Lisan seseorang menggambarkan apa yang ada di dalam hatinya. Jika hati seseorang sibuk dengan rasa syukur kepada Allah SWT, maka lisannya akan selalu memuji Allah SWT. Renungkanlah ajaran Nabi Muhammad saw tentang pujian dan syukur kepada Allah SWT berikut ini.
- Baginda Rasulullah saw ketika bangun dari tidur mengucapkan, “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan setelah mematikan kami, dan kepadaNya tempat kami kembali.” (HR. Al-Bukhari, 6312) Nabi memerintahkan kita untuk membaca doa “Segala puji bagi Allah yang telah menyehatkan badanku, mengembalikan ruhku, dan mengizinkanku untuk mengingatNya.” (HR. At-Tirmidzi, 3401)
- Diriwayatkan dari Anas ra, bahwa ketika baginda Nabi Muhammad saw mendatangi tempat tidurnya, beliau berdoa “Segala puji bagi Allah SWT yang memberi kami makan, minum, menyukupi kami, dan memberikan tempat tinggal. Tidak sedikit orang yang belum tercukupi dan belum memiliki tempat tinggal.” (HR. Muslim, 2715)
- Hadis yang diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa Nabi saw ketika sudah menyelesaikan hidangannya (makan) beliau berdoa, “Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kecukupan dan menghilangkan rasa haus pada kami, bukan nikmat yang tidak dianggap atau dikufuri. Segala puji hanya milik Allah Tuhan kami, pujian yang tidak dapat dianggap cukup dan tidak mungkin cukup untukMu wahai Tuhan kami.” (HR. Al-Bukhari, 5459)
- Dalam doa sayyidul istighfar, “Aku akui segala nikmatMu atasku dan aku akui segala dosaku.” (HR. Al-Bukhari, 6306)
- Di antara doa Tahajjud, “Ya Allah, hanya milik Engkaulah segala puji, Engkau adalah cahaya langit dan bumi dan apapun yang ada di langit dan bumi”, (HR. Al-Bukhari, 1120) “Allah sungguh Maha Besar. Segala puji hanya milik Allah (aku memujiNya) dengan sebanyak-banyak pujian. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan sore.” (HR. Abu Dawud, 764)
- Hadis yang diriwayatkan dari Aisyah ra ia berkata, “Aku kehilangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu malam dari kasur peraduanku, lalu aku mencarinya. Kemudian tanganku mendapatkan bagian dalam kedua telapak kakinya. Ternyata beliau saw berada di dalam masjid. Kedua telapak kakinya sedang diluruskan, dan beliau berdoa, ‘Ya Allah, aku berlindung dengan ridhaMu dari bahaya murkaMu, dan berlindung dengan ampunanMu dari bahaya hukumanMu, dan aku berlindung kepadaMu dari azabMu, aku tidak bisa menghitung pujian atasMu. Engkau adalah sebagaimana Engkau memuji atas diriMu.”
- Pada akhir shalat, hadis yang diriwayatkan oleh Muadz ibn Jabal radhiyallahu anhu: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menengadahkan tangannya seraya bersabda, ‘Wahai Muadz, demi Allah aku benar-benar mencintaimu,… Jangan sampai engkau melewatkan di akhir setiap shalat kecuali dengan berdoa, ‘Ya Allah tolonglah aku agar selalu mengingatMu, bersyukur padaMu, dan memperbaiki ibadahku terhadapMu.’”

Kitab : As-Syukru
Pengarang : Muhammad Shaleh Al-Munjad
Penerbit : Majmuah Zad lin-Nasyr
Tahun : 2009
Hal : 11-13
Pemateri : Dr. Fathur Rohman, M.Pd.I
Penerjemah : Akhmad Nurmasduki, Ananda Prayogi, dan Anisa’ul Khoiriyah