tebuireng.co – Bekerja adalah harga diri seorang lelaki, karena dengan bekerja mencari nafkah untuk keluarganya seorang lelaki bisa dikatakan bertanggung jawab.
Begitu pentingnya bekerja, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menjelaskan jika dalam Kitab Ihya Ulumuddin halaman 85 (kitab Gus Baha) dijelaskan tentang keutamaan kerja.
Di sana disebutkan bahwa sebagian dosa ada yang tidak bisa dihapuskan dengan istighfar, sedekah wiridan kecuali serius memikirkan dan mencari nafkah atau rizki. Jadi sudut pandang itu penting.
“Allah begitu mengapresiasi orang yang bekerja. Bekerja untuk hal ini penting. Karena mungkin ada orang mendapatkan uang dari transaksi narkoba, mencuri, kejahatan atau menipu. Makanya orang yang bekerja harus diapresi,” katanya seperti dikutip dari akun Official LP3iA, Rabu (5/01/2022).
Menurut Gus Baha, seorang Muslim harus melihat bekerja bukan hanya agar tidak terlihat menganggur, lebih dari itu bekerja merupakan sebuah ibadah kepada Allah. Karena menafkahi keluarga adalah perintah Allah.
“Nilai kerja itu ibadah, agama manapun setuju jika seseorang harus mendapatkan rezeki atau kebutuhannya lewat jalan halal semisal kerja, warisan dan hibah,” tegasnya.
Dikatakan, sistem pekerjaan melahirkan hal positif seperti hukum sosial bertemu teman dan ketergantungan manusia pada hal halal, ini penting karena seringkali orang dilihat dari pekerjaannya.
Baca Juga: Nafkah Setelah Cerai
Dengan bekerja, seseorang berpikir bahwa bisa hidup dengan barang halal. Orang tergerak untuk bekerja karena punya anak kecil, orang tua dan istri itu sebuah hal yang disukai Allah.
NabiMuhammad memuji orang yang bekerja sebagai pedagang, dengan menyebut 9 dari 10 rezeki, berkahnya ada di dagang. Sekikir-kikirnya pedagang ia tetap harus bayar sopir yang mengangkut barang, satpam, dan uangnya berputar.
“Jadi cara pandang kita pada dalam beragama, jangan sampai kita melihat ibadah kepada Allah itu hanya orang yang datang ke masjid atau pengajian saja. Seseorang yang datang ke pabrik, ke pasar, sama dengan ke masjid yaitu sama-sama ibadah,” ujar Gus Baha.
Bekerja adalah harga diri bukan tanpa dasar, Gus Baha lalu menceritakan di era Rasullallah ada suatu peristiwa saat sedang mengaji bersama sahabatnya di masid lalu lewatlah seorang pemuda membawa cangkul dengan santainya. Para sahabat komplain, ada Rasullah ngaji, tapi pemuda ini tidak sopan.
Namun, ketika pemuda itu disalahkan, oleh Rasullallah malah dibela. Karena ketika ada pemuda yang bekerja untuk mencari nafkah buat keluarganya agar tidak minta-minta, menurut Rasullallah itu adalah sunahnya.
Menurut Rasul, sunah tidak hanya datang ke pengajian, tapi juga mengamalkan isi kajian itu sendiri. Bisa jadi orang yang bekerja tersebut mengamalkan perintah nabi berbuat baik kepada keluarga.
“Ini penting agar cara pandang kita kepada seseorang kepada yang lain itu positif. Karena takwa itu meninggalkan hal-hal yang dilarang Allah,” tandas Gus Baha.