Perkembangan Artificial Intelligence (AI) saat ini mungkin terasa sangat canggih. Namun, mungkinkah AI berpotensi untuk mengungguli kecerdasan manusia?
Kecerdasan artifisial atau AI mulai berkembang di abad ke-20. Pada masa awalnya, AI digunakan untuk meniru kecerdasan manusia guna mempermudah penghitungan matematis. Maka, terciptalah Turing Machine.
Dari awal berkembangnya AI hingga era saat ini, tentunya banyak sekali macam-macam model pengembangannya. Bahkan, ada data yang menyebutkan bahwa saat ini beberapa profesi akan berpotensi tergeser oleh AI.
Apakah AI Berpotensi untuk Mengungguli Kecerdasan Manusia?
Dalam buku Brief Answers to the Big Questions karya Stephen Hawking, disebutkan bahwa AI sangat berpotensi untuk mengungguli kecerdasan manusia. Pada salah satu bab di buku tersebut Stephen Hawking menjelaskan secara rinci mengenai adanya potensi AI untuk mengungguli kecerdasan manusia.
Stephen Hawking menjelaskan bahwa memang segala sesuatu yang ditawarkan oleh peradaban adalah produk kecerdasan manusia. Hal ini yang menjadikan dasar bahwa AI juga berpotensi untuk mengungguli kecerdasan manusia.
Salah satu yang menjadi potensi tersebut adalah apabila komputer yang mengikuti Moore’s Law, yakni akan meningkatkan kecepatan dan kapasitas memori dalam kurun 18 bulan.
Apabila berdasar dari hukum Moore tadi, Stephen Hawking menyimpulkan bahwa sekitar 100 tahun mendatang komputer cenderung dapat mengungguli manusia dalam hal kecerdasannya dalam titik tertentu.
Melihat apabila diterapkannya potensi ini, maka secara rekursif AI akan berpotensi untuk memperbaiki dirinya sendiri tanpa adanya bantuan manusia sekalipun.
Stephen Hawking juga menjelaskan bahwa potensi ini bukanlah suatu hal yang mustahil. Dalam beberapa dekade terakhir, AI telah diimplentasikan pada sistem komputer tertentu. Beberapa diantaranya adalah mengenai gagasan statistik hingga membuat suatu keputusan yang baik.
Apakah Hadirnya AI dapat Membawa ke Era Kemunduran Peradaban?
Dalam pengembangannya, AI dapat dikembangkan dan diatur manusia untuk menghindari risiko tersebut. Sehingga, pada akhirnya perkembangan AI pun masih bergantung pada manusia.
AI berpotensi untuk membawa kemajuan di setiap hal. Dalam pengembangannya, sejauh ini AI tidak sepenuhnya membawa kita ke era kemunduran peradaban.
Dari sumber buku yang sama, pada Januari 2015, Stephen Hawking bersama Bill Gates, Steve Wozniak, dan Elon Musk menandatangani surat terbuka mengenai AI. Mereka sadar akan risiko perkembangan AI apabila tidak hati-hati dalam pengembangannya akan memiliki efek buruk pada umat manusia.
Beberapa langkah telah disusun untuk mencegah potensi efek buruk dari AI pada umat manusia. Tak hanya di situ, umat manusia juga dapat memetik manfaat dari potensi AI yang ditawarkan kepada kita.
Salah satu tujuan dari penandatanganan surat terbuka tersebut adalah agar AI dapat dikembangkan dengan memperhatikan keamanan dalam pemakaian AI. Bukan bermaksud untuk menakut-nakuti.
AI sebenarnya bisa berpotensi untuk mengungguli kecerdasan manusia. Namun, para peneliti dan pengembang sudah teredukasi mengenai risiko ancamannya apabila hal ini benar-benar terjadi.
Bagaimana pun, dalam pengembangannya AI masih tetap membutuhkan kecerdasan manusia untuk menjadi lebih canggih.
Oleh: Ikhsan Nur Ramadhan, mahasiswa TI Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng.