Masa depan industri global tengah mengalami perubahan besar. Salah satu motor penggerak utamanya adalah Tiongkok, yang kini berada di garis depan revolusi manufaktur berkat perkembangan pesat dalam teknologi, khususnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan robotika.
Langkah besar ini diperkuat oleh inisiatif ambisius Made in China 2025, yang diluncurkan pada tahun 2015. Inisiatif ini merupakan strategi sepuluh tahun pemerintah Tiongkok untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing dan membangun ekosistem inovasi lokal yang mampu bersaing di pasar global.
Fokus utama program ini adalah mendorong Tiongkok menjadi pemimpin dunia dalam bidang teknologi tinggi, termasuk otomasi industri, robotika, dan kecerdasan buatan.
Salah satu hasil nyata dari transformasi ini adalah munculnya konsep dark factory pabrik yang beroperasi tanpa pencahayaan dan tanpa kehadiran manusia. Didukung oleh AI, robotika, Internet of Things (IoT), konektivitas 5G, dan Big Data, pabrik ini bekerja selama 24 jam nonstop tanpa waktu istirahat.
Otomatisasi penuh ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, menekan biaya tenaga kerja, dan mempercepat produksi.
Tak hanya itu, Tiongkok juga siap memproduksi robot humanoid secara massal, dimulai pada tahun 2025. Dengan kecanggihan Chip AI yang memungkinkan pengambilan keputusan real time, pemrosesan sensorik, hingga pelaksanaan tugas kompleks.
Robot ini ditargetkan akan dipasarkan secara luas mulai 2027. Sasarannya meliputi berbagai sektor: industri (logistik, kesehatan, dan ritel), serta sektor umum hingga rumah tangga.
Kemajuan luar biasa ini menunjukkan betapa seriusnya Tiongkok dalam menguasai panggung manufaktur global. Kombinasi antara dukungan pemerintah, riset teknologi, dan kolaborasi industri menjadi kunci utama dalam mendorong transformasi ini.
Namun, di balik semua kemajuan tersebut, muncul tantangan besar yakni disrupsi tenaga kerja. Banyak pekerjaan di sektor manufaktur, logistik, dan pelayanan yang mulai tergantikan oleh robot dan sistem otomatis. Hal ini menjadi alarm penting bagi tenaga kerja manusia agar terus terdesak untuk melakukan inovasi mengingat nasib manusia bergantung pada respon akan perubahan.
Penulis: Maulida Fadhilah Firdaus
Editor: Thowiroh
Baca juga: Seni Hidup Santai ala Nishida Masaki