Cara menumbuhkan jiwa enterpreneur santri bagi Gus Irfan Asy’ari Sudirman Wahid atau kerap kali disapa Gus Ipang cukuplah mudah. Asalkan santri punya keinginan maka semua bisa didapatkan dengan kemajuan teknologi.
Santri tidak boleh merasa kenyang dengan ilmu, harus update ilmu baru terus, haus akan lebih. Khususnya ilmu bertahan hidup dan mandiri secara ekonomi.
“Saat ini bisa belajar melalui referensi internet. Mulai dari nstagram, video di youtube, tulisan di buku dan masih banyak fasilitas lainnya yang mempermudah,” jelas saat ditemui di Pesantren Tebuireng, Ahad (02/4/2023).
Bagi Gus Ipang, enterpreneur santri yang baik yaitu bisa memberikan manfaat ke masyarakat luas. Santri preneur adalah istilah yang saat ini sedang trend di pesantren untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu kemandirian.
Santri preneur atau program pengembangan industri kecil dan menengah di lingkungan pondok pesantren guna untuk meningkatkan perekonomian pesantren. Program seperti ini juga diharapkan menjadi pendapatan pesantren. Sehingga mandiri dalam pendanaan.
“Alangkah baiknya jika enterpreneur santri tersebut bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar khususnya di sekitar pesantren,” imbuhnya.
Menurut Gus Ipang, jiwa entrepreneur menjadi suatu keharusan yang dimiliki insan pesantren. Sudah selayaknya pesantren bisa mandiri secara ekonomi, apalagi dengan emandirian tersebut bisa memberikan bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
“Jadi pesantren tidak hanya terkenal dengan ahli agama, tetapi juga bisa mencetak generasi di bidang lain,” kata Gus Ipang.
Dikatakan Gus Ipang, lulusan pesantren sudah saatnya memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh sekolah pada umumnya. Bisa menjadi seorang enterpreneur atau jadi seorang profesional pada bidangnya.
Di sisi lain melihat bahwa Indonesia saat ini akan menuju bonus demografi, pesantren tidak hanya mencetak ahli agama, tetapi juga ahli enterpreneur, ahli kesehatan, ahli perikanan, ahli pertanian dan lain lain.
“Kalaupun tidak bisa memanfaatkan bonus demografi, maka akan jadi malapetaka, karena mencetak generasi yang lemot dan tidak bisa melakukan apapun,” tegasnya.
Gus Ipang memberikan tambahan bahwa lulusan pesantren harus memiliki kelebihan yang tidak hanya diajarkan ngaji Al-Qur’an, hadis, dan kitab kuning, tetapi lulusan pesantren juga dibekali belajar ilmu keduniaan yang mampu memberikan manfaat banyak orang. Salah satunya, ilmu kewirausahawan.
Selain itu, guru dan sistem pendidikan harus mendukung dan tahu cara menumbuhkan jiwa enterpreneur di kalangan santri.
“Alangkah baiknya jika kewirausahaan menjadi melekat dengan pondok pesantren, akan lebih benasr manfaatnya,” tandas Gus Ipang.
Oleh: Maulida Fadhilah Firdaus