tebuireng.co – Ayat Al-Qur’an yang turun di bulan Sya’ban yaitu surat Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓٮِٕكَتَهٗ يُصَلُّوۡنَ عَلَى النَّبِىِّ ؕ يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا صَلُّوۡا عَلَيۡهِ وَسَلِّمُوۡا تَسۡلِيۡمًا
Innal laaha wa malaaa’i katahuu yusalluuna ‘alan Nabiyy; yaaa aiyuhal laziina aamanuu salluu ‘alaihi wa sallimuu tasliimaa
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”
Karena ayat ini memerintahkan salawat turun (Al-Ahzab ayat 56) maka sangat dianjurkan di bulan ini banyak salawat, ada yang menyebut Sya’ban adalah syahrun nabi.
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan perkataan Ka’ab bin ‘Ajrah:
”Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun, Ka’ab bin ‘Ajrah berkata, Wahai Rasulullah, ajarkanlah kami bacaan shalawat. Lalu Rasul mengajarkan bacaan salawat seperti yang lazim dibaca ketika tasyahud akhir di setiap salat.”
Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan makna salawat dari Allah untuk Nabi Muhammad SAW adalah bentuk rahmat dan keridhoan-Nya. Perintah salawat berlaku dalam keadaan apapun, karena tidak akan ditolak oleh Allah.
Baca Juga: Amalan Bulan Sya’ban
Dalam tafsir al-Misbah, Quraish Shihab menjelaskan makna salawat berasal dari kata صلوا (shallû), dalam ayat 56 ini terambil dari kata صالة (shalâh) yang bermakna juga menyebut-nyebut yang baik serta ucapan-ucapan yang mengundang kebajikan, curahan rahmat, kemuliaan dan kesejahteraan.
Makna bersalawat dalam ayat ini ialah mengakui kerasulan dan kemuliaan Nabi Muhammad saw serta memohon kepada Allah melahirkan keutamaannya, maksudnya adalah dengan melahirkan kemuliaan di atas kemuliaan nabi-nabi yang lain.
Yang menarik menurut sebagian ulama ialah dalam redaksi ayat ini. Tidak ada satupun perintah Allah yang didahului dengan pernyataan bahwa Allah sendiri melakukan perintah itu kecuali salawat.
Allah memerintahkan kita untuk berpuasa, Allah tidak melakukannya, Allah memerintahkan kita untuk berzakat Allah pun tidak melakukannya.
Begitu pula haji dan perintah-perintah yang lain. Akan tetapi ketika Allah memerintah salawat, Allah pun melakukannya, hal ini tentunya dalam rangka Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad.
Dalam Islam banyak sekali amalan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umatnya sebagai bentuk Ibadah. Salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan adalah salawat kepada Rasulullah saw.
Karena di dalam hadis banyak dijelaskan manfaat salawat nabi dan keutamaan bagi orang yang memperbanyak salawat. Perintah salawat di Al-Qur’an dan hadis seharusnya sudah cukup bukti bahwa kedudukan salawat itu penting