Rabu, (29/05/2024) setidaknya sudah ada 39.096 warga Gaza tewas akibat invansi dari Zionis Israel. Sebanyak 15.000 dari mereka adalah anak-anak. 10.000 orang masih dinyatakan hilang dan 81.136 warga terluka. Ini data terbaru yang dilansir dari Al-Jazeera.
Kebiadaban terbaru dari Zionis Israel adalah pemborbardiran tenda-tenda pengungsian warga Palestina di Rafah. Dilansir dari Detik, setidaknya 50 warga Palestina menjadi korban yang mayoritas adalah anak-anak. Rafah sendiri ditempati 1,4 juta pengungsi. Rafah merupakan daerah paling selatan Palestina dan menjadi tempat terakhir bagi warga Palestina untuk berlindung dari gempuran serangan dari Zionis Israel. Biadab!, titik perlindungan terakhir dari warga Palestina tersebut tetap saja dibumi-hanguskan melalui serangan udara oleh Israel di hari Minggu, (26/05/2024) kemarin.
Kobar api di Rafah ini adalah bukti kekejaman Zionis Israel. Perseteruan Israel-Palestina sekarang tidak dapat disebut sebagai perang kembali, tapi merupakan bentuk Genosida yang nyata, dengan Israel sebagai dalang utama pembantaian besar-besaran tersebut. Tidak ada kata respek lagi untuk Israel!. Sejak hangusnya tanah Rafah, dikatakan bahwa masyarakat dunia mulai membuka mata dan mengutuk Zionis Israel.
Dilansir dari CNBC Indonesia, para diplomat, pejabat PBB, dan lembaga kemanusiaan internasional mendesak untuk mengakhiri kekejaman Israel di bumi Palestina. Presiden China, Xi Jinping serukan diadakannya “Konferensi Perdamaian Internasional”. Aljazair sedang menyusun teks resolusi yang akan dibawakan ke meja besar PBB untuk menyelesaikan serangan Israel. Demo besar-besaran terjadi di depan Kedutaan Besar Israel di Meksiko menuntut tanggung jawab dari Israel. Arab Saudi buka suara, hingga Prancis akan akui Palestina merdeka. Bahkan sebelumnya, sebanyak 143 negara mendukung penuh Palestina menjadi anggota resmi PBB. Tak tahu malu!, sampai saat ini hanya Amerika Serikat yang masih diam dengan kebrutalan Zionis Israel tersebut.
Seruan All Eyes on Rafah
Setelah tangisan warga Palestina di kamp-kamp pengungsian di Rafah kemarin terdengar oleh khalayak umum di dunia maya, masyarakat internasional melalui media sosial masing-masing ramai-ramai mengecam Zionis Israel. Tertanggal 29/05/2024, melalui seruan ‘All Eyes on Rafah’ setidaknya sudah ada 30 juta orang membagikan seruan keresahan tersebut. Sebuah misi kemanusiaan ini dibagikan agar seluruh masyarakat dunia membuka mata dan memusatkan perhatiannya atas kesengsaraan warga Palestina sebab pembantaian yang dilakukan Zionis Israel.
Dilansir dari Forbes, ‘All Eyes on Rafah’ berawal dari pernyataan Rick Peeperkorn, Direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di World Health Organization (WHO) pada Februari kemarin. Rick mengatakan ‘All Eyes on Rafah’ beberapa hari setelah Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memerintahkan rencana evakuasi untuk kota tersebut. Pada saat itu, Netanyahu berdalih serangan yang akan dikirimkan ke Rafah adalah untuk melenyapkan benteng terakhir kelompok militan Hamas.
Setelah seruan dari Rick, organisasi kemanusiaan lainnya, seperti Save the Children, American for Justice in Palestine Action, Oxfarm, Jewish Voice for Peace, da yang lainya ramai-ramai mengulangi seruan tersebut. Kini, seruan ‘All Eyes On Rafah’ telah digunakan di aksi-aksi demo yang terjadi di Paris, London, New York, Los Angeles, dan kota-kota besar lainnya.
Jagat media sosial juga ramai dipenuhi seruan ‘All Eyes on Rafah’. Sebanyak 127.000 postingan dengan tagar #AllEyesOnRafah di Instagram, 211.000 di TikTok, dan menjadi trending topik teratas di platform X dengan 1,27 juta posts, serta di paltform media sosial lainnya juga ramai dengan seruan kemanusiaan tersebut. La’anallahu ‘ala Zionis Israel Aminnn.
Oleh: Syifa’ Q.
Editor: Zainuddin Sugendal
Baca juga: Baca Qunut Nazilah, Kepedulian Tebuireng Terhadap Palestina