Cekcok iuran antara pihak RW 04, 05, dan 07 Manyar Tirtosari Surabaya dengan SMP-SMA Kristen Petra mencuat di media sosial, berita tersebut menjadi perhatian publik karena angka iuran keamanan tersebut terbilang angka yang sangat fantastis. Hal tersebut tentu mengundang perhatian masyarakat luas.
Viralnya kasus tersebut diketahui dari unggahan wakil wali kota Surabaya Ir. H. Armuji dalam akun TikToknya @cakj1. Ia sekaligus sebagai mediator dari kedua belah pihak yang sedang berseteru.
Sebelumnya dalam video yang viral itu disebutkan bahwa perseteruan didasari iuran keamanan yang mencapai angkat 140 juta perbulan yang harus dibayarkan oleh pihak sekolah Petra kepada tiga RW setempat. Kemudian hal tersebut mendapatkan penolakan dari pihak sekolah sehingga berujung dengan penutupan akses jalan menuju sekolah oleh warga.
Pihak sekolah Petra menyatakan bahwa penolakan tersebut didasarkan pada tidak adanya transparansi dari pihak RW terhadap penggunaan atau alokasi dana yang telah dibayarkan oleh pihak Petra serta kenaikan iuran yang dinilainya sangat besar. Dalam hal ini pihak Petra sempat mengajukan banding dengan membayar iuran sebesar 100 juta per-bulan artinya 25 juta per RW.
Pengajuan banding tersebut ditolak oleh pihak RW setempat dengan alasan bahwa kegiatan sekolah menimbulkan kemacetan yang menganggu warga setempat serta dari pihak Petra tidak bersedia untuk membayar iuran yang telah menjadi kesepakatan pada tahun sebelumnya.
Pihak Petra memberikan klarifikasi bahwa permasalahan jalan sudah diselesaikan di DPRD Surabaya dengan penyelesaian berupa rekayasa jalan akses menuju sekolah Petra yang dikelola oleh pihak Dishub Surabaya.
Dilansir dari Kompas TV, Christian sebagai bendahara keamanan RW, membantah adanya pemungutan iuran sebesar 140 juta kepada sekolah Petra dan mengatakan setiap RW bersama melakukan gotong royong membayar uang keamanan sebesar 32 juta.
“Jadi yang dibilang RW terima pungli itu tidak, terima setoran dari Petra tidak. Kita semua itu gotong royong, jadi RW 4 mengeluarkan 32 juta, RW 5 32 juta, RW 7 32 juta, dan Petra 32 juta, itu kita kumpulkan. Sedangkan anggota keamanan yang jumlahnya 39 dan 1 pembina. Kalikan 3 juta sudah 128 juta. Sisa 8 juta itu untuk bayar listri, air, telpon, bensin, kemudian maintenance CCTV,” ucap Christian.
Penulis: Laily Fitria Ramadhani
Editor: Zainuddin Sugendal
Baca juga: Gus Dur: Membela Tuhan atau Kemanusiaan?