• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Gus Hakam dan Gus Dur, Dua Cucu KH Hasyim

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-11-12
in Kiai, Tokoh
1
Gus Hakam dan Gus Dur, Dua Cucu KH Hasyim

Gus Hakam dan Gus Dur, Dua Cucu KH Hasyim (Ist.)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Gus Hakam dan Gus Dur adalah cucu Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, pendiri Pondok Pesantren Tebuireng dan Nahdlatul Ulama (NU).

Bermain catur adalah salah satu kesukaan almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Namun saat bermain catur dengan Gus Dur harus jeli. Jika tidak, kuda catur bisa berjalan lurus.

Sebaliknya, patih catur berjalan mirip kuda. Jika sudah demikian, lawan Gus Dur akan kelabakan hingga skak mat.

Pengalaman unik itu pernah dialami KH Abdul Hakam Kholiq alias Gus Hakam, adik sepupu Gus Dur. Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hakam Tebuireng ini menceritakan, setiap pulang dari Jakarta, Gus Dur selalu bertandang ke rumahnya.

Maklum, di antara sepupu yang paling dekat adalah Gus Dur. Begitu masuk rumah Gus Hakam, mantan Ketua PBNU tiga periode ini langsung menantang bermain catur. Papan catur pun digelar sambil menanyakan kabar masing-masing.

Namun aneh, hingga tiga kali permainan, adik sepupu Gus Dur ini tidak pernah menang. Gus Hakam penasaran. Permainan catur dilanjutkan lagi.

Namun, Gus Hakam punya strategi baru. Ia lebih meneliti langkah permainan catur Gus Dur. Hasilnya, Gus Hakam mengetahui ada langkah kuda milik Gus Dur yang nyleneh.

Kuda tersebut melangkah lurus. “Setelah saya protes, Gus Dur tertawa terpingkal-pingkal,” kata Gus Hakam mengenang.

Bukan hanya satu kali saja, setiap dua saudara ini bertarung catur, ‘kelicikan’ itu selalu terulang. Pun demikian, dua gus ini selalu menikmati. “Pokoknya, kalau bermain catur Gus Dur selalu ‘nyolet’,” tambahnya.

Gus Dur bersama Gus Hakam saat di RSUD Jombang – 25 Desember 2009 (Twitter/Alissa Wahid)

Gus Hakam adalah anak kandung dari KH Abdul Koliq Hasyim bin KH M Hasyim Asy’ari. Tepatnya pada hari Selasa-Wage , tanggal 9 November 2021/4 Robi’ul akhir 1443 H Gus Hakam menyusul Gus Dur menghadap Ilahi.

Sedangkan Gus Dur merupakan anak kandung KH Abdul Wahid Hasyim. Antara Abdul Kholiq dan Abdul Wahid adalah kakak beradik.

“Jadi saya sama Gus Dur itu lebih tua Gus Dur. Jika Gus Dur lahir pada tahun 1940, saya lahir pada 1942,” terang Gus Hakam menceritakan silsilah keluarganya.

Semoga kita senantiasa mendapat Ridlo dari Allah, Syafaat dari Rasullullah, Karomah para Waliyullah, Barokah para Kiai dan Habaib serta wasilah doa orang tua.

Sementara itu, Alissa Wahid juga mengunggah foto lawas ketika Gus Hakam bertemu sepupunya, KH Abdurrahman Wahid di twitternya.

”25 Des 2009 di RSUD Jombang, #GusDur berkata kpd Gus Hakam, ‘dik, minggu depan aku balik ke Tebuireng. Tolong sampeyan yang doakan ya’,” tulis Alissa mengutip ucapan bapaknya.

Menurut Alissa, Gus Dur akhirnya memang benar-benar pulang sepekan setelah pertemuan itu, tetapi tidak berjumpa lagi dengan Gus Hakam. “Beliau (Gus Dur) benar2 datang 7 hari setelahnya, utk dimakamkan. Lahum alfatihah,” tulis Alissa.

Tags: Gus DurGus HakamTebuireng
Previous Post

Mendidik Kemandirian Anak ala KH Wahid Hasyim

Next Post

Gus Durian Dukung Permendikbudristek No 30/2021

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Gus Durian mendukung usaha pengahpusan kekerasan seksual di kampus

Gus Durian Dukung Permendikbudristek No 30/2021

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Etika Bertetangga dalam Hadis Nabi
  • Kemenag Resmi Memulai MQKN ke-8 dengan Tahapan Seleksi Via CBT Berbasis Kitab Kuning
  • Qailulah, Rahasia Tidur Siang Ala Nabi
  • Tafsir Surah Qaf Ayat 18: Pentingnya Menjaga Lisan
  • Dhau’ Al-Mishbah fi Bayani Ahkam An-Nikah, Panduan Pernikahan Karya Kiai Hasyim

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng