teburieng.co – Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab mulai mengkoordinasikan pembukaan kembali wisata religi makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di pondok pesantren (Ponpes) Tebuireng.
Hal itu menyusul adanya masukan dari pengurus Ponpes Tebuireng dan Kepala Desa (Kades) Cukir, Kecamatan Diwek, terkait boleh tidaknya makam mantan Presiden RI itu dibuka kembali.
“Ini tadi Pak Lukman (pengurus Ponpes Tebuireng) dan Pak Kades (Cukir) menyampaikan kepada kami tentang boleh tidaknya makam Gus Dur dibuka (kembali),” kata Bupati Jombang, Kamis (21/10/2021) seperti dikutip dari Berita Jatim.
Bupati Mundjidah menjelaskan, saat ini Kabupaten Jombang sudah masuk PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level 1.
Artinya, wisata religi sudah boleh dibuka, namun ada pembatasan. Juga wajib menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Karena hal itu untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Pembatasan yang dimaksud bupati adalah pengunjung yang berziarah ke makam Gus Dur harus bergilir atau bergantian. “Kapasitas peziarah dibatasi 50 persen. Peziarah juga wajib mentaati disiplin prokes. Yakni, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, serta menjaga jarak,” kata Mundjidah.
Kapan pembukaan wisata religi makam Gus Dur dilakukan? Bupati Jombang Mundjidah belum bisa memastikan. Karena, pihaknya harus berkoordinasi terlebih dulu dengan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), seperi Polri dan TNI.
Jika semua sepakat, maka Pemkab Jombang akan mengirimkan surat ke pengurus Ponpes Tebuireng terkait boleh tidaknya wisata religi makam Gus Dur dibuka.
“Saya tidak bisa memutuskan sendiri. Makanya harus koordinasi dulu dengan Forkopimda, terutama Polres Jombang. Karena soal keamanan itu harus koordinasi dengan TNI-Polri. Kalau semua sepakat, kita kirim surat ke pengurus Ponpes Tebuireng,” kata bupati menegaskan.
Penutupan Komplek Makam Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pesantren Tebuireng ini terhitung mulai 16 Maret 2020, jam 00.00 WIB sampai dengan waktu yang belum ditentukan.
Hal itu sesuai surat Pengasuh Pesantren Tebuireng Nomor 1524/I/HM 00 01/PENG/2020 tanggal 14 Maret 2020. Penutupan tersebut sebagai bentuk kewaspadaan terkait penularan Covid-19.
Di dalam kompleks makam tersebut juga terdapat makam ayahnya, KH Wahid Hasyim, serta makam adiknya, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 dan dimakamkan di dekat makam kakek dan ayahnya.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, ribuan orang yang datang dari berbagai daerah memadati kawasan makam untuk berziarah.
Sumber: Berita Jatim