Suatu ketika Ibnu Umar bertamu ke rumah seorang buta. Si Buta begitu memuliakan putera Umar bin Khattab yang ahli hadis itu sampai ibnu Umar menginap di rumahnya. Pada pertengahan malam Ibnu Umar bangun dan berwudhu. Lantas mengerjakan shalat dua rakaat dan memanjatkan doa kepada Sang Maha Kuasa. Untaian doa Ibnu Umar didengar oleh Si Buta.
Setelah selesai bermunajat kepada Allah, Ibnu Umar kembali ke tempat tidurnya. Kemudian orang buta tadi bergegas bangun untuk berwudhu dengan memakai sisa air wudhu Ibnu Umar. lalu ia melaksanakan shalat dua rakaat dan berdoa seperti doa yang dibaca Ibnu Umar. Ajaibnya dengan izin Allah, Si buta itu sembuh dari kebutaannya dan bisa melihat dengan normal.
Si buta pun shalat subuh bersama Ibnu Umar, dalam keadaan mata yang sehat. Selesai shalat, Si Buta menoleh ke arah Ibnu Umar seraya berkata “Ya, Aba Abdirrahman, saya mendengar doa yang Anda panjatkan tadi malam, dan aku memahaminya. Lalu aku bangun dan meniru apa yang Anda panjatkan. Karena doa itu Allah swt, mengembalikan penglihatanku.”
Lalu Ibnu Umar berkata: “Doa itu adalah doa yang pernah diajarkan Rasulullah Saw kepadaku, dan Rasulullah Saw, menyuruhku untuk tidak memberitahukan kepada seorangpun yang memanjatkannya untuk urusan dunia.”
Doa yang dimaksud adalah:
اللَّهُمَّ رَبَّ الأَرْوَاحِ الْفَانِيَةِ، وَالْأَجْسَادِ الْبَالِيَةِ، أَسْأَلُكَ بِطَاعَةِ الأَرْوَاحِ الرَّاجِعَةِ إِلَى أَجْسَادِهَا، وَبِطَاعَةِ الأَجْسَادِ الْمُلْتَأَمَةِ بِعُرُوقِهَا، وَبِكَلِمَاتِكَ النَّافِذَةِ فِيهِمْ، وَأَخْذِكَ الْحَقَّ بَيْنَهُمْ، وَالْخَلَائِقِ بَيْنَ يَدَيْكَ يَنْتَظِرُونَ فَصْلَ قَضَائِكَ، فَيَرْجَوْنَ رَحْمَتَكَ، وَيَخَافُونَ عَذَابَكَ، أَنْ تَجْعَلَ النُّورَ فِي بَصَرِي، وَالْيَقِينَ فِي قَلْبِي، وَذِكْرَكَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ عَلى لِسَانِي، وَعَمَلا صَالِحًا فَارْزُقْنِي
“Ya Allah, Tuhan yang menguasai ruh dan tubuh yang tak abadi. Aku meminta kepadamu dengan ketaatan ruh yang kembali kepada tubuh, dengan ketaatan tubuh yang berkumpul dengan urat-uratnya, dengan ketetapan-Mu yang pasti terlaksana pada mereka, dan dengan keputusan-Mu yang hak atas mereka, sementara mereka (makhluk) takluk di hadapan-Mu sedang menunggu keputusan-Mu, mengharap rahmat-Mu, dan takut akan hukuman-Mu. (Ya Allah) jadikanlah cahaya dalam mata (batin)ku, keyakinan dalam hatiku, mengingat-Mu dengan lisanku pada siang dan malam, dan karuniailah aku amal saleh.“
Disarikan dari kitab al-‘Uddah li al-Kurabi wa al-Syiddah karya Dhiya’uddin al-Maqdisi
Baca juga: Doa Kedua Pengantin Saat Pertama Kali Ketemu