tebuireng.co – Universitas Al-Azhar merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di dunia, tapi perlu kita ketahui bahwa Dinasti Fatimiyah Cikal Bakal Al-Azhar Kairo Mesir.
Al-Azhar mempunyai sejarah panjang dalam sepak terjangnya mulai dari sejarah awal pendiriannya sampai menjadi lembaga pendidikan Islam yang memiliki pengaruh besar di dunia hingga saat ini.
Dinasti Fatimiyah yang berkuasa di Mesir tahun 909-1172 adalah dinasti yang bermazhab Syiah yang menganut aliran sekte Syiah Ismailiyah, yakni sebuah aliran sekte di Syiah yang lahir akibat perselisihan tentang pengganti Imam Ja’far As-shadiq yang hidup antara tahun 700-756 M.
Fatimiyah ini hadir sebagai tandingan bagi penguasa Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Kota Baghdad yang tidak mengakui kekhalifahan Dinasti Fatimiyah sebagai keturunan dari Rasulullah dari Fatimah. Karena mereka menganggap bahwa merekalah ahlul bait yang sesungguhnya dari Bani Abbas.
Sejarah berdirinya Universitas Al-Azhar bermula dari pendirian masjid pada zaman Dinasti Fatimiyah pada tahun 970 M yang kemudian dinamai dengan Jami’ Al-Qahira (Masjid Kairo) yang memakan waktu dua tahun dalam pembangunannya, selesai pada tahun 972 M.
Baca Juga: Profil Gus Dur di Al-Azhar
Seiring bergulirnya waktu, komplek Jami’ Al-Qahira tidak hanya digunakan untuk aktivitas peribadatan saja melainkan mulai merambah ke halaqoh-halaqoh kajian ilmu.
Kemudian nama masjid pun diganti dengan nama Al-Azhar. Nama Al-azhar ini diambil dari julukan Sayidah Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah dan istri dari Sahabat Ali bin Abu Thalib.
Pada zaman kejayaan Dinasti Fatimiyah Masjid Al-Azhar bertransformasi dari sekedar tempat peribadatan menjadi suatu lembaga pendidikan yang besar pada saat itu dengan banyak cabang keilmuan yang di ajarkan di setiap halaqoh yang ada di masjid Al-Azhar. Inilah awal Dinasti Fatimiyah Cikal Bakal Al-Azhar.
Syiah ke Sunni
Sejak awal berdirinya pengajaran di lingkungan masjid Al-azhar dilatar belakangi oleh kepentingan mazhab yang dianut penguasa pada saat itu.
Dinasti Fatimiyah yang menganut mazhab Syiah menjadikan lembaga pendidikan di masjid Al-azhar selain menjadi tempat pengajaran kajian-kajian ilmu mulai dari tafsir, hadis, fikih dan keilmuan lainya juga menjadi tempat untuk menyebarluaskan paham Syiah.
Maka pada masa kekhalifahan Dinasti Fatimiyah Universitas Al-azhar menjadi tempat lahirnya sarjana-sarjana Syiah yang di harapkan menjadi para tokoh yang ikut menyebarluaskan paham ini sampai pada saat Nurudin Zanki Gubernur Aleppo mengirim pasukan di bawah kepimpinan Salahudin Al-Ayyubi yang kelak mendirikan Dinasti Ayyubiyah di Mesir.
Dinasti Fatimiyah runtuh pada tahun 1172 M setelah ditaklukkan oleh pasukan Salahudin Al-Ayyubi yang mendeklarasikan berdirinya Dinasti Ayyubiyah di Mesir.
Kepimpinan Salahudin Al-Ayyubi sangat diterima oleh mayoritas penduduk Mesir pada saat itu karena merupakan seorang sunni yang mayoritas di anut oleh warga Mesir pada saat itu.
Baca Juga: Transplantasi Ginjal Babi
Pada saat kepimpinannya masjid Al-azhar beralih haluan dari mazhab Syiah menjadi Mazhab Sunni dan ia pun memberhentikan sementara kegiatan pengajaran di masjid Al-azhar. Kala itu, Salahudin juga berinisiatif untuk memutus penyebaran Syiah di Mesir yang telah berkembang sekian lama.
Kemudian pada tahun 1260 M, tepatnya pada masa Dinasti Mamalik, Al-Azhar kembali difungsikan menjadi suatu lembaga pendidikan. Ketika itu, aliran keislaman yang dipelajari di Al-azhar diubah bermazhab Suni.
Kemudian pada perjalanannya sampai sekarang Keilmuan yang diajarkan di Al-azhar tidak hanya mempelajari keilmuan Islam saja melainkan sudah merambah keilmuan umum seperti ekonomi, kedokteran, matematika dan lainya.
Pada era ini Universitas Al-azhar menjadi salah satu lembaga kajian Islam yang memiliki pengaruh yang sangat besar didunia dan menjadi kiblat keilmuan Islam dari belahan dunia, termasuk Indonesia di mana banyak tokoh besar yang aktif di bidang akademisi maupun dai yang merupakan lulusan dari Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.
Badar Alam