• About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
LSPT
Home Galeri

Dua Garis Biru dan Hidup Itu Berarti

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2022-04-04
in Galeri, Kolom Pakar, Pendidikan, Seni & Budaya, Tasawuf, Tokoh
0 0
0
Dua Garis Biru dan Hidup Itu Berarti

Dua Garis Biru dan Hidup Itu Berarti. Foto. Life of Pi

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

tebuireng.co- Dua garis biru dan bagaimana hidup itu bermula. Hari benar-benar masih remang waktu itu. Dari satu-satunya jendela di kamar, kulihat jejak subuh belum bergeser. Aku bukan orang yang rajin. Jadi, tak mungkin rasanya memulai kerja atau aktifitas sepagi itu. Kembali tenggelam dalam selimut adalah yang terbaik, pikirkuโ€” dan mungkin juga bagi kebanyakan orang.

Namun, apa yang dikakabarkan istriku membuat ide tidur lagi itu buyar. Ia duduk di meja cermin, memegang sesuatu, dan menimbang-nimbangnya. Ia lalu bangkit dari duduk dan mendekatkan benda itu di bawah lampu yang menempel di dinding kamar.

โ€œPositif,โ€ katanya.

โ€œAda apa?โ€ tanyaku, pandemi Covid 19 masih santer-santernya saat itu.

Dengan bersemangat, ia menyuruhku mendekat dan menyodorkan benda kecil itu ke depanku. Aku meraihnya, memperhatikannya sebentar, dan segera menyadari kebahagiaan yang lama ditunggu: Hampir satu tahun kami berharap dan menunggu. Jika ingatanku tak payah, sudah dua kali ia menggunakan benda kecil itu dan mengabariku dengan nada sedih dan kecewa.

Dan pagi itu, akhirnya tanda itu muncul juga: Dua garis biru. Ya, dua garis biru.

Dan sejak itu, kami bahu membahu merawat makhluk kecil yang bersemayam di buncit perutnya. Tiga bulan awal adalah masa-masa genting, rawan keguguran. Lepas tiga bulan, dada sedikit longgar. Tapi belum benar-benar lega.

Baca juga: Wanita Cantik yang Galau

Baru di akhir Maret kemarin, makhluk mungil menggemaskan itupun keluar. Plong. Seorang perawat menggendongnya dengan santai, seolah pekerjaan penuh resiko itu telah dijalaninya ribuan kali dan, dengan bahasa singkat yang telah dihafalnya luar kepala, ia memintaku mengikutinya menuju sebuah ruangan.

Di sana bayiku bertemu dengan teman-teman sebayanya, puluhan jumlahnya. Mereka semua berkomunikasi dengan cara yang sama, menangis. Mungkin, suatu saat perlu dibikin lomba tangisan bayi, yang paling kencang dan lama adalah pemenangnya. Itu acara yang horor tapi sedikit masuk akal, jika dibandingkan acara demo memasak tanpa minyak goreng untuk menutupi kegagalan negara mengendalikan pasar minyak goreng.

Aku meraih bayiku dengan kikuk dan, tangan gemetar dan, berusaha keras menenangkannya. Sebagaimana seorang bapak yang berusaha baik, aku mengumandangkan adzan dan iqomat di telinganya. Ia tetap menangis, tapi dari sorot matanya terpancar kelegaan.

Aku bersyukur dikarunia bapak yang terlampau baik. Tidak semua anak– seberuntung diriku– mendapatkannya. Banyak anak yang menyedihkan, punya bapak seperti …, ah, sayang sekali aku tidak mendapatkan satu pun padanan binatang yang pas. Kalian cari sendiri. 

Baca juga: KH. Junaidi Hidayat : Hidup Itu Butuh Ilmu

Sebenarnya, selain mengharap doa dan berbagi kebahagian, aku ingin bertanya pada kalian semua: Seberapa berartikah hidup bagi kalian, teman?

Saya pikir, merawat kehidupan berarti menginsyafi bahwa, hidup bagi manusiaโ€” bagaimanapun kondisi dan kurang lebihnyaโ€” adalah tetap jauh lebih baik dan berarti dibanding maut. Dan pelajaran berharga untuk merawat hidup baru saja kita dapat dari Covid-19. Semua negara tampak berupaya keras memastikan pandemi ini tidak merenggut lebih banyak korban. Anggaran negara terkuras untuk melindungi keselamatan rakyat dari ancaman pandemi.

Target utamanya jelas, rakyat selamat dan tetap hidup. Itu salah satu ujian bagi suatu negara: Berhasil atau gagal mewujudkan keselamatan jiwa raga bagi rakyatnya. Semakin banyak korban berjatuhan, semakin pantas negara tersebut divonis lalai, ceroboh, dan tak becus bekerja.

Pandemi juga membuka mata kita, bahwa setiap orang berupaya keras menjauhkan keluarganya, tetangganya, kerabatnya, temannya, dan siapapun yang bernyawa, untuk tidak menjadi korban. Ada yang rela antri dan berdesakan demi memperoleh pasokan oksigen, vitamin, masker, juga vaksin. Masyarakat juga menciptakan jaring pengamanannya sendiri: Dapur umum, jimpitan, teman bantu teman, kampung tangguh, dan lain sebagainya. Semua tiba-tiba berbahasa yang sama: Bahasa kehidupan.

Saya juga teringat dengan salah satu kemarahan Nabi Muhammad yang terkenal. Nabi hampir tak pernah marah, dan bahkan bisa dikatakan– manusia tersabar yang pernah hidup di muka bumi ini adalah Nabi Muhammad.

Namun waktu itu beliau benar-benar marah, wajahnya mengeras dan urat-urat di dahinya tampak keluar.

Ketika itu seorang musuh menyelinap, berhasil mendekati wilayah kekuasaan prajurit Muslim. Panglima Angkatan Perang Prajurit Muslim, Usamah bin Zaid bin Haritsah, memergoki dan mengejarnya. Dalam kondisi terjepit, terjebak di sebuah tebing dan jurang, Si Penyelinap tiba-tiba bersyahadat. Usamah bergeming, ia tetap mencabut pedangnya dan kematian bagi Si Penyelinap.

Laporan kejadian itu membuat Nabi marah kepada Usamah. Usamah berkilah kalau syahadat Si Penyelinap hanyalah taktik dan sewaktu-waktu ia bisa menyerang prajurit Muslim. Nabi tak terpengaruh. Bagi Nabi, persepsi Usamah tak dapat dijadikan dalil untuk menghabisi nyawa seseorang, apalagi ia telah mengucap syahadat. Perkara batin Si Penyelinapโ€” bersyahadat palsu atau murniโ€” hanya Tuhan yang berhak menghakimi.

Oleh: Gus Hayik Madiun

Baca juga: Islam, Seni, dan Kehidupan Beragama

Tags: Dua Garis BiruHidup Itu Berarti
Previous Post

Doa Syekh Abdul Qadir al-Jailani Menyambut Bulan Ramadhan

Next Post

Menyemprotkan Spray Penyegar Mulut Saat Berpuasa

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Menyemprotkan Spray Penyegar Mulut Saat Berpuasa

Menyemprotkan Spray Penyegar Mulut Saat Berpuasa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

  • Profil Ringkas Ning Jazil, Istri Gus Kautsar

    Profil Ringkas Ning Jazil, Istri Gus Kautsar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Hadis Riwayah dan Dirayah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Perjalanan Rumah Tangga Buya Arrazy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratibul Haddad dan Segala Khasiat Membacanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyambut Ramadan dengan hati gembira adalah perintah dari agama Islam. Semerbak hawa Ramadan mulai menyeruak tercium, pertanda bulan yang penuh keberkahan ini akan segera tiba. Bak seorang permaisuri yang ditunggu kedatangannya banyak sekali orang yang bersiap diri untuk menyambutnya.

Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa tradisi yang cukup unik dalam menyambut bulan Ramadan, seperti tradisi Megengan di Jawa Timur, Nyadran di Jawa Tengah, Pacu Jalur di Riau, Suru Maca di Sulawesi dan sebagainya.

Pada dasarnya, esensi dari berbagai macam tradisi penyambutan bulan Ramadan ini adalah melakukan kegiatan-kegiatan positif dengan penuh sukacita sebab datangnya bulan Ramadan.

Dalam sebuah riwayat disebutkan cara Rasulullah menyambut Ramadan dengan hati gembira dan memperbanyak puasa, tidak pernah nabi berpuasa lebih banyak daripada bulan Syaโ€™ban selain bulan Ramadan:

ู„ู… ูŠูƒู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠุตูˆู… ุดู‡ุฑุง ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุดุนุจุงู† โ€“ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ

Hal ini dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam rangka mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadan.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #ramadan #ramadhan2023 #menyambutramadhan #tradisi #indonesia #keislaman #islam
  • Tradisi dalam menyambut datangnya bulan Ramadan di berbagai wilayah di Indonesia begitu beragam sesuai dengan corak dan budaya yang terkandung di daerah masing-masing.
Namun, pada umumnya semua tradisi tersebut dilaksanakan atas dasar rasa syukur kepada Allah karena telah diberi kesempatan bertemu kembali dengan bulan yang mulia yakni bulan Ramadan.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #ramadan #syaban #bulansuciramadhan #tradisi #indonesia
  • "Kita tidak akan bisa di titik mana pun tanpa restu dari orang tua kita", kata Gus Ipang Wahid setelah memberikan sebuah kejutan untuk Nyai Farida Salahuddin Wahid saat mengisi acara di Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #nahdlatululama #nahdliyin #1abadnu #gussholah #ipangwahid #amanatulummah #reels #instagram #ibu
  • Sulthonul Auliya
  • Cara menghilangkan depresi menurut al-Balkhi ada dua jenis, yaitu eksternal dan internal. Al-Balkhi merupakan ulama-ilmuwan Islam yang menguasai banyak bidang keilmuan.

Nama lengkap al-Balkhi adalah Abu Zaid Ahmad bin Sahal al-Balkhi. Ia lahir di kota Balkh, sekarang dikenal dengan Afghanistan pada tahun 849 Masehi dan wafat pada tahun 934 Masehi.

Salah satu karyanya yang monumental dalam bidang keilmuan psikologi adalah Mashalihul Abdan Wal Anfus. Bukunya, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ariel Achmad Pramudya dengan judul โ€œKitab Kesehatan Mentalโ€ yang juga menyelipkan karya Ibnu Sina dengan judul terjemahan โ€œResep Bahagiaโ€.

Dalam bukunya, al-Balkhi menyebutkan empat macam gejala yang bisa mengganggu mental; sedih, takut, panik, dan depresi. Empat macam gejala ini, selain menyiksa jiwa pengidapnya juga memiliki potensi terhadap kerja organ tubuh menjadi tidak maksimal apabila berlebihan.

โ€œKetika mental seseorang terganggu, kesehatan fisik tak membuatnya bahagia, hari-harinya suram, dan hidupnya tak lagi indahโ€ (al-Balkhi; 07). Bisa jadi, dalam fase-fase tersebut, selera makan menjadi tidak normal, tidurnya tidak nyenyak, dan beragam keanehan-keanehan fisik lainnya.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #keislaman #islam #mentalhealth #kesehatanmental #milenial
  • Cara melancarkan rezeki menurut Gus Kautsar cukup sederhana dan bisa dilakukan oleh siapapun secara istikamah setiap hari. Amalan melancarkan rezeki tersebut berupa membaca surah Al-Waqiโ€™ah tiap setelah Ashar.

โ€œSaya itu dari kecil sudah diberi nasihat oleh ayah, kalau kamu sedikit enak hidupnya di dunia, jangan lupa setelah salat ashar menimal membaca Al-Waqiโ€™ah sebanyak tiga kali,โ€ katanya.

Gus Kautsar mengatakan jika dirinya merasa aneh ketika ada santri yang kesulitan dalam bab ekonomi karena usaha yang dilakukan terus gagal. Sebagai hamba Allah, seorang santri memang dituntut berusaha dhohir.

Namun, seorang santri juga harus mengiringi usaha dhohir tersebut dengan doa dan amalan melancarkan rezeki. Agar apa yang dilakuakn diberikan keberkahan oleh Allah Swt.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #amalan #keislaman #islam #guskautsar #alfalahploso #guskautsarploso #syaban
  • "Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untukmu saat engkau berjalan dan ikan-ikan di laut memintakan ampunan bagimu manakala engkau berusaha menuntut ilmu." -Imam Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #nahdlatululama #nu #nahdliyin #imamghazali #quotes #kitab #kitabkuning
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan selamat hari perempuan internasional.

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #indonesia #perempuan #perempuanindonesia #perempuanhebat #internationalwomensday #hariperempuaninternasional
  • ุฅูู†ูŽู‘ุง ู„ูู„ูŽู‘ูฐู‡ู ูˆูŽุฅูู†ูŽู‘ุง ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฑูŽุงุฌูุนููˆู†ูŽ

Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya Ikranagara (Seniman dan Pemeran
Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asyโ€™ari dalam film โ€˜Sang Kiaiโ€™).

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #nahdlatululama #nahdliyin #santri #duka #tokoh #indonesia #filmindonesia #laskarpelangi
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

ยฉ 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

ยฉ 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist