tebuireng.co – Bahaya mursyid gadungan perlu diperhatikan seseorang yang menuju Allah. Karena pentingnya peran mursyid, banyak yang mengaku sebagai mursyid untuk kepentingan duniawi.
Syaikh Abdul Qodir Al Jailani juga mengingatkan bahaya dari mursyid gadungan ini,
“المرشد اذا احب الدنيا فهو كلب عقور”
Di dalam kitab Masyro’ur Rowi, Syaikh Abdul Qodir Jailani berkata:
“Seorang mursyid jika mencintai dunia maka dia adalah anjing buas”.
Akhlaknya tidak mengikuti akhlaknya Rasulullah Saw dan perilakunya tidak mengikuti sunah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam maka bisa dikatakan mursyid gadungan.
Mufti Jakarta Sayyid Utsman bin Yahya, mengingatkan agar berhati-hati dengan guru mursyid gadungan walaupun secara dzahir sanad Thariqahnya bersambung kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, tapi secara batin belum tentu tersambung dengan Sirrnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
Guru Mursyid Kamil Mukammil yang munculnya sangat jarang. Karenanya ia yang menjadi seorang pemimpin pada suatu zaman tertentu.
Ketua MATAN DKI Jakarta KH Ali M Abdillah memaparkan ciri-ciri ajaran spiritual yang meresahkan (menyimpang):
1. Guru mursyid menyimpang tersebut mengaku sebagai manusia suci ada yang mengaku nabi, titisan Jibril, Al-Masih, Sulthonul Auliya’, Al-Mahdi, mengaku wali dan lain-lain. Padahal guru tersebut awam dalam ilmu agama dan syariat Islam.
2. Guru tersebut menawarkan surga dengan cara mudah dan instan bahkan menjaminnya pasti masuk surga dengan catatan selama setoran bulanan lancar sebagai bukti kesetiaan.
2. Pengikut akan mengkultuskan guru tersebut sebagai juru selamat setelah menyaksikan karamah yang ditunjukkan sang guru, padahal ini hanya trik permainan magic atau sulap.
3. Guru mursyid gadungan tersebut menanamkan sikap eksklusif (tertutup) dan mengklaim merasa paling benar sendiri sehingga para murid dilarang belajar kepada guru lain supaya modusnya aman dan tidak terbongkar.
4. Guru tersebut sering mempraktikkan berbagai penyimpangan yang bertentangan dengan syariat Islam karena faktor kebodohannya dalam ilmu syariat, namun murid mengganggap itu sebagai kekhususannya atau keistemewaanya.
5. Para pengikut didoktrin untuk menyakini kehebatan gurunya sehingga para murid terpedaya hilang akal sehatnya dan ujung-ujungnya murid menjadi objek ekonomi.
Guru mursyid secara ringkas memiliki akhlak seperti Nabi Muhammad, ucapan dan tindakan seperti nabi, karena nabi adalah pembawa pesan Allah.