tebuireng.co- Dalil Maulid yang tidak ruwet menurut Gus Baha adalah kisah Abu Lahab. Abu Lahab merupakan orang yang paling membenci ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. Meski begitu, ia adalah paman Rasulullah saw. Sebelum diangkat menjadi rasul, hubungan antara keduanya sangat baik.
Abu Lahab sangat senang ketika mendengar berita bahwa anak dari kakaknya, yaitu Abdullah telah lahir. Ia lansung memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibatul Aslamiyah karena saking senangnya. Kemudian ia memberikan budak tersebut kepada Aminah untuk membantunya dalam menyusui keponakannya. Oleh karena itu, Allah Swt. meringankan siksaan Abu Lahab setiap hari senin di alam kubur karena gembira akan berita kelahiran Nabi Muhammad saw.
Kisah tersebut diabadikan dalam hadis yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari No. 5101. Dalam hadis tersebut diceritakan bahwa salah satu paman Rasulullah saw. yaitu Abbas bin Abdul Muthalib pernah bermimpi bertemu dengan Abu Lahab yang telah meninggal.
Dalam mimpi tersebut Abu lahab menceritakan keadaanya yang terus menerus disiksa di dalam kubur kecuali pada hari Senin. Setiap hari Senin Allah Swt. meringankan siksaan Abu Lahab di alam kubur, karena dahulu semasa hidupnya ia pernah memerdekakan budaknya karena gembira akan berita kelahiran Nabi Muhammad saw.
Maka jika Abu Lahab yang non-muslim, bahkan diringankan siksaannya setiap hari Senin sebab bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad saw, maka bagaimana dengan umat muslim yang berbahagia atas kelahiran Nabi Muhammad saw?
Oleh karena itu, sebagai umat muslim yang sejak lahir sudah merasakan nikmat iman dan Islam, sudah seharusnya bergembira akan kelahiran sang kekasih pembawa anugerah bagi setiap manusia dan rahmat bagi seluruh alam agar mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak.
Baca juga: Bergembira Sambut Maulid Nabi
Salah satu bentuk kegembiraan akan kelahiran Nabi Muhammad saw. adalah dengan memperingati maulid. Seperti yang telah menjadi tradisi diberbagai tempat yaitu merayakan maulid nabi dengan cara berkumpul untuk mendengarkan sejarah nabi, bershalawat atas nabi dan menyenandungkan pujian-pujian atas nabi. Namun, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam menunjukkan rasa cinta dan kegembiraan atas kelahiran nabi.
Sebagaimana Rasulullah saw. yang merayakan kelahirannya dengan berpuasa di setiap hari kelahirannya, yaitu hari Senin.
وَحَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ ، حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ ، عَنْ غَيْلَانَ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ الزِّمَّانِيِّ ، عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ، فَقَالَ : ” فِيهِ وُلِدْتُ، وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ “
Dari Abi Qotadah al-Anshori r.a: “sesungguhnya Rasulullah saw. Pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah saw kemudian menjawab: “pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (H.R. Muslim)