesuai antara kepribadian orangnya dan makna namanya yaitu keindahan agama. Al-Quran menyebut lafadz Djamal dalam ayat :

وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ

Artinya: Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan.

Makna dari ayat tersebut adalah ketika orang barat melepaskan binatang ternaknya di pagi hari dan memulangkannya pada sore hari. Korelasi ayat ini dengan Kiai Djamal adalah, ia setiap pagi ngaji, dan setiap sore juga ngaji.

Baca Juga: Biografi KH M Djamaluddin Ahmad

Ngaji di sini adalah melepas dan menyampaikan ilmu. Sedangkan yang dirawat dan diasuh adalah umat atau jamaah. Oleh karenanya dalam ayat lain difirmankan:

وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ

Artinya, “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja”.

Kiai Djamal begitu sabar ngopeni santri, ngopeni jamaah, ngopeni umat. Pagi ngaji. Sore ngaji. Malam ngaji. Semua waktunya untuk ngaji. Oleh karenanya, ia memilki keutamaan yaitu Shobrun Djamil, yaitu sabar yang indah.

2- Kiai yang Shobrun Djamil

Menurut Gus Qoyyum, Kiai Djamal sosok kiai yang sabar. Walaupun sudah gerah masih menyampaikan ilmu dan ifadah. Inilah ulama yang memiliki “Mangkobah” atau keistimewaan berupa Shobrun Djamil.

Kenapa Kiai Djamal bisa sesabar itu?

Karena Kiai Djamal telah pada maqom nikmat, ia menikmati menyebarkan ilmu. Ia telah merasa nikmat dengan dzikirmya.

3- Panutan yang Qoulan Djamila

Kiai Djamal kata-katanya santun dan halus, sehingga keluar kalimat-kalimat yang Indah. Kiai Djamal, ketika ngaji, selalu menerima pertanyaan dari masalah-masalah masyarakat.

Kiai Djamal menerima keluh kesah umat. Curhatannya tamu didengarkan. Semua ditarbiyah olehnya. Dan jawaban-jawaban atas persoalan itu pasti indah dan membahagiakan. Menjadikan orang legowo. Semua dilayani oleh Kiai Djamal dengan Qoulan Djamila. Nah, sikap Beliau ini harus diteladani dan diteruskan.

4- Kiai Djamal, Figur As-Shofa Djamil

Kiai Djamal tidak pernah maido orang. Tidak pernah menjelek-jelekaan orang. Usumnya politik, banyak orang saling menghina. Banyak orang saling mencela dan merendahkan. Namun, Kiai Djamal tidak, lisannya terjaga.

Kiai Djamal malah menikmati pembahasan ilmu dengan baik. Menekuni pembahasan hadis, Al-Qur’an, dan tasawuf.

5- Tokoh yang Wa lakum Fiha Djamalun

Karena keindahan-keindahan yang dimiliki Kiai Djamal itulah, sehingga ia adalah sosok yang sempurna dalam keindahan. Namanya indah, prilakunya indah, ilmunya indah, dan kata-katanya indah.

Inilah bukti bahwa nama “Djamaluddin” adalah nama yang sesuai dengan istilah Al-Ismu Yuwafiqu Musamahu.

*Dirangkum dari kesaksian santri KH M Djamaluddin Ahmad saat Gus Qoyyum takziyah ke keluarga Kiai Djamal

Tags: Gus QoyyumKH M Djamaluddin AhmadKiai DjamaluddinPesantrenSantri
Previous Post

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad dan Faidah Kumandang Adzan

Next Post

Mengatur Tinggi-Rendah Suara Azan Ala Rasulullah

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Mengatur Tinggi-Rendah Suara Azan Ala Rasulullah

Mengatur Tinggi-Rendah Suara Azan Ala Rasulullah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Tafsir Surah Al-Hasr Ayat 18: Pentingnya Mengelola Waktu dengan Baik
  • Haji Akbar, Pengertian dan Keutamaannya
  • Masih Relevankah Mengikuti Organisasi?
  • Enggan Haji Padahal Mampu, Ini Pendapat Para Ulama
  • Benarkah Emas Bertahan di Situasi Apapun?

Komentar Terbaru

  • IT Telkom pada Ingin Anak Hebat? Ini Cara Tirakatnya
  • Sutrisno pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Telkom pada Ingin Anak Hebat? Ini Cara Tirakatnya
  • Technologeek IPTEC pada Metaverse adalah Masa Depan Dunia Pendidikan Juga?
  • Khoirul pada Veve Zulfikar Basyaiban Keturunan Rasulullah?
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng