tebuireng.co – Alasan Gus Dur suka silaturrahim baik di dalam negeri maupun di luar negeri diungkapkan oleh putrinya Yenny Wahid. Hal ini pula diwariskan ke anak-anaknya. Di dalam negeri, Gus Dur sering mengunjungi pesantren, tokoh bangsa, tempat ibadah agama lain hingga berkunjung ke Papua.
“Bekal dari Gus Dur kepada anak-anaknya yaitu sering jalan-jalan, terutama ke luar negeri. Gus Dur dulu jalan-jalan pakai otak. Selalu ada jalan untuk melihat dunia,” jelasnya saat kunjungan ke Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Sabtu (25/6/2022).
Menurutnya, ketika seseorang jalan-jalan maka akan melihat dunia dan dampaknya wawasan terbuka. Hal ini pula alasan Gus Dur suka silaturrahim ke berbagai negara. Yang bagus diambil, yang jelek ditinggalkan. Seperti Uni Emirat Arab (UEA) ada mentri toleransi, ia pamannya raja.
Di UEA ada masjid yang awalnya bernama Sheikh Mohamed bin Zayed Mosque berganti nama menjadi ‘Mariam, Umm Eisa’ atau Maryam Ibu Isa.
“Programnya luar biasa yaitu mengundang tokoh dunia untuk bicara. Negara sekelas UEA saja ada mentri toleransi. Di sana ada masjid yang bernama Maryam Ibu Isa,” ungkapnya.
Bagi Yenny, silaturrahim ke berbagai negara tidak selalu tentang uang sehingga tidak bisa berangkat. Ada banyak jalur yang bisa mengantarkan ke sana.
“Gus Dur dulu ketika ingin ke Belanda nekat jadi buruh. Ke Mesir lewat jalur beasiswa. Ada banyak cara,” bebernya.
[bctt tweet=”Alasan Gus Dur suka Silaturrahim” username=””]
Menurutnya, bekal selanjutnya yang diwariskan Gus Dur selain jalan-jalan yaitu sikap jujur. Sejak lama Gus Dur selalu mendidik anak-anaknya untuk bersikap selalu jujur. Baginya ada dua hal yang kalau sudah hilang tidak akan kembali.
Pertama kesehatan yang sudah sakit parah. Susah kembali prima. Makanya harus dijaga. Kedua yaitu kepercayaan. Jika kepercayaan hilang, maka sulit kembali ke semula.
“Selalu jujur. Karena jujur adalah investasi diri kita pada diri sendiri. Kun daiman shodiqon,” ujarnya
Yenny menambahkan, bekal ketiga dari Gus Dur untuk anak-anaknya yaitu perlakukan orang lain dengan baik, jangan mencederai hati orang lain.
Terkadang banyak orang yang lupa, komentar-komentar di media sosial dengan cara kurang baik. Lupa dengan akhlak. Padahal jejak digital tidak hilang, kalau sudah pernah komentar negatif maka akan tetap. Betapa malunya ketika dilihat calon mertua.
“Kita diajari memperlakukan orang lain dengan baik, apalagi yang senior. Kita harus berinvestasi dengan cara menanam kebaikan di sekeliling kita. Kita akan panen kebaikan kita,” kata alumnus Sekolah Pemerintahan John F Kennedy ini.
Bekal nilai selanjutnya yang diwariskan Gus Dur kata Yenny yaitu hidup tidak berorientasi pada diri sendiri melainkan pada kepentingan orang banyak. Jangan mikiri diri sendiri
“Anak milenial sekarang agak berbeda. Karena mereka suka menolong lain. Lebih banyak sedekah ketika ada yang mengumpulkan dana. Ketika ada yang kena musibah langsung membuat gerakan membantu,” tandas Yenny.