tebuireng.co – Bin Baz tercengang mendengarkan tentang Nahdlatul Ulama (NU), kejadian ini pada tahun 1989, pada era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU).
PBNU mendapatkan undangan untuk berkunjung ke Arab Saudi. Tepatnya ke Darul Ifta’ Arab Saudi yang dipimpin oleh Bin Baz.
Berangkatlah ke sana empat orang untuk menghadiri undangan tersebut. Di antaranya ialah Gus Dur sebagai ketua umum PBNU, KH Sahal Mahfud selaku Rais ‘Aam PBNU, Dr Fahmi Syaifuddin, Abdullah Salmani dan KH Mustofa Bisri.
Menurut Gus Mus, diajak Gus Dur untuk ikut dalam rombongan tersebut sebab tulisannya yang bagus. Pada waktu itu, surat menyurat antara NU dan Darul Ifta’ ditulis oleh Gus Mus.
Sampai di Darul Ifta’, rombongan PBNU sama sekali tidak diajak bercakap-cakap oleh Bin Baz yang memiliki nama lengkap Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz.
Ia sibuk sendiri dengan tamu lain dari berbagai negara dan tidak menghiraukan sama sekali rombongan PBNU yang juga duduk berkumpul bersama tamu yang lain. “Bin Baz biasa menerima tamu dari berbagai negara pada hari Jum’at sehabis salat Jum’at di Darul Ifta’,” tambah Gus Mus.
Hingga tamu-tamu yang lain pamit keluar, PBNU sama sekali tidak berkesempatan berbicara apa pun dengan Bin Baz. Bahkan, Ia meninggalkan mereka di ruang tamu menuju ruang pribadinya untuk istirahat.
Selang beberapa saat, datang seorang asisten Bin Baz yang nyamperin rombongan PBNU. Ia menyampaikan bahwa tuannya ingin menjumpai rombongan PBNU itu di ruang pribadinya tersebut.
Lihat Juga: Cara Mendekatkan Diri ke Allah
Tentu, ini menunjukkan bahwa bagi Bin Baz, NU adalah tamu istimewanya pada hari itu. Maka berangkatlah mereka menuju ruang Bin Baz.
Sesampainya di dalam, setelah memperkenalkan diri masing-masing beserta jabatannya di Jam’iyyah keagamaan dan kemasyarakatan ini, pertanyaan yang pertama kali dilontarkan oleh Bin Baz kepada rombongan adalah tentang jumlah anggota NU keseluruhan.
Gus Mus yang saat itu dikenalkan sebagai juru bicara PBNU oleh rombongan, sebenarnya tidak mengetahui kebenaran yang pasti tentang total anggota NU. Namun ia terpaksa menjawab dengan asal-asalan.
Kemudian dijawab bahwa total keseluruhan anggota NU terhitung lima puluh juta lebih. “Khamsiina milyuun Yaa Syaikh,” jawab Gus Mus kepada Bin Baz yang juga diparodikan kembali olehnya saat bercerita kejadian tersebut.
Mendengar jawaban Gus Mus itu, Bin Baz terkejut. Bahkan ia yang semula setengah berbaring dan duduk santai merubah posisi istirahatnya dengan bangun dan duduk tegak.
Ia mengucapkan kalimat Maa Syaa Allah, Tabarakallah sebagai ungkapan kekagumannya terhadap NU. Bukan tanpa alasan, selain karena jumlah yang besar itu tidak sebanding dengan jumlah total keseluruhan penduduk Arab Saudi.
Bin Baz tercengang, sehingga ia bertanya-tanya tentang pembiayaan untuk gerakan organisasi ini yang tentunya juga tidak hanya menghabiskan uang sedikit.
Lantas Bin Baz bertanya sekali lagi, “Itu dananya dari mana?” Gus Mus pun terdiam dan tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. ”itu bukan wewenang saya itu, masa saya mau bilang urunan dari PBNU?” tambah Gus Mus yang disambut tawa para hadirin.
Pada saat itu, sensus menujukkan bahwa total keseluruhan anggota NU sebenarnya delapan puluh juta sedangkan total penduduk Arab Saudi hanya delapan belas juta.
Cerita ini ia sampaikan pada acara pembukaan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) 2022 yang dilaksanakan pada Jumat, tanggal 20 Mei 2022 pukul 19.30 WIB di hotel Yuan Garden, Jakarta. (Fikri)