tebuireng.co – Dibalik kontroversi perayaan maulid Nabi Muhammad ada hal yang harus direnungi bersama agar mendapatkan pembelajar, tidak hanya ribut tanpa ujung.
Kontroversi hukum memperingati maulid hingga hari ini masih begitu senter dibicarakan, lebih-lebih ketika memasuki bulan Rabi’ul Awal yang menurut kebanyakan ulama merupakan bulan kelahiran sang nabi.
Di beberapa kalangan, pembahasan ini sudah dianggap klese karena pembahasan yang begitu monoton dan stag dalam perdebatan dalil dhonni yang masih memungkinkan untuk dita’wil. Namun, kegiatan mengekspos hukum perayaan maulid juga dianggap penting sebagai edukasi untuk masyarakat awam.
Terlepas dari itu semua, dibalik perayaan maulid dan kontroversinya terdapat sebuah pembelajaran yang begitu luar biasa, dimana pembuktian kemukjizatan Al-Qur’an begitu tampak dalam fenomena ini. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
Dan Kami angkat sebutanmu
Dalam mememaknai ayat tersebut para mufassir menangkap bahwa nama Muhammad akan senantiasa luhur karena bersanding dengan Allah. Meskipun ada yang menolak perayaan maulid.
Hal ini sebagai mana yang termaktub dalam tafsir Al-Qurthubi, ia mengutip hadis yang diriwayatkan dari Abi Sa’id Al-Khudry bahwa suatu ketika rasulullah didatangi malaikat Jibril memberi kabar bahwa Allah bertanya kepada Nabi Muhammad:
“Bagaimana aku mengangkat sebutanmu, Rasulullah menjawab “Allah Maha Mengetahui” Jibrilpun menjawab “Jika Namaku (Allah) disebut, maka namamu juga disebut”.
Jika kita telisik lebih dalam, tentang makna tersirat dari ayat tersebut, maka kita akan mendapati beberapa faidah yang terkandung di dalamnya, salah satunya ialah tentang pelajaran yang seharusnya kita ambil di balik kontroversi peringatan maulid.
Habib Ali Jufri pernah mengatakan bahwa sejatinya semua umat muslim baik yang pro ataupun kontra terhadap peringatan maulid, mereka sama-sama memperingati maulid. Namun, dengan caranya masing masing.
Para pencinta maulid akan memperingatinya dengan menggelar acara pesta untuk mengagungkan dan menunjukkan rasa gembira atas kelahiran sang Nabi Muhammad, sedangkan orang yang ingkar juga akan memperingatinya dengan keingkarannya, membid’ah bid’ahkannya.
Kendati demikian, dengan mereka ingkar terhadap perayaan maulid Nabi Muhammad, maka sejatinya mereka juga ingat bahwa Muhammad dilahirkan, hanya saja mereka mengingkari perayaan terhadap hari lahir sang Nabi Muhammad dengan alasan tidak pernah diajarkan Rasulullah.
Inilah bukti bahwa nama Rasulullah akan selalu diangkat menjadi pembahasan (diingat) oleh seluruh umat manusia terlepas dari bagaimana cara mengingatnya.
Wallahu a’lam
Oleh: Achmad Shidiqur Razaq