tebuireng.co- Memperingati Hari Santri menurut Gus Irfan Asy’ari Sudirman Wahid (Gus Ipang Wahid) tidak cukup dengan hanya mengenang peristiwa bersejarah yang terjadi pada 22 Oktober 1945 saja. Namun, santri harus berusaha untuk selalu meng-upgrade kemampuan diri dalam berbagai ilmu agar mampu dikuasai karena kedepan tantangan yang akan dihadapi tidak hanya tentang persoalan agama namun lebih kompleks di seluruh belahan dunia.
Menurut Gus Ipang Wahid, selain ketekunannya dalam belajar agama, santri harus juga menekuni ilmu lainnya seperti ilmu ekonomi, teknologi informasi, keuangan digital, agrobisnis, arsitektur kesehatan, dan lain-lain.
Putra pertama KH Salahuddin Wahid dan cicit dari _muassis_ NU Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy’ari tersebut juga menjelaskan bahwa kelebihan ilmu agama yang dimiliki santri harus dikapilitasi sehingga santri bisa menjadi pribadi yang unggul karena medan pertempuran dalam melanjutkan perjuangan ulama dan para santri terdahulu adalah pertempuran berbasis intektualitas dengan negara negara lain.
Hari Santri Nasional yang dilatar belakangi dengan adanya Fatwa Resolusi Jihad yang dideklarasikan oleh Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asyari pada tanggal 21 Oktober 1945 dan disampaikan kepada pemerintah pada tanggal 22 oktober 1945
adalah bentuk perjuangan ulama dan santri dalam mempertahankan tanah air dengan medan pertempuran berupa keberanian untuk berperang dan maju mengusir para penjajahan. Sehingga tercetuslah Hari Santri sebagai bentuk penghormatan dari pemerintah dalam mengenang jasa-jasa mereka.
Sejak dulu, santri dikenal sebagai pribadi yang unik. Dalam benaknya tertanam subur keyakinan bahwa menaati perintah guru adalah sumber keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup sehingga tak heran ketika dahulu ada perintah dari guru atau kiai menyeru santri agar ikut andil dalam berperang. Mereka para santri akan langsung maju paling depan tanpa banyak melakukan pertimbangan.
Dalam akun Instagram-nya, Gus Ipang Wahid juga menyeru agar santri tidak hanya menikmati hasil dari perjuangan pendahulunya yang luar biasa, namun santri harus tetap melanjutkan setiap perjuangan meski dalam situasi yang berbeda.
Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, bahwa santri harus menjadi kader dinamis untuk mempersembahkan yang terbaik kepada bangsa dan negara seperti yang telah dicontohkan oleh para pendahulu mereka dalam memperjuangkan keutuhan negara dan tidak ada hal yang lebih baik untuk membalas semua jasa-jasa pendahulu selain dengan berjuang menirukan jejaknya.
Baca juga: Tips Jadi Kreator Konten dari Gus Ipang
Baca juga: Gus Miftah dan Gus Ipang Hadiri Nuzulul Qur’an di Masjid Al-Akbar