tebuireng.co– Doa akhir tahun dan awal tahun Hijriyah. Bulan Muharram adalah bulan yang agung, dan sangat banyak keutamaannya. Muharram juga bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadhan, kemudian Rajab, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Sya’ban.
Syeikh Ibnu Qudamah al-Maqdisy, salah seorang ulama besar yang ikut meriwayatkan “doa awal tahun” menuturkan, “Guru-guruku tidak pernah luput berwasiat untuk selalu membaca doa tersebut. Dan aku belum pernah melewatkan doa itu sepanjang hidupku.”
Berikut ini adalah Doa Akhir dan Awal Tahun Hijriah dari Habib Ali bin Muhammad bin Husein al-Habsyi yang kerap dibaca di penghujung tahun Hijriyah oleh para habaib dan alim ulama di negeri Hadramaut.
Doa Akhir Tahun
Baca 3 kali:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ وَلَمْ تَرْضَهُ ، وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ ، وَحَلُمْتَ عَنِّيْ مَعَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ ، وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَاءَتِيْ عَلَيْكَ. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِرْ لِيْ اَللَّهُمَّ وَمَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ وَالْغُفْرَانَ فَتَقَبَّلْهُ مِنِّيْ ، وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَز
وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .
Caranya:
Do’a akhir tahun Hijriah ini hendaknya dibaca tiga kali pada akhir waktu Ashar tanggal 29 atau 30 bulan Dzulhijjah.
Fadhilahnya adalah, barang siapa membaca do’a ini dalam waktu tersebut, maka syaitan berkata: “Kesusahanlah bagiku, dan sia-sialah pekerjaanku menggoda anak Adam (manusia) pada satu tahun ini karena mereka mengerjakan amal ini.”
Di mulai dengan membaca surat al-Fatihah 1 kali, kemudian membaca do’a akhir tahun 3 kali, dan diakhiri dengan membaca surat al-Fatihah 1 kali.
Amalan Awal Malam Bulan Muharram
Membaca Doa Awal Tahun Hijriah
Sebelum membaca doa awal tahun, sebaiknya membaca ayat Kursi sebanyak 360/121/100/77/41/21/11 kali (semampunya), dengan Basmalah di setiap permulaannya. Kemudian membaca doa berikut sebanyak salah satu angka tersebut semampunya:
اللّهُمَّ يَا مُحَوِّلَ الأَحْوَالِ حَوِّلْ حَالِيْ إِلَى أَحْسَنِ الأَحْوَالِ بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ يَا عَزِيْزُ يَا مُتَعَال، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم.
Dan dilanjutkan dengan membaca doa awal tahun 3 kali:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَمْلَأُ خَزَائِنَ اللهِ نُوْرًا ، وَتَكُوْنُ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ فَرَجًا وَفَرْحًا وَسُرُوْرًا ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْعَمِيْمِ الْمُعَوَّلِ ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ ، أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ ، وَالْاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .
Caranya:
Pada malam harinya sejak permulaan terbenamnya matahari (timbul merah Jingga) atau setelah Maghrib, itulah tanda tanggal 1 Muharam telah tiba. Kita perlu mengucapkan selamat datang dengan membaca do’a Awal Tahun Hijriyyah.
Fadhilahnya adalah, barangsiapa membaca do’a ini, maka setan-setan akan berkata demikian : “Alangkah bahagianya orang itu, dia akan dilindungi dari godaan-godaanku pada sisa umurnya, karena Allah mengutus dua malaikat untuk menjaganya dari godaan-godaanku.”
Di mulai dengan membaca surat al-Fatihah 1 kali, kemudian membaca do’a awal tahun 3 kali, dan diakhiri dengan membaca surat al-Fatihah 1 kali.
Setelah membaca do’a awal tahun, kemudian sholat 10 roka’at dengan 5 kali salam, tiap rika’at setelah membaca al-Fatihah, membaca surat al-Ikhlas 10 kali.
Niatnya : “Aku niat sholat malam satu Muharram dua raka’at sunnah karena Allah Ta’ala.”
Oleh: Ustadz Khoirul Anam