tebuireng.co – Dua tokoh penting dalam perjalanan pemikiran Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2021-2026, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) adalah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).
Baginya, Gus Dur merupakan sosok inspirasi yang membangun idealisme dan cita-cita dalam dirinya. Sedangkan tokoh inspirator untuk memperjuangkan cita-cita itu baginya adalah Mbah Moen.
Hal ini disampaikannya ketika menjadi pembicara di acara Halaqah Fiqih Peradaban “Fiqih Siyasah dan Kewarganegaraan” di Pondok Pesantren Al-Anwar 3 Sarang, Rembang, Rabu (16/11/2022). Acara ini disiarkan langsung oleh channel Youtube TVNU.
“Yang saya bawa dari Gus Dur adalah semangat dan cita-citanya. Namun, sebagai isi atau substansi dari pergulatan menghidupkan semangat dan cita-cita itu, inspirasinya dari Karangmangu (Mbah Moen)”, jelas Gus Yahya.
Gus Yahya menjelaskan dari waktu ke waktu Mbah Moen memberikan inspirasi kepadanya. Bukan hanya inspirasi intelektual, tapi juga inspirasi mental untuk terus membangun keyakinan tentang hal-hal yang harus dikerjakan tidak perduli seperti apapun sulitnya.
Gus Yahya juga pernah menjadi juru bicara KH Abdurrahman Wahid ketika menjabat presiden keempat RI. Bahkan ketika maju mencalonkan diri sebagai ketua PBNU, Gus Yahya secara tegas akan menghidupkan spirit Gus Dur.
“Ada dua hal strategi menghidupkan Gus Dur, pertama idealisme kemanusiaan yang inklusif dan kedua transformasi masyarakat menuju kehidupan lebih baik,” tegasnya
Dikatakan, KH Maimoen Zubair adalah putra pertama dari pasangan KH Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah. Mbah Moen dilahirkan di Karang Mangu, Sarang, Jawa Tegah pada Kamis Legi bulan Sya’ban 1347 H atau 1348 H bertepatan dengan 28 Oktober 1928 M.
“Saya ingin beritahukan kepada dunia bahwa semua yang saya kerjakan ini, baik sebelum ataupun sesudah menjadi ketua umum PBNU sebagian besar inspirasi substansialnya berasal dari Karangmangu (Mbah Moen),” imbuhnya
KH Maimoen merupakan ulama kharismatik di Indonesia. Pada tahun 1965, ia mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar yang lebih dikenal dengan Pondok Sarang. Pesantren tersebut kemudian berkembang dan memiliki ribuan santri yang berasal dari seluruh penjuru nusantara.
Bahkan, salah satu jebolan dari pesantren ini sekarang menjadi kiai ahli tafsir yang telah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama Gus Baha (KH A Bahauddin Nursalim).
Sosok inspirasi bagi Gus Yahya tersebut wafat di umur 90 tahun. KH Maimoen Zubair tutup usia pada Selasa, 6 Agustus 2019 saat sedang menunaikan ibadah haji. Mbah Moen kemudian dimakamkan di pemakaman Ma’la di Mekkah.
“Saya tidak pernah melepaskan perhatian dari apapun yang didawuhkan oleh Syaikhina KH Maimoen Zubair,” tandas penulis buku ‘menghidupkan Gus Dur’ tersebut.
Oleh: Ach Syifa’ Qolby