Dalam perkembangannya, Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memang bagaikan pisau bermata dua. AI juga muncul sebagai peluang dan tantangan dalam pekerjaan manusia.
Apabila dilihat dalam perkembangannya, AI adalah alat pendukung untuk mempermudah menyelesaikan pekerjaan manusia. Dilansir dari laman Republika.co.id, bahwa AI pertama di dunia, yakni mesin Turing diciptakan untuk membantu memecahkan masalah yang dapat dihitung secara matematis.
Mesin Turing diciptakan oleh Alan Turing pada tahun 1936. Mesin ini merupakan dasar dari teori komputasi modern dan memungkinkan kita untuk memahami batasan dan kemampuan dari komputasi.
Apakah Hadirnya AI dapat Menggeser Pekerjaan Manusia?
Dilansir dari laman Kompas.com, berdasarkan data dari “Future of Jobs Report 2023” yang dipublikasikan oleh World Economic Forum (WEF), AI diestimasikan mampu menyelesaikan 43 persen pekerjaan yang ada dunia pada 2027. Sementara porsi manusia sekitar 57 persen.
Selain itu, WEF juga memprediksi bahwa adanya pekerjaan yang akan berkurang karena hadirnya AI. Beberapa diantaranya adalah teller bank, petugas kasir, hingga akuntan.
AI memang diciptakan untuk membantu manusia dalam meyelesaikan pekerjaannya. Sama halnya manusia, dalam AI yang bertipe Limited Memory membutuhkkan pengalaman untuk belajar dan berkembang.
Secara tipenya, dilansir dari laman Dicoding.com, Limited Memory merupakan tipe yang mampu meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dengan menggunakan data/pengetahuan dari kejadian yang telah dipelajari sebelumnya.
Baca Juga: Mengenal Arti, Cara Kerja, dan Jenis AI
Namun, AI tidak sepenuhnya dapat menggantikan peran manusia dalam menyelesaikan pekerjaanya. AI masih tetap butuh manusia sebagai operator atau penggeraknya, bahkan untuk perkembangannya.
Peluang dan Tantangan AI dalam Pekerjaan Manusia
AI berpeluang besar untuk mempermudah menyelesaikan pekerjaan manusia. Sehingga, dirasa kurang tepat apabila AI dapat menggeser pekerjaan manusia secara menyeluruh.
Dilansir dari laman Narasi.tv, AI juga berpeluang untuk menggeser pekerjaan desainer grafis hingga pekerjaan di bidang media. Namun, ini merupakan tantangan tersendiri bagi pekerja tersebut.
Para pekerja di era derasnya perkembangan teknologi, terutama AI dituntut untuk ‘melek teknologi’. Jadi, para pekerja harus memahami sistem kerja dan cara penggunaannya, terutama dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Salah satu contoh sederhananya, AI tidak bisa menggantikan pekerjaan di bidang media online secara menyeluruh. Bidang pekerjaan ini masih tetap perlu membutuhkan tim redaksi. Meski dalam pekerjaannya mereka menggunakan AI.
Perkembangan AI memiliki peluang dan tantangan tersendiri bagi para pekerja. Sehingga, manusia harus tertuntut untuk mengikuti arus perkembangan teknologi karena dalam fungsinya AI memang diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Oleh: Ikhsan Nur Ramadhan, mahasiswa TI Universitas Hasyim Asy’ari.