Nabi Yusuf as atau nabi yang terkenal akan ketampanannya ini memiliki cerita yang cukup menarik, dimana ia telah mengatasi krisis ekonomi dengan baik di negeri Mesir. Kebijakan yang dilakukannya menjadi contoh bagi pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Keuangan untuk mengatasi bencana krisis akibat Covid 19.
Hal ini telah terabadikan melalui Al-Qur’an surah Yusuf ayat 46-49: “Yusuf, wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami (takwil mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi betina) yang kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui. Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan. Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).”
Melalui mimpi Nabi Yusuf itu, Mesir benar-benar mengalami masa krisis. Mengingat bahwa Nabi Yusuf telah memberi tahu tentang adanya krisis tersebut. Ia kemudian diangkat menjadi bendahara negara Mesir untuk memimpin memulihkan perekonomian negara tersebut.
Nabi Yusuf menginginkan dibangunnya lumbung pangan untuk menyimpan logistik makanan. Selain itu ia juga mensosialisasikan kepada rakyat Mesir untuk mengawetkan bahan makanan dengan salah satu cara memanen gandum beserta dengan tangkainya agar gandum tidak cepat busuk dan rusak sehingga tahan untuk disimpan di gudang kerajaan.
Selama tujuh tahun pertama, lumbung pangan dikelola dengan baik di dalam gudang di kerajaan. Tujuh tahun kemudian terjadilah kemarau panjang sehingga rakyat Mesir kesulitan memproduksi pangan.
Dari peristiwa itu gandum yang telah disimpan dalam tujuh tahun didistribusikan kepada rakyat. Nabi Yusuf, yang diserahi tanggung jawab oleh kerajaan membagikan gandum kepada masyarakat dengan merata, hal ini dijalani selama tujuh tahun.
Meskipun terjadi masa krisis, Nabi Yusuf tetap memerintahkan masyarakat untuk bercocok tanam meskipun hasil yang didapatkan mengalami penurunan. Setelah memasuki masa tersebut, Nabi Yusuf juga memikirkan kembali kondisi pasca resesi.
Oleh: Maulida Fadhilah Firdaus
Editor: Zainuddin Sugendal
Baca juga: Erick Thohir: Santri harus jadi Ombak dalam Kebangkitan Ekonomi