tebuireng.co – Cara menjadikan wakaf lebih produktif menurut Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yaitu lewat memperbanyak literasi, khususnya nadzir. Dengan literasi yang mumpuni, maka wakaf tidak menjadi benda mati.
Banyak barang wakaf tidak dikelola dengan baik, sehingga kurang manfaat. Padahal wakaf bisa digunakan dengan baik untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial.
Hal ini disampaikannya saat peluncuran gerakan wakaf Indonesia, Badan Wakaf Pesantren Tebuireng (BWPT) di Pesantren Sains Tebuireng 2 Jombok, Ngoro, Jombang, Rabu (15/3/2023).
“Kapasitas nadzir harus ditingkatkan, masih lemahnya tata kelola wakaf dan rendahnya literasi wakaf membuat pengelolaan wakaf untuk kesejahteraan masyarakat belum maksimal,” jelasnya.
KH Ma’ruf Amin menambahkan, seseorang yang memiliki literasi bagus akan tahu maknanya wakaf dari hukum syariat, dalam kitab Fathul Qorib memang dijelaskan soal wakaf yaitu:
أَنْ يَكُوْنَ مِمَّا يُنْتَفَعُ بِهِ مَعَ بَقَاءِ عَيْنِهِ
Aiyakuna mimma yuntafa’u bihi ma’a baqo’i ainihi
Artinya, barang yang diwakafkan yaitu barang yang bisa dimanfaatkan tanpa menghilangkan barangnya.
Namun, Kiai Ma’ruf meminta wakaf tidak hanya dimaknai secara apa adanya seperti di kitab. Karena bisa membuat barang wakaf kurang manfaat.
Kiai Ma’ruf bercerita, saat di Majelis Ulama Indonesia (MUI), ia pernah berfatwa bolehnya wakaf dengan uang, bukan hanya benda.
“Wakaf diperluas, agar lebih fleksibel dan manfaatnya lebih luas. Tidak hanya ma’a baqa’i ainihi, tapi juga ma’a baqa’i manfatihi wa ma’a baqo’i istimrori manfatihi,” kata alumni Pesantren Tebuireng tersebut.
Sementara itu, Ketua BWPT yang juga Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz menceritakan bahwa KH Hasyim Asy’ari memiliki pemikiran visioner. Karena sejak lama juga menyediakan tanah cukup luas untuk diwakafkan ke Pesantren Tebuireng tahun 1934.
Sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi wakaf yang besar. Hal ini tidak lain karena wakaf merupakan instrumen kebaikan dalam Islam yang memiliki banyak keutamaan.
Dengan motivasi agama dan sosial, masyarakat Indonesia terus berlomba-lomba memberikan harta terbaiknya untuk berwakaf.
Hal ini juga didukung oleh publikasi Global Charities Aid Foundation pada tahun 2021 yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara paling dermawan di dunia, yakni menempati peringkat pertama berdasarkan World Giving Index 2021.
Berdasarkan data Sistem Informasi Wakaf (SIWAK) Kementerian Agama, potensi wakaf tanah di Indonesia mencapai jumlah 414.829 lokasi dengan luas 55.259,87 hektar.
Kemudian, menurut Badan Wakaf Indonesia (BWI) potensi wakaf tunai di Indonesia mencapai Rp180 triliun per tahun. Namun, besarnya potensi wakaf tersebut belum bisa dioptimalkan dengan baik. Sebagian nadzir tidak tahu cara menjadikan wakaf lebih produktif.
“Mbah Hasyim sudah memikirkan jangka panjang, di depan Pesantren Sains ini juga ada lahan kurang lebih 14 hektar untuk Pesantren Tebuireng,” tandasnya.