ADVERTISEMENT
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
Home Keislaman Akidah

Arrazy Hasyim, Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah Asal Tanah Minang

Abdurrahman by Abdurrahman
2022-04-10
in Akidah, Keislaman, News, Tokoh
0 0
0
Arrazy Hasyim, Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah Asal Tanah Minang

Arrazy Hasyim, Ulama Aswaja Asal Minangkabau

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Belum lama saya mengenal nama ini. Namanya mulai mengemuka lewat kajian-kajian keislamannya di dunia maya seperti facebook dan youtube. Namanya adalah DR Arrazy Hasyim, MA, merupakan penceramah asli tanah Minangkabau yang mulai menghidupkan kembali pemahaman ajaran Ahlussunnah Waljamaah sebagaimana diyakini dan dipraktikkan para ulama pendahulunya.

Dalam salah satu ceramahnya, Ustadz Arrazy mengatakan bahwa nama belakangnya yaitu Hasyim adalah pemberian ayahandanya yang dinisbatkan kepada pendiri Nahdhatul Ulama (NU) Hadratussyaikh KH M Muhammad Hasyim Asy’ari asal Tebuireng Jombang. Masih juga dalam salah satu ceramahnya, di depan hadirin, Ustadz Arrazy menyatakan kepada jamaahnya bahwa ia bukan orang NU secara kelembagaan/organisasi. Tetapi ia mencintai NU.

Arrazy Hasyim dilahirkan di Kota Tangah, Payakumbuh, Sumatra Barat pada tahun 1986, dari pasangan Nur Akmal bin M. Nur dan Asni binti Sahar. Arrazy kecil menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri di Payakumbuh, lalu berpindah ke Bukittinggi untuk melanjutkan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN)/MAKN 2 Bukittinggi (2002-2004).

Pada tahun 2004-2009, ia melanjutkan studi perguruan tingginya pada jurusan Aqidah dan Filsafat di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Setahun sebelumnya ia menyelesaikan kajian hadisnya di Darussunnah. Di Darus Sunnah ia mengkhatamkan 6 kitab Hadis (Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, al-Tirmidzi, al-Nasa’i, dan Ibn Majah) yang menjadi standar keilmuan ulama Muhadditsin di bawah bimbingan Syaikh KH Dr Ali Mustofa Yaqub, MA, alumni Pondok Pesantren Tebuireng. Imam Besar Masjid Istiqlal selama 2 periode.

Pada setiap pertengahan tahun, dari 2006-2008 ia aktif belajar kepada Syaikh Prof Dr. M. Hasan Hito, Dr Badi Sayyid al-Lahham dan Taufiq al-Buti anak dari Syaikh Muhammad Said Ramadan al-Buthi, mereka semua dari Suriah. Pada tahun 2009-2011, ia menyelesaikan magister Strata 2 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah itu, pada tahun 2012-2017, menyelesaikan doktoralnya di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga. Pada tahun 2016 dan 2017, mendapatkan kesempatan untuk mengisi aktivitas dakwah dan seminar keislaman di KBRI Paris, KJRI Marseille, dan komunitas Muslim lainnya di Perancis.

Arrazy aktif sebagai dosen Pascasarjana Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Ia juga dosen ilmu Kalam dan Filsafat Islam di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari 2012 sampai 2019. Selain itu, juga aktif sebagai pengajar/pengampu kitab Aqidah AhlusSunnah dan hadits Sunan An-Nasa’i dan Ibnu Majah di Darussunnah. Pada akhir 2018, ia mendirikan Ribath al-Nouraniyah di Tangerang Selatan, takhassus Ilmu Akidah AhlusSunnah dan Tasawuf.

Sanad Keilmuan Arrazy Hasyim

Selain bimbingan Syaikh Dr Ali Mustofa Yaqub, Arrazy juga mendapatkan sanad hadis dari Syaikh al-Hadits Dr Khoja Muhammad Sharif dari Haydarabad, India. Begitu juga ia mendapatkan ijazah hadits dari Syaikh al-‘Arif Dr Muhammad ‘Abdurrabb al-Nazhari al-Syadzili dari Yaman, murid dari Syaikh Saif Bin Ahmad al-Alawi, Hasan Masysyath, Amin al-Kutbi dan al-Musnid Muhammad Yasin al-Fadani al-Makki. Ia juga menerima ijazah dan mulazamah dengan Syaikh Ahmad Marwazi al-Makki al-Batawi murid Syaikh Ibrahim Fathani dan al-Musnid Muhammad Yasin al-Fadani.

Di samping itu, ia menerima ijazah dari murid-murid al-Musnid Muhammad Yasin al-Fadani lainnya, seperti Syaikh Zakariya al-Halabi al-Makki, Syaikh Abdul Mun’im bin ‘Abdul ‘Aziz al-Ghumari, Syaikh Zakwan al-Batawi al-Makki dan lainnya. Dalam Aqidah Ahlus Sunnah, ia mengambil dari Syaikh al-Syuyukh Dr Muhammad Hasan Hito. Dalam Fiqh mazhab al-Syafi’i, ia mempelajarinya dari Syaikh Dr Taufiq bin Muhammad Sa’id al-Buti, Nahwu dari Syaikh Dr Ayman Syawwa al-Dimasyqi, Ulum al-Hadits dari Syaikh Dr Badi’ Sayyid al-Lahham.

Ia mulazamah kepada masyaikh Damaskus tersebut sebelum Syaikh Dr Muhammad Hasan Hito mendirikan STAI al-Syafi’i di Cianjur. Dalam ilmu zikir dan tasawuf, ia mendapatkan ijazah dari Syaikh Mawlana Kasril al-Khalidi, Syaikh Dr Muhammad Abdurrabb al-Nazhari al-Syadzili, Syaikh Darlis bin Hasan Basri al-Naqsyabandi al-Sammani, dan lainnya.

Mengapa Ustadz Arrazy Hasyim mencintai NU?

Menurut Ustadz Arrazy, Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah merupakan dua sayap kebangsaan yang terbukti oleh sejarah selalu konsisten mengawal NKRI. Dari dahulu hingga detik ini. Kedua sayap kebangsaan harus terus bersinergi, bekerjasama dan berkolaborasi demi menjaga negara Indonesia. Dua sayap kebangsaan ini tidak boleh patah salah satunya. Satu sayap patah, akan berakibat pada ketidakseimbangan. Ibarat burung (katakanlah burung Garuda sebagai lambang/simbol kebangsaan), ketika salah sayapnya patah, maka ia akan kesulitan terbang dengan cepat dan seimbang ke angkasa. Yang ada justru sebaliknya. Jatuh terjerembab ke tanah. Begitulah pentingnya dua sayap kebangsaan ini tetap bersatu.

Secara madzhab, Ustadz Arrazy berhaluan ahlussunnah waljamaah sebagaimana diyakini warga NU, di mana secara akidah mengikuti Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi. Dalam bidang fikih mengikuti salah satu dari empat Imam madzhab yaitu Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Hambali. Pun dalam bidang tasawuf, Ustadz Arrazy mengikuti Imam Junaid al-Baghdadi dan Imam Abu Hamid Al-Ghazali. Clear. Pemahaman Arrazy dalam aspek teologi, fikih dan tasawuf, sama dengan ulama-ulama ahlussunnah waljamaah dunia dan NU.

Bagi saya, kehadiran beliau memberikan angin segar di tanah Minangkabau. Tanah di mana Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Syaikh Yasin Al-Fadani, H. Agus Salim dan H. Abdul Karim Amrullah (Buya Hamka) lahir. Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, misalnya, merupakan penganut Ahlussunnah waljamaah yang juga mengikuti Imam al-Asy’ari, bermadzhab Syafi’i dan penganut tasawwuf (sufi). Demikian juga dengan ulama mutiara Padang yang pernah menjadi kiblat ilmu di Makkah: Syaikh Yasin Al-Fadani juga bermadzhab Syafi’i dan berakidah Imam Al-Asyari. H. Agus Salim dan Buya Hamka pun demikian.

Jujur, selama ini saya membaca bahwa tanah Minang identik dengan ajaran Wahabiyah. Pemahaman keagamaan masyarakat Minang yang kaku, ketat, sangat tekstualis, anti tasawuf, anti madzhab, mencela akidah Imam al-Asy’ari, suka membid’ah (sesat), anti ziarah kubur dan banyak hal lainnya ini setidaknya saya “baca” salah satunya dari kelompok yang menamakan diri mereka “Minang Bertauhid”. Kelompok “Minang Bertauhid” ini sangat agresif-massif menjual ajaran Wahabiyah mereka di media sosial. Ketika dicermati dan telusuri isi kajian-kajian mereka, fakta-fakta di ataslah yang akan kita temui.

Padahal, para pendahulu mereka, empat tokoh/ulama yang saya sebutkan di atas bermadzhab Syafi’i (dalam fikih) dan berakidah Imam Al-Asy’ari (Asy’ariyah) serta bertasawuf. Rupanya, persepsi saya tentang masyarakat Minang itu keliru. Ustadz Arrazy adalah pembuktian tanah Minang tak seperti yang saya bayangkan selama ini. Bahwa kelompok “Minang Bertauhid” yang saya lihat selama ini sama sekali tidak merepresentasikan akidah para ulama dan masyarakat Minangkabau.

Menurut Ustadz Arrazy, setelah ia sowan ke banyak ulama di tanah Minang, masih ada banyak sekali ulama-ulama yang berhaluan Ahlussunnah Waljamaah sebagaimana dipahami para ulama pendahulu mereka, termasuk empat ulama yang saya sebutkan di atas. Para ulama yang berakidah Ahlussunnah Al-Asy’ariyah/Al-Maturidiyah, bermadzhab Syafi’i dan merupakan pengamal ajaran tasawuf (juga tarekat) yang di haramkan oleh kelompok “Minang Bertauhid”.

Dalam kajian-kajiannya, Ustadz Arrazy Hasyim selalu menyampaikan ajaran Ahlussunnah Waljamaah sebagaimana dipahami mayoritas ulama Ahlussunnah Waljamaah dan dipraktekkan masyarakat sunni dunia (berakidah Asy’ariyah/Al-Maturidiyah, fikih Syafi’iyah dan ajaran tasawuf). Belakangan ini Ustadz Arrazy Hasyim mulai mendapatkan penentangan, hujatan hingga fitnah dari kelompok yang menamakan diri “Minang Bertauhid” ini. Sama seperti yang dialami oleh Ustadz Abdus Shomad dan Ustad Adi Hidayat, Ustadz Arrazy Hasyim juga mendapatkan celaan sebagai orang yang -kata mereka- menyalahi sunnah Nabi Saw. Apa yang disampaikan Ustadz Arrazy melenceng dari manhaj salaf.

Poinnya, ajaran Islam yang diajarkan Ustadz Arrazy adalah ajaran yang dholalah (sesat) karena tidak seperti dipahami oleh kelompok “Minang Bertauhid” di mana pemahaman mereka hanya merujuk kepada ustadz-ustadz Rodja. Senang membid’ah-sesatkan amaliyah-amaliyah mayoritas muslim Ahlussunnah Waljamaah dunia yang berakidah Al-Asy’ariyah/Al-Maturidiyah, berfikih Syafi’iyah dan bertasawuf/bertarekat. Sebuah vonis yang mengerikan (sesat) karena dialamatkan kepada sesama ahlul qiblah.

Padahal konsekuensi dari vonis ini sangat berat sebagaimana yang disampaikan banyak para ulama Ahlussunnah Waljamaah, salah satunya Hujjatul Islam: Imam Abu Hamid Al-Ghazali yang mengatakan bahwa “jika tuduhan kafir itu keliru/salah (di hadapan Allah), maka vonis sesat/kafir itu berbalik ke arah si penuduh”. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Tulisan singkat ini saya dedikasikan kepada Ustadz Arrazy Hasyim sebagai bentuk dukungan saya kepada beliau agar terus istiqomah menyampaikan ajaran Islam Ahlussunnah Waljamaah sebagaimana dipahami para ulama pendahulu tanah Minang seperti Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dan Syaikh Yasin Al-Fadani serta Buya Hamka di tanah Minangkabau.

Muhammad Aminullah dan beberapa sumber lainnya.

Tags: arrazy hasyimaswajaminangkabauwahabi
Previous Post

Pondok Pesantren Titik Terang Pendidikan Indonesia

Next Post

Kitab Kuning di Era Digital

Abdurrahman

Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng dan aktif di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri

Next Post
Kitab Kuning di Era Digital

Kitab Kuning di Era Digital

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Perjalanan Rumah Tangga Buya Arrazy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadis Palsu di Kitab Durratun Nasihin, Adakah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Arrazy Hasyim, Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah Asal Tanah Minang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KH Abdullah Kafabihi dan Kisah Romatis Muktamar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • "Tabayun itu menjadi penting untuk menghindarkan orang lain mengadu domba kita satu sama lain,"dawuh dari Nyai Hj. Lily Chodijah Wahid.

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #quotesulama #nahdatululama #dawuh #mutiarahikmah
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya RKH Fakhrillah Aschal bin Abdullah Schal (Pengasuh PP Syaichona Cholil Bangkalan & Rais PCNU Bangkalan).

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #nahdlatululama #nahdliyin
  • Motivator dari Pesantren Lirboyo Ning Sheila Hasina Zamzami mengatakan penghafal Al-Qur’an harus menjaga adabnya. Nasihat Ning Sheila untuk penghafal Al-Qur’an ini disampaikannya saat kunjungan di Yayasan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Mathla’ul Huda cabang Tarbiyatussibyan, Jumat (25/3/2022).

“Santri penghafal Al-Qur’an harus bisa menjaga adab dan istikamah,” jelasnya.

Menurutnya, santri yang sedang fokus Al-Qur’an harus bisa mengatur dan membagi waktu dalam bidang ini. Sehingga dibutuhkan daya juang yang kuat dan pantang menyerah dalam menghafal.

“Santri harus sering sering muroja’ah 2-3 juz tiap hari. Harus punya target dalam murojaah dan jangan meninggalkan salat malam,” imbuh Ning Sheila.

Selengkapnya baca di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #santri #quotesulama #santrilirboyo #lirboyo #ningsheila #penghafalquran #pecintaquran #alquran
  • "Dosa-dosamu boleh jadi sebesar kapal, tapi jangan lupa bahwa rahmat Allah lebih besar daripada lautan," dawuh dari Gus Miftah.

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #quotesulama #kiai #dawuh #dawuhkyai #mutiarahikmah #gusmiftah
  • Pesantren Tebuireng berduka, cucu Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari yang bernama Hj. Lily Chodijah Wahid binti KH A Wahid Hasyim wafat.

Kabar duka ini disampaikan secara terbuka oleh keponakannya Gus Ipang Wahid bin KH Salahuddin Wahid.

“Nyai Hj. Lily Chodijah Wahid binti KH A Wahid Hasyim wafat pada hari Senin, 9 Mei 2022 pukul 16:28 WIB di RSCM Jakarta,” katanya seperti rilis yang diterima tebuireng.co, Senin (9/5/2022).

Di usia senjanya, Hj. Lily Wahid jadi rujukan keluarga besar KH Wahid Hasyim karena dituakan. Terutama setelah KH Abdurrahman Wahid dan KH Salahuddin Wahid wafat.

Tonton video lengkapnya di YouTube Channel Tebuireng Initiatives.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantrentebuireng #santri #gusdur #gussholah #ipangwahid
  • Foto pemakaman Nyai Hj. Lily Chodijah Wahid di Makam Keluarga dan Masyayikh Tebuireng. 

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #pesantrentebuireng #santri #gusdur #makamgusdur #ramadhan
  • Foto suasana makam Keluarga dan Masyayikh Tebuireng sebelum pemakaman jenazah Nyai Hj. Lily Chodijah Wahid.

Berdasarkan informasi dari Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz, perkiraan jenazah tiba pukul 13.30 - 15.00 WIB.

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #pesantrentebuireng #santri #gusdur #makamgusdur #ramadhan
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya Nyai Hj. Lily Wahid (Cucu Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy
  • Menurut Zastrouw Al-Ngatawi, tradisi ketupat atau kupatan merupakan bentuk sublimasi (perubahan ke arah satu tingkat lebih tinggi) dari ajaran Islam dalam tradisi masyarakat Nusantara. Hampir tak ada bukti tertulis yang bisa dijadikan rujukan mengenai tradisi kupatan. 

Semua referensi hanya berdasar cerita tutur (folklor) yang berkembang di masyarakat di era Wali Songo yang kemudian ditulis. Adapun momentum setelah melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal atau Syawalan dikenal dengan lebaran ketupat atau tradisi kupatan. 

Happy Ketupat, pangapunten sedoyo lepat.

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #idulfitri #idulfitri2022 #ketupat #kupatan #ketupatlebaran
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist