tebuireng.co – Cara seks kembar siam menurut Islam ada beberapa ketentuan. Dalam memutuskan status jumlah jiwa ganda atau tunggal, agama melihat dari adanya dua atau satu kepala, serta kemampuanya untuk hidup.
Bilamana dua kembar siam mampu hidup bergantian, semisal satu tidur dan yang lainya sadar, begitupula sebaliknya, maka dianggap dua jiwa, baik anggota tubuh lainya (selain kepala) ganda maupun tidak. Dalam Hawasyi Al-Syarwani juz 6, vol 455 dijelaskan:
فظاهر أن تعدد غير الرأس ليس بشرط بل متى علم استقلال كل بحياة كأن نام دون الآخر كانا كذلك إهـ
“Jelaslah bahwa keterbilangan anggota tubuh selain kepala bukan sebuah syarat (dianggap dua jiwa). Akan tetapi ketika dapat diketahui kehidupanya masing-masing, seperti salah satu tidur dan yang lain sadar (begitupula sebaliknya) maka dihukumi dua jiwa.”
Dalam melaksanakan ibadah, kembar siam harus melakukanya sebagaimana umumnya. Ibadah salat bagi keduanya, secara umum sama seperti biasanya, yakni dengan tetap melakukan syarat dan rukun-rukunnya sesuai dengan kemampuan.
Sebagai catatan dalam masalah kewajiban menghadap kiblat bagi kembar siam dempet punggung (saling membelakangi), salatnya dilakukan secara bergantian. Sebagaimana dalam Nihayah al-Muhtaj (juz 2, vol 474):
فلو كان ظهر أحدهما ملصقا بظهر الآخر أحرم أحدهما أولا بالصلاة للقبلة، فإذا أتم صلاته استدبر من صلى القبلة وأحرم الآخر إليها وصلى
“Apabila punggung salah satu dari keduanya berdempetan (saling membelakangi), maka salah satunya mengawali takbiratul ihram (memulai melaksanakan salat) dengan menghadap kiblat. Ketika sudah selesai kemudian membelakangi kiblat, yang satu lagi bergantian takbiratul ihram (melaksanakan shalat) dengan menghadap kiblat.
Lalu bagaimana Islam mengatur cara seks kembar siam?
Bagi kembar siam, mereka menikah sesuai dengan syarat dan rukunnya. Bila akan berhubungan suami istri, maka wajib menutupi dan berusaha menjaga diri sebisanya (as-satru wat-tahaffuzh). Hal ini dijelaskan dalam kitab Bujairomi:
(قوله وَغَيْرِهِمَا) كَالنِّكَاحِ, فَيَجُوْزُ لِكُلٍّ مِنْهُمَا اَنْ يَتَزَوَّجَ سَوَاءٌ كَانَ ذَكَرَيْنِ اَوْ اُنْثَيَيْنِ اَوْ مُخْتَلِفَيْنِ وَيَجِبُ التَّسَتُّرُ وَالتَّحَفُّظُ مَا اَمْكَنَ. (بجيرمى على الخطيب, 3/277)
Sebagian pendapat mengatakan bahwa kembar siam dilarang menikah, karena tidak tercapainya tujuan menikah yaitu memiliki keturunan. Alasan lainnya yaitu ketika kembar siam melakukan hubungan suami istri akan terlihat auratnya oleh kembar lainnya atau terdengar suaranya dan hal tersebut dilarang oleh agama.
Namun, ada penjelasan dari sejarawan, bioetika, serta peneliti seks, Alice Dreger, mengungkapkan bahwa kembar siam tidak terlalu butuh seks seperti orang kebanyakan pada umumnya.