Ciri diterimanya setiap amal ibadah menjadi hal yang penting untuk diketahui karena hal tersebut akan menentukan kualitas amal ataupun ibadah yang dilakukan oleh setiap umat muslim.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib, bahwa memperhatikan qabul (diterimanya) amal ibadah adalah lebih penting daripada memperhatikan amal ibadah itu sendiri.
Bahwa kebanyakan dari umat muslim terlampau sering memperhatikan jenis amal ibadah yang hendak di lakukan dengan tujuan mendapatkan pahala yang besar. Padahal, di sisi Allah SWT tidak ada amal ibadah terlihat sedikit atau kecil bilamana amal ibadah tersebut diterima oleh-Nya.
Amal ataupun ibadah kecil yang diterima akan berubah menjadi sangat agung disisi Allah. Sebaliknya, amal ibadah yang besar sekalipun akan menjadi sia-sia dan tidak berpahala apabila tidak diterima oleh Allah SWT.
Memasuki hari raya Idul Fitri, ada baiknya setiap muslim merenungi sembari memperhatikan kembali apakah amal ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan di terima di sisi Allah.
Akan sangat disayangkan jika ternyata bulan yang begitu mulia dilewati tanpa ada amal ibadah yang bernilai tinggi (diterima) oleh Allah.
Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah amal ibadah yang dilakukan diterima oleh Allah?
Menurut Habib Ahmed Bafagih, bahwa diantara ciri diterimanya amal ibadah yang dilakukan umat muslim adalah Allah SWT akan memberinya hidayah untuk bisa beramal saleh lagi setelahnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama dalam kitab Lathoiful Ma’arif karya Imam Ibn Rajab Al-Hanbali:
ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعدها بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة وعدم قبولها
“Pahala atau balasan dari kebaikan adalah kebaikan setelahnya. Yaitu apabila seseorang beramal baik lalu setelahnya ia mudah dalam beramal baik lagi, maka hal tersebut adalah tanda bahwa amal baiknya yang pertama diterima oleh Allah. Dan apabila seseorang beramal baik, namun setelahnya masih beramal buruk, maka itu tanda bahwa amal baiknya ditolak atau tidak diterima.”
Itulah mengapa diantara ucapan umat muslim ketika hari raya adalah doa agar Allah senantiasa menerima amal ibadahnya selama bulan Ramadan.
اللهم اجعلنا من العائدين والمقبولين
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali dan yang diterima amal ibadahnya”
Menurut Habib Ahmad Mujtaba bin Shahab, doa tersebut adalah harapan agar Allah memberi lagi kesempatan bisa beramal ibadah di bulan Ramadan berikutnya serta harapan agar Allah senantiasa menerima segala amal ibadah yang dilakukan di dalamnya.
Sehingga penting sekali bagi setiap umat muslim untuk mengintrospeksi diri ketika memasuki hari raya Idul Fitri sebagai ikhtiar untuk mengetahui apakah amal ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan diterima atau tidak oleh Allah SWT.
Baca Juga: Kebiasaan Muslim di Akhir Ramadan