tebuireng.co- BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terkait perhitungan cuaca ekstrem yang akan terjadi dalam pekan pertama bulan Juli. Hal tersebut diinformasikan oleh pihak BMKG melalui akun resmi instagramnya @infobmkg yang diunggah pada ahad, 02/07/23.
Pihaknya mengabarkan bahwa diperkirakan beberapa wilayah besar di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, Sulawesi Selatan, beberapa wilayah Kalimantan, serta beberapa wilayah di Sumatera akan mengalami cuaca ekstrem mulai tanggal 01-05 Juli 2023.
BMKG juga menginformasikan bahwa kondisi atmosfer saat ini cukup signifikan disebabkan oleh beberapa hal seperti terjadinya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian utara yang turut memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan. Potensi sirkulasi angin di sekitar Laut Sulawesi yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di sekitar Indonesia bagian tengah serta dorongan massa udara dari wilayah selatan Indonesia yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
Hal tersebut bisa memicu terjadinya hujan dalam beberapa hari kedepan, utamanya untuk wilayah Jawa bagian timur, Kalimantan dan Sulawesi. Turunya hujan yang terjadi selama beberapa hari bisa memicu berbagai bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi.
Sementara itu, pihak BMKG juga merekomendasikan kepada beberapa pihak terkait untuk melakukan beberapa persiapan dalam menghadapi perkiraan adanya cuaca ekstrem tersebut. Pertama, menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan atau pengurangan risiko bencana hidrometeorologi. Kedua, memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Ketiga, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif. Keempat, masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut,
Sedangkan yang kelima adalah melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan atau tiang agar tidak roboh ketika tertiup angin kencang, serta lebih mengindentinsifkan koordinasi, sinergi dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan mengantisipasi bencana hidrometeorologi.
Dengan adanya pemberitahuan tersebut, masyarakat diharapkan bisa lebih waspada, siap siaga serta turut update dan memanfaatkan setiap informasi yang di berikan BMKG guna mengurangi resiko bencana yang mungkin terjadi.
Baca juga: Doa Saat Turun Hujan, Arab dan Terjemahannya