• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Dari Maiyah Hingga Teori ‘Big Bang’

Ikhsan Nur Ramadhan by Ikhsan Nur Ramadhan
2021-06-20
in Keislaman, Pendidikan, Tokoh
0
Dari Maiyah Hingga Teori 'Big Bang'

Dari Maiyah Hingga Teori 'Big Bang'

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Tak bisa dipungkiri, bahwa Sains dan Agama itu selalu jalan berdampingan dengan struktur bahwa agama menjadi landasannya. Dalam buku Stephen Hawking yang berjudul, ‘Brief Answers to The Big Questions’ dijelaskan bahwa agama merupakan ‘domain’, dalam artian bahwa agama adalah upaya untuk menjawab pertanyaan yang kita semua tanyakan: mengapa kita ada disini, dari mana kita berasal?

Jadi tugas sains adalah menemukan kerangka rasional untuk memahami alam semesta di sekitar kita.

 Sains apabila dilihat dalam sudut pandang agama, Emha Ainun Nadjib atau biasa disapa Cak Nun menuturkan dalam bukunya yang berjudul, ‘Kalau Kamu Ikan Jangan Ikut Lomba Terbang’ dijelaskan bahwa ilmu bukanlah substansialnya. Ilmu adalah tarekatnya. Ilmu adalah cara. Ilmu adalah pintu-pintu untuk memasuki Islam. Maka untuk menjadi Islam, orang harus selalu mencari pengetahuan. Memang apabila kedua sudut pandang ini disejajarkan maka mereka mengakui bahwa agama adalah sebuah ‘domain’ atau sebagai dasar dari ilmu itu sendiri.

Dikutip dari buku ‘Kalau Kamu Ikan Jangan Ikut Lomba Terbang’ karya Cak Nun juga dijelaskan bahwa “Islam bukanlah ilmu, tapi ‘ia’ adalah sumber ilmu, mata air ilmu. Mata air itu bisa dibuka, bisa digali, bisa dipancurkan dengan alat yang bernama fathanah ­(kecerdasan).”

Baca juga : Runtuhnya Kontrol Sosial Menurut Cak Nun

 Lagi-lagi sains mengakui agama sebagai ‘domain’ seperti yang dijelaskan dalam buku yang berjudul ‘Brief Answers to The Big Questions’ bahwa hukum alam tidak dapat dipatahkan, itulah mengapa mereka begitu kuat dan jika dlihat dari sudut pandang agama, juga kontroversial.

Dalam buku ini menjelaskan bahwa seseorang dapat ‘mendefinisikan’ tuhan sebagai perwujudan dari hukum  alam. Stephen Hawking menggunakan kata “Tuhan’ dalam arti yang impersonal, seperti Einstein untuk hukum alam. Sehingga  ‘mengetahui’ pikiran Tuhan berarti mengetahui hukum alam.

Bagaimana penjelasan asal muasal kita ada?

Dari sudut pandang sains, Tuhanlah yang menciptakan energi dan ruang itu. Big Bang adalah momen penciptaan. Teori Big Bang adalah teori yang menjelaskan suatu perisitwa awal dari alam semesta yang berawal dari sebeuah titik panas, lalu mengembang dan juga mendingin hingga saat ini. Sehingga teori inilah yang biasa menjadi acuan secara sains mengapa alam semesta yang besar ini terjadi.

Namun  demikian, sains punya cara tersendiri untuk mendefinisikannya. Penjelasannya terletak kembali dengan teori Einstein dan wawasannya tentang bagaimana ruang dan waktu di alam semesta saling terjalin secara mendasar. Sesuatu yang sangat indah terjadi pada ‘waktu’ di saat Big Bang. ‘Waktu’yang dimaksud itu sendiri telah dimulai.

Dari sini kita dapat memetik, bahwa Sains dan Agama itu seolah hidup berdampingan. Namun agama-lah yang menjadi titik utama, pemeran utama, sumber utama dari perkembangan sains itu sendiri. Sehingga khususnya kita para masyarakat muslim dituntut untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan yang bersumber dari ajaran Agama Islam itu sendiri.

Tags: KeagamaanSains
Previous Post

Hadratussyaikh: Pak Tani itulah Penolong Negeri

Next Post

Hari Media Sosial 2021, Momentum Kembali Berpikir Jernih

Ikhsan Nur Ramadhan

Ikhsan Nur Ramadhan

Koordinator Media Sosial Tebuireng Initiatives. Sedang menggeluti bidang desain grafis, kadang juga menulis.

Next Post
Tren Beragama di Kalangan Elit Meningkat, Harus Disyukuri?

Hari Media Sosial 2021, Momentum Kembali Berpikir Jernih

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng