tebuireng.co – Doa ziarah kubur merupakan salah satu yang harus dihapalkan oleh masyarakat Jawa, terutama di bulan Sya’ban atau ruwah. Karena bulan Sya’ban adalah bulannya ziarah ke kubur.
Ruwah adalah bulan yang baik untuk berziarah, baik kepada pendahulu, maupun keluarga yang telah meninggal.
“Ruwah itu dari kata arwah, arwah itu dari ruh, jadi di bulan itu kita harus mengapresiasi para leluhur kita,” kata pengamat budaya Solo, Mufti Raharjo.
Bulan Sya’ban atau Ruwah juga sebagai persiapan menuju bulan Ramadan. Pasalnya tak sedikit orang yang akan melaksanakan ziarah kubur menjelang bulan Ramadan atau Idul Fitri. Setelah memasuki bulan Ramadan, umat Islam akan disibukan dengan beribadah kepada Allah seperti tarawih dan baca AL-Qur’an.
Kebiasaan melakukan doa ziarah kubur seolah telah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh umat muslim di tanah air.
Baca Juga: Hukum perempuan ziarah kubur
Menurut Islam ziarah kubur bukanlah sebuah kewajiban dan hanya sebagai salah satu sarana agar seorang muslim selalu beriman dan mengingat kematian. Dengan ziarah kubur orang juga akan mendoakan keluarga atau sanak saudara yang telah meninggal dunia.
Meski tak wajib, ziarah kubur termasuk ibadah yang mulia di sisi Allah SWT. Maka itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui doa serta tata cara ziarah kubur yang benar dan sesuai sunah.
Tata Cara Ringkas Ziarah Kubur
Pertama berwudhu
Tata cara ziarah kubur sesuai sunah yang pertama ialah berwudu. Sebelum pergi ziarah kubur, Anda sebaiknya berwudu terlebih dahulu agar ziarah kubur termasuk ibadah yang baik.
Kedua mengucapkan salam kepada ahli kubur
Tata cara ziarah kubur sesuai sunah selanjutnya adalah mengucapkan salam. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk mengucapkan salam yang juga sekaligus doa ketika masuk ke dalam area pemakaman.
“Assalamu’alaikum ahlad-diyaar minal mu’miniina wal muslimiin. yarhamulloohul mustaqdimiina minnaa wal musta’khiriin. wa inna insyaa alloohu bikum la-laahiquun. wa as alullooha lanaa walakumul ‘aafiyah.”
Artinya:
“Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian.“
Ketiga mengirimkan doa untuk almarhum
Selanjutnya Anda dianjurkan untuk mengirimkan doa untuk kerabat yang telah meninggal. Saat akan mendoakan mayat, hendaknya menghadap kiblat. Dianjurkan juga untuk membaca tasbih, takbir, tahmid, dan zikir. Kemudian mendoakan mayat yang diakhiri dengan bacaan Al-Fatihah sebagai penutup.
Keempat membaca ayat-ayat pendek
Seperti riwayat Al-Marwazi dari Ahmad bin Hanbal, beliau mengatakan: “Bila kalian masuk ke dalam taman makam (kuburan), maka bacalah al-Fatihah, Surat Ikhlash dan Al-Muawwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas). Jadikanlah pahalanya untuk mayat-mayat kuburan tersebut, karena sungguh pahalanya sampai kepada mereka.”
Lalu membaca doa ziarah kubur:
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
اللَّهُمَّ اجْعَلْ ثَوَاَبَ مَا قَرَأْنَاهُ وَبَرَكَةَ مَا تَلَوْنَاهُ وَصَلَّيْنَاهُ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا هَلَلْنَا هَدِيَّةً بَالِغَةً وَرَحْمَةً مِنْكَ نَازِلَةً نُقَدِّمُهَا وَنُهْدِيْهَا اِلَى حَضَرَاتِ النَّبِيِّ الأَكْرَمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ اِلَى أَرْوَاحِ آبَائِهِ وَإِخْوَانِهِ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالمُرْسَلِيْنَ وَإِلَى مَلَائِكَةِ اللهِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَالكَرُّوْبِيِّيْنَ،
اللَّهُمَّ اجْعَلِ القُرْآنَ العَظِيْمَ فِي قَبْرِهِ مُؤْنِسًا، وَفِي القِيَامَةِ شَافِعًا، وَفِي الحَشْرِ ضِيَاءً وَظِلًّا وَدَلِيْلًا، وَفِي المِيْزَانِ رَاجِحًا، وَعَلَى الصِّرَاطِ نُوْرًا وَقَائِدًا، وَعَنِ النَّارِ سِتْرًا وَحِجَابًا، وَفِي الجَنَّةِ رَفِيْقً
Kelima jangan duduk atau menginjak bagian atas kuburan
Jangan duduk atau menginjak bagian atas kuburan. Hal ini sesudai dengan hadits berikut:
“Janganlah kalian salat (berdoa) kepada kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya.” (HR. Muslim).
Kelima jangan melakukan hal-hal yang berlebihan
Jangan melakukan hal-hal yang berlebihan. Salah satu contoh bentuk sikap yang berlebihan dalam konteks di kuburan adalah menjadikan makam seperti tempat suci.
Anda tidak boleh meminta sesuatu kepada kuburan karena itu adalah perbuatan syirik. Hal berlebihan lainnya saat ziarah kubur adalah mencium batu nisan atau menangis sambil meratapi makam di depannya