Bank Sampah Tebuireng (BST) merupakan salah satu unit di bawah Unit Pemeliharaan Lingkungan Pesantren Tebuireng yang hadir untuk memecahkan permasalahan sampah di wilayah Tebuireng. Apa saja hal teladan kebersihan di lingkungan pesantren dari BST?
Unit ini bertugas mengumpulkan lalu memilah sampah-sampah yang terbuang dalam tiga golongan, yakni sampah organik, anorganik, bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk kemudian diolah kembali dan mengubahnya menjadi material yang memiliki nilai ekonomi.
Salah satu dzurriyah Pesantren Tebuireng, KH Irfan Yusuf (Gus Irfan) pada acara penandatanganan piagam kerja sama antara Danone-AQUA dan Pesantren Tebuireng yang bertajuk “Bersih, Berkah, Berlimpah”, Senin (18/12/2023) menjelaskan bahwa di pesantren, problematika mengenai sampah menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai. Kesadaran terhadap kebersihan dan pemeliharaan lingkungan masih terbilang rendah. Tak heran jika banyak yang menilai bahwa pesantren identik dengan pemukiman yang kumuh dan jorok.
Namun, seiring berjalannya waktu, kesadaran mengenai pentingnya pemeliharaan lingkungan mulai tumbuh dan kekumuhan lingkungan perlahan menghilang. Nasihat mengenai kebersihan lingkungan oleh para masyayikh tidak lagi hanya didengar, namun mulai dipraktikkan.
Seperti yang terjadi di Pesantren Tebuireng, kehadiran Bank Sampah Tebuireng salah satunya menjadi teladan kebersihan di lingkungan pesantren, dengan bukti adanya progres kesadaran dan kepedulian pesantren terhadap lingkungan. Dengan berbagai usaha, upaya dan kerja keras dari BST kini lingkungan di Pesantren Tebuireng terlihat menjadi lebih bersih.
Sejak dahulu, Pesantren Tebuireng dikenal sebagai tempat dalam melahirkan para pemimpin yang sudah banyak menjadi pelopor dalam berbagai aksi dan gerakan kebaikan. Sehingga, kehadiran BST di Pesantren Tebuireng ini nantinya diharapkan juga mampu menjadi gerakan yang menginspirasi untuk bisa ditiru dan banyak memberikan manfaat baik bagi santri maupun masyarakat.
Diantara tujuan dari hadirnya BST adalah selain menciptakan lingkungan yang bersih, BST juga bisa menjadi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar karena pengumpulan dan pengelolaan sampah masih dikerjakan secara manual, yakni dengan tenaga manusia.
Meski demikian, Gus Irfan berharap BST kedepannya akan lebih banyak memberikan edukasi terhadap para santri mengenai kepedulian lingkungan dan mengajak mereka untuk turut andil dalam mempraktikkan pentingnya kebersihan lingkungan. Sebab, baginya pesantren bukan hanya tempat untuk mendidik keilmuan saja, tapi juga mendidik kepribadian, termasuk kebersihan.
Menurut Gus Irfan, selain hal tersebut bermanfaat untuk meringankan beban petugas BST, keikutsertaan santri dalam menjaga kebersihan di pesantren juga bisa bermanfaat untuk kehidupan pribadinya di masa depan. Dalam hal ini, maka melalui BST dapat menjadi teladan dalam kebersihan di lingkungan pesantren.
Penulis: Thowiroh
Editor: Ikhsan Nur Ramadhan
Baca Juga: Tips Mengelola Sampah