• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Gus Baha Ingin Umat Islam Rajin Baca Al-Qur’an

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2024-04-06
in Tokoh
0
Gus Baha baca Al-Qur'an

Gus Baha baca Al-Qur'an

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Gus Baha ingin umat umat Islam rajin baca Al-Qur’an meskipun tidak paham makna. Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yeng bernama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim ini menginginkan umat Islam memperbanyak membaca Al-Qur’an, khususnya di Ramadan

Sebagai kitab suci, Al-Qur’an harus lebih dekat dengan umat IsIam. Cara mendekatinya bisa dengan mempelajari dan memahami kandungan Al-Qur’an atau membacanya.

Membaca Al-Qur’an bernilai ibadah, terutama di bulan suci Ramadhan.

“Saya paling ingin, paling sangat ingin, di Ramadhan ini banyak membaca Al-Qur’an. Baik membaca secara qiraatan saja atau lebih,” jelasnya, sebagaimana dikutip NU Online dari akun Youtube Santri Gayeng, Ahad (31/3/2024).

Menurut Gus Baha, membaca Al-Qur’an tidak harus menunggu paham arti dan tafsirnya.

Sebab membaca Al-Qur’an dari huruf ke huruf sudah bernilai ibadah, meskipun seorang yang membacanya itu tidak paham arti dan maknanya.

Terlebih ketika membaca dan kemudian menjadikan isi Al-Qur’an sebagai bimbingan hidup. 

Gus Baha mencoba melogikakan orang yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak memahami maknanya. Ia menjelaskan, ketika seseorang membaca Al-Qur’an dan tidak paham maknanya, maka seseorang itu hanya menyibukkan diri dengan kalamullah.

Hal ini menurut Gus Baha, sesuatu yang baik. Efek dari kesibukan dengan kalamullah itu pasti tidak melakukan maksiat.

“Saya beri contoh, meskipun membaca saja dan tidak paham artinya, itu tetap baik. Ada orang yang semalaman itu duduk bersama keluarga, ngobrol ringan tentang masa lalu, cerita lucunya atau lucunya anak. Pada malam itu ditulis oleh malaikat bahwa keluarga ini tidak maksiat, tidak dugem, tidak narkoba, dan tidak ke tempat maksiat,” jelasnya. 

Gus Baha mengatakan, keberkahan dari seorang Muslim atau Muslimah menyibukkan diri bercengkrama bersama keluarga, asyik, guyon dengan teman dan tetangga adalah tidak melakukan maksiat dan tidak macam-macam.

Apalagi jika saat itu membaca Al-Quran. Hal ini sesuai dengan kajian ilmu ushul fiqih yang dipelajari Gus Baha dari almaghfurlah KH Maimoen Zubair.

Ia menegaskan bahwa di antara kebaikan agama IsIam adalah meninggalkan kemungkaran.

Meninggalkan itu adalah pekerjaan yang tidak butuh modal. ad Gus Baha menjelaskan, apabila seseorang ingin mendapat pahala shalat, maka harus shalat.

Kalau ingin mendapat pahala haji, maka harus haji. Namun, ada kebaikan yang tidak perlu modal yaitu meninggalkan kemungkaran.

Caranya cukup meninggalkan hal-hal yang dilarang Allah. Cara meninggalkan kemungkaran bisa dengan bercengkrama dengan keluarga, baca Al-Qur’an, bercanda dengan teman, dan hal positif lainnya.

“Sehingga kalau ada orang yang tanya, kenapa baca Al-Qur’an meskipun tidak paham itu dapat pahala, satu, karena itu kalamullah. Kedua, sebagian kebaikan itu adalah meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan itu bisa dilakukan dengan hal-hal yang mudah. Ini pentingnya ngaji, saya ngaji ushul fiqih dengan KH Maemun, abahnya Gus Yasin,” katanya.

Tags: Al-QuranBerbuka Puasa Menurut Gus BahaGus BahaGus Baha'
Previous Post

Lulusan Mahad Aly Bisa Ikut Seleksi CPNS 2024

Next Post

Membeli Baju atau Merawat Kulit?

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Membeli Baju atau Merawat Kulit

Membeli Baju atau Merawat Kulit?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Etika Bertetangga dalam Hadis Nabi
  • Kemenag Resmi Memulai MQKN ke-8 dengan Tahapan Seleksi Via CBT Berbasis Kitab Kuning
  • Qailulah, Rahasia Tidur Siang Ala Nabi
  • Tafsir Surah Qaf Ayat 18: Pentingnya Menjaga Lisan
  • Dhau’ Al-Mishbah fi Bayani Ahkam An-Nikah, Panduan Pernikahan Karya Kiai Hasyim

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng