tebuireng.co- Dalam Islam cinta bukanlah sesuatu yang diingkari keberadaannya karena cinta merupakan fitrah setiap makhluk hidup. Setiap orang pasti memiliki cinta pertama meski tidak semua orang ditakdirkan untuk bisa menghabiskan hidupnya atau menikah dengan cinta pertamanya.
Kisah cinta Rasulullah SAW pun juga demikian, sebelum menikah dengan Siti Khadijah, Rasulullah pernah menyukai Fakhita, putri dari pamannya yaitu Abu Thalib. Perempuan yang dijuluki Ummu Hani’ ini pernah dilamar dua kali oleh Rasullullah namun kedua-duanya ditolak.
Dalam kitab Tabaqat-nya, Ibnu Sa’ad menceritakan perihal kisah lamaran Rasulullah SAW yang ditolak oleh Abi Thalib. Bahwa Rasulullah pernah berkeinginan menikahi putri pamannya yang bernama Fakhita maka Rasulullah melamarnya. Namun di waktu yang bersamaan Fakhita juga dilamar oleh Hubairah bin Abi Wahb putra saudara ibu Abu Thalib yang berasal dari Bani Makhzum. Maka dengan beberapa pertimbangan Abu Thalib menikahkan putrinya dengan Hubairah dan menolak lamaran nabi.
Abu Thalib pun ditanya oleh nabi mengapa lamarannya ditolak. Abu Thalib menjawab dengan lembut: “Bahwa mereka telah menyerahkan putri mereka untuk kita nikah”. Maksud perkataan Abu Thalib tersebut adalah bahwa Ibunda Rasulullah SAW juga berasal dari suku yang sama dengan Hubairoh. Abu Thalib kemudian menjelaskan kembali kepada Rasulullah SAW, “Maka, seseorang yang baik haruslah membalas kebaikan yang sama dengan apa yang telah mereka berikan kepada kita”.
Pada akhirnya cinta dan asmara Rasulullah SAW bertepuk sebelah tangan, karena Ummu Hani akhirnya menikah dengan Hubairoh. Setelah menikah Fakhita dan Hubairah dikaruniai empat orang anak, di antaranya Amr, Ja’dah, Hani, dan Yusuf.
Pada usia ke 25 Rasulullah ditakdirkan menikah dengan Siti Khadijah, seorang wanita kaya dari suku Asad dan dikaruniai enam orang anak.
Dalam kitab Al-Ishobah dijelaskan bahwa setelah Nabi Muhammad Saw diangkat menjadi Rasul, dan terjadi peristiwa Fathu Makkah, banyak orang yang berbondong-bondong masuk Islam namun Hubairah, suami Fakhita tidak mau masuk Islam, bahkan Hubairoh melarikan diri keluar dari Makkah.
Mengutip dari Islami.co bahwa sepeninggal sang suami, Fakhita merawat dan mendidik anak-anaknya seorang diri. Karena itu Rasulullah berniat melamarnya sebagai istri agar anak-anaknya memiliki seorang ayah.
Lamaran Rasulullah SAW pun dimaksudkan untuk menghibur Ummu Hani. Karena, dari sisi usia Ummu Hani juga sudah mulai menua.
Namun, Fakhita menolak secara halus dengan menjawab, “Wahai Rasulullah, aku ini perempuan yang sudah tua dan memiliki banyak anak. Aku takut mereka menyakitimu.”
Rasulullah SAW pun mengerti dan mengurungkan niatnya. Namun, Beliau SAW menyanjung Fakhita dengan sebutan, “Sebaik-baik perempuan yang menanggung unta adalah yang paling sayang kepada anak-anaknya yang masih kecil dan yang paling bisa menjaga harta suaminya.”
Baca juga: Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad dan Faidah Kumandang Adzan