tebuireng.co– Kegagalan menguasai teknologi menyebabkan masalah besar bagi sebuah negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Ainun Najib, pakar teknologi .
Tokoh muda Nahdlatul Ulama ini mengatakan jika Gus Sholah berpandangan bahwa santri atau kalangan nahdliyyin harus bisa menguasai sains dan teknologi.
Oleh karenanya, Gus Sholah mendirikan SMA Trensains (Pesantren Sains). Santri harus belajar di jalur umum juga, seperti kuliah di ITB, di Universitas Indonesia, di Universitas Gajah Mada. Bahkan kalau bisa belajar di kampus terbaik di seluruh dunia tingkat universitas atau institut sains dan teknologi terbaik.
Hal ini disampaikannya pada haul ke-2 KH Salahuddin Wahid yang diselenggarakan oleh Pesantren Tebuireng dengan tema “Belajar Integritas dan Kejujuran dari Gus Sholah”, Kamis (03/02/2022).

“Ilmu dan karakter agama adalah akar dan bekal yang mutlak wajib dimiliki. Penting dalam melihat ke depan dengan memiliki visi yang lebih besar untuk umat, bangsa dan negara. Itu bisa dicapai dengan penguasaan bukan hanya mampu tapi betul-betul menguasai dan unggul di bidang sains dan teknologi,” katanya.
Pria asal Gresik ini menambahkan bahwa kegagalan menguasai dan unggul di bidang teknologi bisa menyebabkan banyak masalah di kemudian hari.
Dalam acara ini, Ainun Najib sebagai salah satu tokoh yang memberikan testimoni tentang Gus Sholah. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh muda NU yang juga praktisi teknologi informasi asal Gresik, Jawa Timur.
Menurutnya Amerika Serikat gagalnya menguasai struktur sosial yang dikacau balaukan oleh sosial media dengan hoax, sehingga terjadinya polarisasi yang sangat besar. Beberapa tahun terakhir dampaknya juga sangat signifikan dengan kestabilan sosial di negeri Paman Sam tersebut.
Saat ini, Indonesia juga mengalami hal yang sama dengan Amerika. Umumnya orang mungkin hanya melihat ini sebagai perubahan sosial, akan tetapi sejatinya adalah problem teknologi. Parahnya, ini baru awal karena dalam beberapa dekade ke depan akan lebih mengerikan dan lebih cepat lagi perubahan teknologi yang mau tidak mau semua manusia terutama kalangan muda nahdliyin mesti siap. “Karena kita belum menguasai teknologi, hanya sekedar mampu menyikapi hadirnya teknologi informasi dan sosial media,” tutupnya.
Jurnalis: Rizky Amaliah